Terbit: 2 June 2022 | Diperbarui: 25 October 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Masalah ginjal dapat diobati dengan tindakan yang dinamakan ablasi ginjal. Batu ginjal adalah salah satu kondisi yang dapat ditangani dengan prosedur ini. Selengkapnya simak manfaat hingga risiko melakukannya dalam penjelasan di bawah ini!

Ablasi Ginjal: Kenali Manfaat dan Risikonya bagi Kesehatan

Apa itu Ablasi Ginjal?

Ablasi ginjal adalah prosedur yang dilakukan untuk mengangkat, mengecilkan, atau menghancurkan sesuatu di dalam atau di sekitar ginjal seperti tumor, batu ginjal, atau saraf di arteri ginjal.

Ablasi ginjal merupakan tindakan yang kurang invasif jika dibandingkan dengan tindakan operasi. Prosedur yang tepat tergantung pada jenis ablasi yang dilakukan. Sebagian besar ablasi dilakukan sebagai prosedur rawat jalan dan memiliki waktu pemulihan yang sangat singkat.

Jenis Ablasi Ginjal

Berikut ini beberapa jenis ablasi ginjal yang bisa dilakukan untuk berbagai penyebab, antara lain:

  • Radiofrequency ablation (RFA). Jenis ablasi yang menghancurkan tumor ginjal menggunakan gelombang radio.
  • Microwave ablation (MWA). Prosedur yang menggunakan energi gelombang mikro untuk menghancurkan tumor ginjal.
  • Cryoablation. Prosedur yang juga disebut cryotherapy ini menghancurkan tumor ginjal menggunakan suhu yang sangat dingin.
  • Renal denervation (RDN). Prosedur ini menggunakan frekuensi radio untuk membakar saraf di arteri ginjal dan menurunkan tekanan darah.
  • Shock wave lithotripsy (SWL). Jenis ini yang menggunakan gelombang kejut yang kuat untuk memecah batu ginjal.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Batu Ginjal di Rumah

Manfaat Perawatan Ablasi Ginjal

Prosedur ini terutama digunakan untuk mengobati tumor ginjal. Selain itu, ablasi juga dapat digunakan untuk mengobati batu ginjal dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Ablasi ginjal bukanlah pilihan pengobatan yang tepat untuk semua orang dengan kondisi ini. Dokter akan memberi tahu pasien apakah prosedur ini adalah pilihan yang baik untuk pasien.

1. Ablasi untuk kanker ginjal

Sebagian besar pengobatan pertama untuk kanker ginjal adalah operasi untuk mengangkat tumor. Namun, tidak semua penderita kanker bisa menjalani operasi.

Pasien yang tidak cukup sehat untuk operasi atau yang berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi dari operasi, mungkin dapat menjadi calon untuk ablasi.

Pilihan ablasi untuk kanker ginjal, termasuk RFA, MWA, dan cryoablation. Meskipun metode penghancuran tumor berbeda untuk setiap jenis ablasi, tetapi prosedurnya serupa.

Pasien akan menerima anestesi lokal atau umum sebelum prosedur untuk mengurangi rasa sakit. Dokter kemudian akan menggunakan USG atau CT scan untuk membantu mengarahkan jarum panjang dan tipis langsung ke tumor.

Kemudian dokter akan menggunakan gelombang radio, energi gelombang mikro, atau gas dingin untuk membunuh sel kanker.

2. Ablasi ginjal untuk hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak merespons perubahan gaya hidup atau pengobatan disebut hipertensi resisten. Jika Anda memiliki kondisi ini, dokter mungkin menganjurkan ablasi sebagai pilihan pengobatan.

Ablasi untuk hipertensi menggunakan prosedur yang disebut renal denervation (RDN). Ini bekerja dengan membunuh saraf tertentu di arteri ginjal. Hal ini dapat menyebabkan penurunan keseluruhan aktivitas saraf dan dapat menurunkan tekanan darah.

RDN biasanya adalah prosedur rawat jalan. Pasien akan diberikan anestesi lokal dan kateter akan dimasukkan ke dalam arteri femoralis di paha. Dokter kemudian akan menggunakan USG atau CT scan untuk memandu dokter saat menggunakan kateter untuk arteri ginjal.

Pulsa radiofrekuensi kemudian akan dikirim melalui kateter dalam gelombang dan akan membakar saraf arteri ginjal.

