Terbit: 1 July 2022 | Diperbarui: 4 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Azoospermia adalah istilah medis untuk kondisi di mana tidak ada sperma dalam air mani. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab pria mengalami kemandulan! Yuk, simak ulasan selengkapnya mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya di bawah ini.

Azoospermia, Salah Satu Kondisi yang Mengganggu Kesuburan Pria

Apa itu Azoospermia?

Azoospermia adalah suatu kondisi di mana tidak ada sperma di dalam air mani setelah orgasme. Nihilnya sperma dalam air mani dapat menjadi salah satu dari sekian pemicu kemandulan (infertilitas) pada pria. Pasangan suami-istri yang berencana untuk memiliki anak akan mengalami kemandulan jika pasangan pria memiliki jumlah sperma nol.

Tanda dan Gejala Azoospermia

Pasangan dikatakan mengalami kemandulan jika tidak hamil setelah satu tahun berhubungan seksual tanpa kondom. Kemandulan sering kali merupakan satu-satunya tanda bahwa ada masalah di dalam tubuh.

Gejala yang mungkin mengindikasikan pria berisiko azoospermia, di antaranya:

  • Volume air mani sedikit atau orgasme kering (tidak ada atau sedikit air mani).
  • Urine tampak keruh setelah berhubungan seks.
  • Buang air kecil terasa menyakitkan.
  • Nyeri panggul
  • Testis membengkak.
  • Testis kecil atau tidak turun.
  • Penis lebih kecil dari ukuran normal.
  • Sulit untuk ereksi atau ejakulasi.
  • Pubertas yang tertunda atau abnormal.
  • Berkurangnya pertumbuhan rambut pria.
  • Payudara membesar.
  • Gairah seks rendah.
  • Kehilangan otot.

Jenis dan Penyebab Azoospermia

Masalah kesehatan tertentu dapat membuat testis tidak menghasilkan sperma atau menghentikan sperma keluar saat orgasme. Berikut ini beberapa jenis dan penyebab azoospermia:

1. Pre-testicular azoospermia

Jenis ini dapat terjadi akibat kelainan genetik tertentu. Misalnya, sindrom Kallmann yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dan pada akhirnya mengganggu produksi sperma.

Masalah pada hipotalamus atau kelenjar pituitari di otak juga dapat menyebabkan jenis ini. Tidak hanya itu saja, menggunakan obat-obatan tertentu atau menjalani perawatan radiasi untuk kanker juga menjadi penyebab.

2. Testicular azoospermia

Testicular azoospermia adalah ketika penyebab utamanya di dalam testis. Dalam kasus ini, testis mungkin tidak mampu memproduksi testosteron atau testis mungkin tidak merespons hormon yang dilepaskan oleh kelenjar endokrin lain. Kemungkinan lain adalah ada sesuatu yang salah dengan perkembangan sel sperma.

3. Post-testicular azoospermia

Kondisi bawaan juga bisa menyebabkan jenis ini. Misalnya, tidak adanya congenital bilateral absence of the vas deferens (CBAVD) adalah kondisi genetik di mana saluran vas deferens yang membawa sperma dari testis mungkin hilang. Kondisi ini terkait dengan memiliki atau membawa gen untuk cystic fibrosis.

Penyebab lain dari jenis ini termasuk infeksi sebelumnya, kista, vasektomi, atau cedera.

Baca Juga: Spermatorrhea: Gejala, Penyebab, dan Penanganan

Diagnosis Azoospermia

Metode paling mendasar untuk mendiagnosis kondisi ini adalah melalui analisis air mani. Dokter mungkin akan meminta pasien untuk ejakulasi ke dalam cangkir dan menyerahkan spesimen ke laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Apabila tidak ada sperma hidup setelah melalui pengamatan, kemungkinan pasien mengalami azoospermia.

Seiring pemeriksaan fisik, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Dokter mungkin akan bertanya tentang berikut ini:

  • Riwayat kesuburan, misalnya sudah pernah hamil atau belum bagi pasangan perempuan.
  • Riwayat keluarga, terkait cystic fibrosis atau masalah kesuburan.
  • Penyakit yang diderita saat kecil.
  • Berbagai operasi atau prosedur yang dilakukan di area panggul atau saluran reproduksi.
  • Riwayat infeksi, seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi menular seksual (IMS).
  • Paparan sebelumnya atau saat ini terhadap radiasi atau kemoterapi.
  • Paparan terhadap panas tinggi baru-baru ini.
  • Penyakit baru-baru ini yang melibatkan demam.
  • Penggunaan obat sebelumnya atau saat ini.
  • Kemungkinan penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.

Dokter mungkin akan menggunakan alat diagnostik lainnya, termasuk:

  • Tes darah bertujuan untuk mengevaluasi kadar hormon atau kondisi genetik.
  • Ultrasonografi (USG) untuk menggambarkan skrotum (kantung pelir) dan bagian lain dari saluran reproduksi.
  • Pencitraan otak untuk mendeteksi masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari.
  • Biopsi adalah prosedur untuk memeriksa produksi sperma lebih dekat.

Pengobatan Azoospermia

Pengobatan tergantung pada faktor yang menjadi penyebabnya. Tes dan konseling genetik biasanya merupakan bagian penting dari pemahaman dan pengobatan kondisi ini.

Berikut ini pengobatan untuk azoospermia:

1. Operasi

Apabila penyumbatan adalah penyebabnya, tindakan operasi dapat membantu membuka blokir saluran atau merekonstruksi dan menghubungkan tabung abnormal atau tidak pernah berkembang.

Sedangkan jika varikokel penyebab produksi sperma yang buruk, vena yang bermasalah dapat diikat dengan prosedur operasi. Langkah ini untuk menjaga struktur di sekitarnya tetap terjaga.

2. Perawatan hormon

Jika produksi hormon rendah menjadi penyebab utamanya, pasien mungkin akan diberikan perawatan hormon. Ini termasuk follicle-stimulating hormone (FSH), human chorionic gonadotropin (HCG), anastrozole, clomiphene, dan letrozole.

3. Biopsi

Meskipun bisa dilakukan untuk prosedur diagnosis, biopsi dapat membantu penderita azoospermia. Dalam biopsi, sperma diambil langsung dari testis.

Apabila penyebabnya dianggap sesuatu yang dapat diturunkan dari orang tua kepada anak, dokter mungkin dapat merekomendasikan analisis genetik sperma sebelum prosedur fertilisasi in vitro atau injeksi sperma intracytoplasmic (injeksi satu sperma ke dalam satu sel telur).

Baca Juga: Oligospermia: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Pencegahan

Pencegahan Azoospermia

Belum ada cara untuk mencegah masalah genetik yang menyebabkan kondisi ini. Jika bukan karena masalah genetik, lakukan langkah-langkah berikut untuk membantu mengurangi kemungkinan azoospermia:

  • Hindari aktivitas tertentu yang dapat melukai organ reproduksi pria.
  • Hindari paparan radiasi, terutama pada organ intim.
  • Hindari paparan suhu panas pada testis.
  • Ketahui risiko dan manfaat obat-obatan yang bisa membahayakan produksi sperma.

Itu dia penjelasan lengkap tentang azoospermia pada pria. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2020. Azoospermia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15441-azoospermia#symptoms-and-causes. (Diakses pada 1 Juli 2022)
  2. Gurevich, Rachel. 2021. Azoospermia: When Your Sperm Count Is Zero. https://www.verywellfamily.com/azoospermia-overview-4178823#toc-treatment. (Diakses pada 1 Juli 2022)
  3. Martin, David S. 2021. Semen Without Sperm: What Causes Azoospermia?. https://www.webmd.com/infertility-and-reproduction/guide/azoospermia-causes-treatment. (Diakses pada 1 Juli 2022)
  4. Marcin, Ashley. 2019. What Is Azoospermia?. https://www.healthline.com/health/infertility/azoospermia. (Diakses pada 1 Juli 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi