DokterSehat.Com – Cerita tentang anak berusia lima tahun yang berasal dari Peru ini sangatlah tidak masuk akal. Anak yang bernama Lina Medina ini ternyata bisa melahirkan seorang bayi. Banyak orang yang bertanya-tanya bagaimana mungkin anak sekecil ini bisa hamil atau bahkan melahirkan. Pakar kesehatan memaparkannya untuk anda.
Penulis buku berjudul ‘Mother Aged 5’ bernama Jose Sandoval menjelaskan bahwa Lina mengalami pubertas prekoks atau pubertas dini. Karena kondisi kesehatan ini, Ia sudah mengalami menstruasi sejak usia 2,5 tahun. Bahkan, pakar kesehatan dr. Edmundo Escomel menyebutkan jika Lina bisa saja mulai mengalami menstruasi ini pada usia 8 bulan dalam jurnal berjudul La Presse Medicale. Saat usia Lina mencapai 4 tahun 8 bulan, Lina pun akhirnya mengandung. Yang luar biasa adalah, payudara anak ini juga berkembang. Saat usianya sudah mencapai 5 tahun 7 bulan, Lina pun melahirkan bayi laki-laki melalui operasi Caesar mengingat panggulnya tentu masih terlalu sempit untuk melakukan proses persalinan normal.
Orang tua Lina sebelumnya berpikir jika sang anak terkena tumor yang membuat perutnya membesar. Namun, tatkala dokter menyebutkan jika bocah ini ternyata sedang hamil, orang tuanya pun kaget tak percaya. Sang ayah bahkan sempat ditangkap karena diduga menghamili Lina, namun, Ia kemudian dibebaskan karena tidak ada bukti yang cukup. Sayangnya, Lina sama sekali tidak mengungkap bagaimana Ia bisa sampai mengandung di usia semuda itu.
Bayi yang kemudian dinamai Gerardo ini terlahir pada tanggal 14 Mei 1939 dengan berat 2,7 kg. Ia bahkan tumbuh sehat dan sempat menganggap Lina sebagai kakaknya. Namun, lama-kelamaan Ia akhirnya tahu jika Lina adalah kakaknya sendiri. Sayangnya, saat usianya 40 tahun, Gerardo meninggalkan dunia lebih dahulu jika dibandingkan dengan ibunya.
Meskipun sempat dianggap hoax, pakar kesehatan menyebutkan jika kasus ini memang pernah terjadi dan ada data yang benar-benar mengungkapkan hal ini. Meskipun cukup jarang terjadi, kasus pubertas dini layaknya yang terjadi pada Lina juga bisa ditemukan pada anak-anak lain dari berbagai belahan dunia. Penyebabnya pun cukup beragam, dari adanya kelainan hormon, abnormalitas pada otak, hingga adanya infeksi.