3. Ablasi untuk batu ginjal

Batu ginjal yang tidak kunjung hilang dengan sendirinya memerlukan perawatan medis. Shock wave lithotripsy (SWL) adalah pengobatan yang sangat umum untuk batu ginjal. Pengobatan ini memecah batu ginjal menjadi kecil seperti debu yang dapat dengan mudah keluar dari tubuh.

SWL biasanya memerlukan waktu sekitar 45 menit hingga satu jam untuk dilakukan. Prosedur ini biasanya dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Pasien akan diberikan anestesi lokal, anestesi umum, atau sedasi sebelum dimulainya prosedur.

Selama prosedur, pasien akan berbaring di meja operasi. Bantal berisi air akan diletakkan di perut atau di belakang ginjal. Sekitar 1.000 sampai 2.000 gelombang kejut akan diterapkan pada batu ginjal untuk menghancurkannya.

Baca Juga: 6 Obat Ginjal Bengkak (Oral dan Non Oral)

Kemungkinan Komplikasi Ablasi Ginjal

Biasanya ablasi dianggap aman. Prosedur ini kurang invasif daripada tindakan operasi dan ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang.

Namun, ada beberapa risiko potensial dari prosedur ini. Kemungkinan komplikasinya tergantung pada jenis ablasi yang dimiliki seseorang:

Berikut ini kemungkinan risiko dari ablasi ginjal:

1. Ablasi kanker ginjal

Efek sampingnya jarang terjadi tetapi dapat terjadi dengan ablasi kanker ginjal. Komplikasi yang paling umum adalah pendarahan, kerusakan ginjal, dan kerusakan organ di dekatnya.

2. Ablasi hipertensi

RDN untuk hipertensi adalah pengobatan yang relatif baru. Efektivitas dan risiko komplikasinya masih dipelajari. Saat ini, kemungkinan komplikasi yang diketahui termasuk detak jantung yang melambat selama prosedur, stenosis arteri ginjal, robeknya arteri ginjal, lubang di arteri ginjal, dan memar pada paha.

3. Ablasi batu ginjal

Kompilasi umum SWL terjadi pada hari-hari segera setelah prosedur ablasi. Komplikasinya termasuk sakit perut, sakit, dan kram. Lebih jarang, komplikasi yang lebih serius adalah kerusakan ginjal, pendarahan di sekitar ginjal, atau potongan batu yang menghalangi aliran urine.

Baca Juga: 12 Obat Batu Ginjal yang Bisa Anda Gunakan (Medis dan Herbal)

Tingkat Keberhasilan Ablasi Ginjal

Prosedur ini dianggap sebagai pilihan pengobatan yang efektif untuk kanker ginjal, batu ginjal, dan hipertensi resisten.

Namun, tingkat keberhasilannya tidak sama di seluruh kondisi. Selain itu, faktor-faktor seperti kesehatan secara keseluruhan, usia, dan perkembangan penyakit semuanya bisa berdampak pada keberhasilan pengobatan.

  • Kanker ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan yang tinggi ketika ablasi untuk mengobati tahap awal kanker ginjal. Sementara angka pastinya sedikit berbeda di antara penelitian, tingkat kelangsungan hidup rata-rata lima tahun untuk orang yang diobati dengan semua jenis kidney ablations untuk kanker ginjal adalah 95 persen.
  • Hipertensi resisten. Data terkait RDN masih dikumpulkan dan dianalisis. Tetapi penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa orang memiliki tekanan darah yang lebih rendah (hipotensi) secara signifikan setelah RDN.
  • Batu ginjal. Jenis SWL bekerja efektif pada batu ginjal yang berukuran kurang dari 2 sentimeter. Ini berarti orang yang tidak memiliki gangguan pendarahan, infeksi aktif, kelainan tulang, dan yang tidak hamil atau mengalami obesitas. Sekitar 75 persen orang yang merupakan kandidat untuk SWL dan menjalani prosedur tersebut benar-benar bebas dari batu ginjal dalam waktu tiga bulan.

 

  1. Anonim. 2021. Ablation for Kidney Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/16308-ablation-for-kidney-cancer (Diakses pada 2 Juni 2022)
  2. Anonim. Kidney Cancer Ablation. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/kidney-cancer/kidney-cancer-ablation (Diakses pada 2 Juni 2022)
  3. Behring, S. 2022. Understanding a Kidney (Renal) Ablation. https://www.healthline.com/health/kidney-disease/kidney-ablation (Diakses pada 2 Juni 2022)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi