Terbit: 24 February 2017 | Diperbarui: 7 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Tiga pekan lalu, Devin Suau yang masih berusia enam tahun ini tiba-tiba saja terjatuh dan mengalami gegar otak. Tatkala diperiksakan kondisinya ke dokter, orang tuanya justru mendapati fakta mengejutkan dimana Devin ternyata mengidap tumor langka bernama Diffuse Intrinsic Pontine Giloma (DIPG). Yang menjadi masalah adalah, tumor otak yang sangat langka ini belum ada obatnya dan tidak mungkin untuk dioperasi. Orang tuanya pun kini pasrah tatkala dokter menyebutkan jika usia sang bocah hanya tinggal dua tahun lagi.

Terkena Tumor Langka, Bocah Ini Diperkirakan Hanya Bisa Hidup Hingga Dua Tahun Lagi

Photo Credit: Facebook and GoFundMe/ Amy Suau Biggin

James Suau, ayah dari bocah malang ini berkata bahwa hati mereka hancur tatkala mendapatkan vonis ini. Tiga minggu lalu, keluarga mereka masih berada dalam kondisi yang normal dan baik-baik saja, sayangnya, tumor dalam otaknya ternyata berkembang dengan cepat dan membuat mereka khawatir akan kondisi sang buah hati.

Sejauh ini, Devin menjalani radioterapi dengan tujuan bisa membuat tubuhnya nyaman meskipun memang tidak akan menyembuhkan penyakit ini. Keluarganya pun akhirnya mulai membuat kampanye #WhyNotDevin di media sosial. Melalui kampanye ini, banyak orang termasuk selebritis Kim Kardashian yang menyampaikan dukungan pada Devin. Beberapa orang bahkan bercerita tentang kisah anggota keluarganya yang mampu bertahan hidup meskipun menderita tumor otak. Tak hanya memberikan dukungan moril, kampanye ini juga sudah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 2,3 miliar, tinggal Rp 1 miliar lagi dari target yang diharapkan.

Tumor DIPG sendiri adalah tumor yang sangat langka dan memiliki sifat yang sangat agresif. Seringkali muncul di bagian dasar otak dan atas dari tuang belakang, tumor ini sendiri kerap menyerang anak-anak dengan usia lima hingga sembilan tahun. Seiring dengan perkembangan tumor, penderitanya akan kehilangan berbagai fungsi tubuh secara berangsur-angsur layaknya penglihatan, kemampuan menelan, keseimbangan tubuh, hingga kemudian kemampuan bernafas dan denyut jantung sehingga akhirnya meninggal dunia.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi