Terbit: 10 June 2016 | Diperbarui: 24 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Setelah pada kejuaraan Australia Terbuka pada awal tahun ini gagal dengan tes doping, Maria Sharapova dikabarkan mengalami nasib yang jauh lebih buruk. Baru-baru ini, Federasi Tenis Internasional atau ITF akhirnya menjatuhkan hukukam dua tahun larangan bertanding bagi gadis jelita yang memiliki banyak sekali penggemar ini. Sharapova, pemenang lima kali grand slam, gelar tertinggi dalam olahraga tenis, diketahui menggunakan obat dengan jenis meldonium yang diharamkan untuk dunia olahraga karena dianggap sebagai doping. Terhitung dari kejuaraan Australia Terbuka akhir Januari lalu, maka Ia pun harus menunggu hingga Januari 2018 untuk bisa mengikuti kejuaraan berikutnya.

Dua Tahun Vonis Untuk Maria Sharapova Karena Kasus Doping

Petenis yang kini berusia 29 tahun ini mengikuti tes doping tatkala menyelesaikan pertandingan perempat final Australia Terbuka 2016 yang diadakan oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang berpusat di Montreal, Kanada. Secara mengejutkan, WADA mengkonfirmasi bahwa petenis dari Russia ini memakai doping berupa meldonium. Meldonium sendiri adalah obat anti iskemik yang memang bisa meningkatkan performa atlet yang berlomba. Cara kerja meldonium yang merupakan obat anti iskemik ini adalah dengan cara meningkatkan sirkulasi darah pada bagian otak. Uniknya, meldonium juga baru saja dianggap sebagai doping semenjak awal tahun ini.

Karena penemuan ini, Sharapova pun segera didiskualifikasi dari kejuaraan dan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan. Setelah beberapa bulan, akhirnya jatuhlah hukuman larangan bertanding ini. Sharapova sendiri mengaku tidak terima dengan vonis ini dan akan mengajukan banding. Menurutnya, Ia terbukti sama sekali tidak melanggar aturan anti doping dunia secara sengaja sehingga hukuman larangan bermain yang cukup lama ini sama sekali tidak adil baginya. Ia pun berharap banding yang Ia ajukan bisa berhasil dan sesegera mungkin bertanding tenis kembali.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi