DokterSehat.Com – Seks memang seharusnya memberikan kenikmatan pada wanita. Sayangnya, pada kondisi tertentu wanita justru mengalami kram setelah seks selesai atau usai mendapatkan orgasme. Kram ini terjadi selama beberapa menit hingga akhirnya reda dengan sendirinya.
Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah kram saat seks itu berbahaya untuk wanita? Apa yang harus dilakukan kalau kram terus datang dan tidak bisa dicegah?
Kram yang tidak berbahaya
Kram yang terjadi usai melakukan seks tidak selalu berbahaya pada wanita. Kram ini akan hilang setelah beberapa menit atau mungkin jam. Wanita yang memiliki IUD di dalam vagina biasanya mengalami kram setelah penetrasi terjadi.
Selanjutnya, wanita yang sedang hamil biasanya alami kram pada trimester ketiga. Kram ini terjadi kalau wanita alami orgasme sehingga tubuhnya mengejang dan area rahim ikut berpengaruh.
Kram juga bisa terjadi selama periode menstruasi. Kram ini tidak akan memengaruhi tubuh dan biasanya segera hilang kalau wanita mengistirahatkan tubuhnya. Kalau kram yang dirasakan terlalu besar wanita bisa mengompres area pelvis atau mengonsumsi obat yang bisa menurunkan nyeri secara perlahan-lahan.
Kram yang berbahaya
Kram yang terjadi setelah seks akan berbahaya kalau wanita juga mengalami perdarahan. Kalau seks saat hamil diakhiri dengan munculnya darah, wanita harus segera memeriksakan dirinya ke dokter. Selanjutnya, kalau kram terjadi cukup sering dan diakhiri dengan perdarahan yang cukup banyak, bisa jadi Anda memiliki endometriosis di dalam rahim.
Kram lain yang cukup berbahaya yaitu apabila terjadi karena wanita memiliki penyakit menular seksual. Penyakit ini menyebabkan wanita mengalami rasa nyeri, gatal, perdarahan, dan keluarnya cairan tertentu yang berbau busuk. Kalau kram yang terjadi sedikit tidak normal, segera lakukan pemeriksaan. Jangan tunggu sampai kram reda karena bisa membahayakan tubuh.
Sekarang sudah tahu ‘kan apa yang harus dilakukan kalau mendapatkan kram setelah bercinta dengan pasangan?