DokterSehat.Com- Saat liburan ke Mesir, Madison Gulliver ingin sekali mendapatkan henna, semacam tato sementara dengan bentuk yang sangat indah. Sayangnya, setelah pulang ke rumah, henna ini memicu ruam-ruam dan luka bakar parah pada tangannya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Dikutip dari Goodtimes, Madison berlibur bersama dengan keluarganya. Saat berada di hotel, Madison melihat salon yang menawarkan tato henna berwarna hitam pada tamu yang berkunjung. Ia dan saudaranya, Sebastian, pun tertarik untuk mencobanya.
Sang ayah, Martin, berpikir jika henna berbeda dengan tato asli dan tidak akan bertahan permanen pada kulit sehingga menganggapnya tidak berbahaya. Selain itu, henna biasanya dibuat dari bahan alami. Melihat anaknya senang dengan henna yang sudah terpasang pada tangannya, Martin pun ikut senang melihatnya.
Hanya saja, malam setelah mendapatkan henna, Sebastian mulai mengalami gatal-gatal pada tangannya. Saat tangan yang mendapatkan henna ini dicuci, tintanya pun mulai terkelupas. Sementara itu, Madison sama sekali tidak mengalami efek samping tersebut.
Setelah pulang ke Inggris seminggu kemudian, Madison mulai mengalami gejala gatal-gatal seperti yang dialami Sebastian. Orang tuanya pun langsung mencuci tangan Madison. Hanya saja, berbeda dengan Sebastian yang tidak lagi mengalami efek samping, kondisi kulit Madison justru semakin membengkak dan menunjukkan gejala seperti luka bakar.
Dengan kondisi kesakitan dan menangis, Madison dilarikan ke Salisbury Distric Hospital. Dokter pun langsung ditangani oleh dokter spesialis kulit. Tangannya langsung diberikan obat dan perban khusus yang harus digunakan selama enam bulan demi mencegah munculnya bekas luka yang parah.
Henna yang didapatkan Madison ternyata memiliki kandungan kimia berbahaya seperti para-phenylenediamine atau PPD. Di Inggris, kandungan ini dilarang untuk digunakan karena bisa memicu alergi parah pada kulit. Kandungan inilah yang diduga menyebabkan dampak buruk pada kulit Madison. Aduh, kasihan sekali, ya!