Terbit: 22 August 2016 | Diperbarui: 7 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Belakangan ini, kita tentu kerap mendengar berita tentang rencana pemerintah menaikkan harga rokok hingga Rp 50 ribu perbungkusnya. Harga yang mahal ini diharapkan akan membuat banyak masyarakat, khususnya yang masih berusia pelajar untuk berpikir ulang untuk menghisap rokok yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Dalam realitanya, rokok memang menjadi pemicu utama banyak sekali kasus penyakit layaknya kanker, penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Dengan peningkatan harga rokok ini, diharapkan tingkat merokok di tanah air ikut menurun.

Penelitian: Menurunnya Tingkat Merokok Ikut Menurunkan Angka Kasus Stroke yang Fatal

Menurunnya tingkat merokok pada suatu Negara ternyata juga bisa berimbas pada semakin menurunnya angka kasus stroke yang fatal. Fakta ini ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh University of Helsinki, Finlandia. Finlandia sendiri dikena luas sebagai salah satu Negara yang cukup berhasil menekan angka perokok dengan signifikan. Alhasil, kasus stroke hemoragik yang bisa berakibat fatal mengingat sebagian dari penderitanya beresiko mengalami kematian bisa menurun angkanya dengan drastis.

Pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, dr. Miikka Korja menyebutkan jika tingkat konsumsi rokok di Finlandia menurun hingga 30 persen dan dalam beberapa tahun terakhir, semakin sedikit orang-orang yang mengalami pendarahan subarachnoid yang disebabkan oleh stroke hemoragik yang mendatangi Rumah Sakit Helsinki University. Hal ini didasari fakta dimana pada tahun 1988, angka penderita stroke hemoragik bis amencapai 510 kasus untuk mereka yang berada di bawah usia 54 tahun. Pada tahun 2012, angka ini bisa menurun hanya menjadi 337 kasus saja. Sementara itu, pada tahun 1998, angka kasus stroke hemoragik ini bisa mencapai 12 kasus untuk setiap 100 ribu orang dan menurun hingga 9 kasus per 100 ribu orang pada tahun 2002.

Korja menyebutkan jika kampanye anti rokok di Finlandia, khususnya yang ditujukan bagi mereka di bawah usia 20 tahun dilakukan secara massif sehingga kini angka perokok di Negara ini cenderung menurun drastik. Hal yang sama diharapkan bisa segera terjadi di Indonesia, khususnya setelah wacana kenaikan harga rokok ini bisa benar-benar terealisasi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi