Terbit: 21 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Belakangan ini masyarakat, khususnya yang tinggal di ibukota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang dihebohkan dengan pesan berantai di aplikasi percakapan ponsel pintar yang menyebutkan bahwa di beberapa wilayah di kota tersebut sedang terjadi wabah difteri. Bahkan, salah satu area bernama Jalan Dong Biru, Genuksari disebut-sebut menjadi zona merah yang sebaiknya tidak dilewati oleh ibu hamil atau anak kecil demi mencegah difteri semakin menyebar luas.

Wabah Difteri Muncul di Kota Semarang?

Walikota Semarang Hendrar Prihadi tidak tinggal diam dengan berita ini. Ia pun langsung mencari informasi tentang kabar wabah difteri dan kemudian mengungkap faktanya. Hendrar kemudian menyebut berita tentang wabah difteri di Kota Semarang sebagai hoaks atau tidak benar adanya.

Menurut keterangan Hendrar pada Jumat, 20 Juli 2018, memang benar ada anak-anak yang terkena difteri di wilayah Genuksari, namun anak-anak ini sudah mendapatkan penanganan medis oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang sehingga tidak menimbulkan wabah apalagi memicu zona merah.

Hendrar juga menyebutkan bahwa di wilayah Genuksari terdapat 7 orang anak yang terkena difteri. Dua anak sudah meninggal dan sisanya masih dirawat di rumah sakit. Seluruh anak yang terkena difteri ini adalah yang tidak mendapatkan imunisasi sejak lahir.

“Semua anak yang terkena difteri ini tidak pernah diimunisasi sejak bayi karena orang tuanya menolak. Hal inilah yang kami sesalkan,” ucap Hendrar.

Hendrar pun menyebut orang tua dari anak-anak yang sudah diimunisasi sebaiknya tidak khawatir akan terkena penyakit ini karena sudah mendapatkan perlindungan yang cukup. Ia juga memberikan pesan kepada semua orang tua untuk segera memvaksinasi anaknya jika belum mendapatkannya.

Sebagai antisipasi, pada Jumat kemarin, pemerintah Kota Semarang langsung melakukan pemeriksaan keseahatan dan imunisasi di wilayah Genuksari.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi