DokterSehat.Com- Sebagaimana tetangganya Jepang, Korea Selatan juga dikenal luas sebagai negara dengan jam kerja dan tingkat stres yang cukup tinggi. Melihat dampak buruk dari hal ini bagi kesehatan dan kesuburan warganya, pemerintah Korea Selatan pun memutuskan untuk memotong jam kerja maksimal para karyawan kantor dalam seminggu mulai pekan depan.

Dilansir dari CNN, sebelumnya, karyawan kantor di Negeri Ginseng bisa bekerja lembur hingga 68 jam per minggu atau 13,6 jam kerja setiap hari dalam 5 hari kerja. Kini, jam kerja maksimal yang diizinkan hanya 52 jam saja atau 10,4 jam setiap hari.
Keputusan ini dibuat setelah pemerintah menemukan fakta menyedihkan tentang rendahnya angka kelahiran anak di negara yang baru-baru ini terlihat mulai kembali mesra dengan tetangganya Korea Utara ini. Tak hanya pekerja pria, pekerja wanita juga disebut-sebut sering melakukan kerja lembur dengan berlebihan sehingga mempengaruhi tingkat kesuburan masyarakat.
Di Korea, angka kepemilikan anak per kapita hanyalah berada di angka 1,2. Diharapkan, perubahan kebijakan jam kerja ini bisa memberikan harapan bagi masa depan Korea Selatan.
“Rendahnya angka kelahiran anak bisa memicu dampak buruk bagi sektor ekonomi di masa depan. Selain itu, jam kerja berlebihan juga bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental sehingga keputusan pemotongan jam kerja ini patut untuk diapresiasi,” ucap Ellen Kossek dari University Krannert Schooof Management.
Kebijakan lain yang diberlakukan Korea Selatan adalah mematikan listrik pada Jumat malam. Hal ini diharapkan mampu menurunkan kemungkinan karyawan mengambil lembur di akhir pekan dan membuat mereka lebih menikmati waktu istirahat.
Bekerja dengan berlebihan memang tidak baik bagi kesehatan. Kebijakan yang diberlakukan pemerintah Korea Selatan ini patut untuk diacungi jempol karena mendukung kesehatan masyarakatnya.