Terbit: 10 March 2017 | Diperbarui: 21 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Masyarakat Indonesia termasuk cukup sering mengikuti trend yang sedang marak dilakukan di sosial media. Belakangan ini, trend yang sedang cukup banyak dilakukan adalah Skip Challenge atau yang juga dinamai Pass Out Challenge di Amerika Serikat. Berbeda dengan trend-trend biasanya yang cenderung asik atau lucu, trend Skip Challenge ini ternyata cukup berbahaya untuk dilakukan. Bagaimana tidak, untuk melakukannya, kita harus menekan dada seseorang dengan sangat keras selama beberapa waktu hingga akhirnya orang tersebut jatuh pingsan. Meskipun terlihat mengerikan, cukup banyak yang tertarik untuk merasakan pengalaman yang menegangkan ini. Sayangnya, bagi pakar kesehatan, trend ini sangat membahayakan dan bahkan bisa memicu kematian.

Ini Bahayanya Jika Kita Ikut-Ikutan Melakukan Trend Skip Challenge

Pakar kesehatan dr. Nick Flynn yang berasal dari Union Quay Medical Center di Cork, menyebutkan bahwa saat kita melakukan Skip Challenge ini, maka otot dada akan berhenti bergerak dan membuat pasokan oksigen benar-benar habis. Alhasil, tidak ada oksigen yang mengalir menuju otak dan kita pun bisa kehilangan kesadaran. Sensasi ini mirip layaknya saat kita tersedak, tenggelam, atau bahkan terkena serangan jantung. Yang menjadi masalah adalah, korban dari trend ini bisa saja mengalami masalah hipoksia, kejang-kejang, kerusakan pada otak, atau bahkan kematian.

Menurut Flynn, andai otak sampai tidak mendapatkan pasokan oksigen sama sekali selama 3 menit, maka otak bisa mengalami kerusakan yang cukup parah. Jika kondisi ini berlangsung selama lebih dari 5 menit, maka dikhawatirkan korban bisa meninggal dunia. Melihat tingginya resiko ini, maka Skip Challenge sebaiknya tidak ditiru oleh siapapun.

Memang, cukup banyak pelaku Skip Challenge yang mampu siuman kembali setelah sempat kehilangan kesadaran tanpa mengalami masalah kesehatan yang berbahaya. Namun, adanya resiko kerusakan otak atau bahkan kematian yang tinggi, ditambah dengan resiko cedera saat terjatuh karena kehilangan kesadaran, maka bisa dipastikan jika trend ini sangat berbahaya dan sangat tidak boleh untuk dilakukan.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi