Terbit: 15 February 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Seorang wanita transgender berusia 30 tahun yang tidak disebutkan namanya berhasil menyusui buah hatinya secara eksklusif selama 6 minggu. Yang lebih luar biasa adalah, wanita transgender ini sama sekali tidak menjalani prosedur pembesaran payudara ataupun vaginoplasty. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Pertama Kali di Dunia, Wanita Transgender Bisa Menyusui

Dr. Tamar Reisman dan perawat bernama Zil Goldstein membantu wanita transgender ini agar tetap bisa menyusui bayinya, sesuatu yang biasanya sangat tidak mungkin dilakukan oleh seseorang yang berganti kelamin. Kedua pakar kesehatan ini memberikan obat yang dikembangkan secara khusus yang bisa meningkatkan kadar hormon tertentu yang bisa merangsang produksi ASI dalam tubuh. Apa yang kedua pakar kesehatan lakukan ini pun kemudian dipublikasikan dalam jurnal berjudul Transgender Health.

Semua berawal dari seorang wanita transgender yang meminta bantuan karena pasangannya yang sedang hamil tidak mau memberikan ASI eksklusif bagi buah hatinya. Ia pun berkonsultasi pada dokter yang ada di Center for Transgender Medicine and Surgery yang ada di Mt. Sinai. Tiga bulan sebelum sang bayi dilahirkan, wanita transgender ini mengkonsumsi obat domperidone yang biasanya ditujukan untuk mengatasi masalah gastrointestinal. Hanya saja, obat ini mampu merangsang produksi ASI. Obat yang dilarang penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat ini karena dianggap berbahaya bagi jantung akhirnya diimpor dari Kanada.

Tak hanya minum obat, wanita ini juga diminta untuk memakai pompa payudara setiap 5 menit, 3 kali dalam sehari. Tak disangka, proses pemompaan ini bisa menghasilkan ASI sekitar 236,5 ml setiap harinya. Satu bulan kemudian, produksi ASI semakin deras. Dr. Reisman dan Goldstein pun kemudian menambah dosis domperidone dan terapi hormon lainnya agar produksi ASI semakin banyak. Tepat setelah sang bayi dilahirkan, wanita transgender ini bisa menyusui buah hatinya layaknya ibu yang baru saja melahirkan.

Setelah enam minggu, bayi kemudian dibantu dengan susu formula meskipun jumlahnya tidak banyak demi menghindari kekurangan asupan susu. Meskipun begitu, perkembangan sang bayi dilaporkan berada dalam kondisi yang baik.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi