Terbit: 23 July 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kebanyakan anak-anak akan senang untuk bersentuhan dengan orang tuanya. Tak hanya dipeluk, mereka juga meminta untuk digendong atau dibopong. Hanya saja, gadis berusia 11 tahun benama Sabrina Smith dari Connecticut, Amerika Serikat ini justru tidak mau disentuh oleh orang tuanya. Apa penyebabnya?

Gadis Kecil Ini Tak Lagi Mau Disentuh Orang Tuanya

Dilansir dari Daily Mail, semua berawal pada Desember 2013 lalu. Entah bagaimana ceritanya Sabrina mulai mengalami pikiran yang buruk dan tidak sehat. Ia juga melakukan hal-hal aneh seperti menggosok-gosokkan tangan ke dinding dan lantai rumahnya hingga berkali-kali. Orang tuanya pun semakin kebingungan karena Sabrina tak lagi mau disentuh oleh mereka.

“Sabrina menganggap aku dan suamiku telah terkontaminasi sehingga tidak boleh menyentuhnya. Entah apa maksud dari hal ini,” ucap Anita, ibu Sabrina.

Sabrina kemudian dibawa orang tuanya ke dokter untuk mengetahui apa yang salah pada fisik dan mentalnya. Hasilnya sangat mengejutkan, Sabrina memang mengalami gangguan psikologis, namun hal ini dipicu oleh infeksi bakteri. Gadis kecil ini kemudian didiagnosis terkena Pediatrics Autoimmune Neuropsychiatric Disorder Associated with Streptococcal Infection atau PANDAS.

Penyebab dari gangguan mental ini adalah infeksi streptokokus. Gejala dari masalah kesehatan ini biasanya diawali dengan radang tenggorokan parah, demam, dan mulai munculnya gangguan obsesif kompulsif atau OCD.

Bakteri streptokokkus mampu menyerupai molekul yang ada di dalam tubuh sehingga membuat sistem antibodi tidak bisa benar-benar menyerangnya, dan justru menyerang anggota tubuh yang masih baik, termasuk dalam otak. Sayangnya, bagian otak bernama ganglia basalis di dalam lobus frontal otak yang mempengaruhi perilaku dan kontrol motorik bisa terpengaruh sehingga akhirnya memicu gangguan jiwa ini.

Sabrina kemudian diberi antibiotik selama 10 hari demi mengatasi gangguan jiwa yang dipicu oleh infeksi bakteri ini. Selama 4 tahun terakhir, ia juga mengonsumsi obat-obatan lainnya sehingga kondisinya pun semakin membaik meskipun beberapa kali mengalami gejala OCD.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi