Terbit: 8 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Denise Tedder bukanlah wanita pada umumnya yang bisa mendapatkan kehamilan dengan mudah. Pada Agustus 2009 lalu, Ia bahkan harus mengalami keguguran saat usia kehamilannya baru berusia 5 minggu. Hal ini ternyata disebabkan oleh jenis darahnya yang berupa Rh-Negatif dengan antibodi. Sementara itu, bayi yang dikandungnya akan memiliki darah berjenis positif seperti milik ayahnya.

Kasihan, Bayi Ini Terkena Stroke Saat di Dalam Kandungan

Dilansir dari Fox News, karena memiliki jenis darah yang berbeda, maka antibodi dalam tubuh wanita berusia 31 tahun ini akan menganggap bayi di dalam kandungannya sebagai benda asing dan sebisa mungkin akan memutus suplai darah menuju bayi demi melindungi tubuhnya.

Wanita dari Hartsville, South Carolina, Amerika Serikat ini kemudian mencari cara agar bisa mendapatkan kehamilan tanpa harus mengorbankan buah hatinya. Ia pun menemui seorang pakar kandungan di Charlotte.

Denise kemudian mendapatkan prosedur bernama plasmapheresis. Prosedur ini dilakukan dengan cara menghilangkan plasma dari sel darah dan menggunakan terapi immunoglobulin untuk memperkenalkan antibodi demi mencegah datangnya infeksi. Sang bayi di dalam kandungannya pun mendapatkan transfusi darah dari tali pusar milik Denise.

Sang bayi mendapatkan tujuh kali transfusi darah sebelum dilahirkan melalui operasi Caesar. Saat dilahirkan, sang bayi memiliki berat 2,3 kg. Setelahnya, bayi bernama Cannon ini dirawat secara intensif di Novant Health’s Neonatal Intensive Care selama 2 minggu.

Namun, enam bulan kemudian, Denise dan suaminya, Dustin, mendapatkan kabar buruk. Saat mendatangi ahli saraf, dokter justru menyebutkan bahwa buah hatinya sepertinya pernah mengalami stroke. Denise pun kebingungan karena sejak lahir buah hatinya baik-baik saja. Namun, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan fakta bahwa otak kiri sang bayi yang kini sudah berusia 2 tahun ini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Menurut sang dokter, stroke yang menyerang Cannon sangatlah parah karena mampu membunuh orang dewasa. Namun, Cannon secara luar biasa masih bisa hidup. Sayangnya, Ia kini mengalami cerebral palsy ringan dan harus melakukan terapi fisik dan bicara dua kali dalam seminggu demi memperbaiki kondisi tubuhnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi