Terbit: 10 February 2020 | Diperbarui: 10 March 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Pembengkakan pada ginjal—dalam dunia medis disebut hidronefrosis—dapat diatasi obat ginjal bengkak oral maupun non oral. Simak informasi lengkapnya berikut ini!

6 Obat Ginjal Bengkak (Oral dan Non Oral)

Obat Ginjal Bengkak (Oral)

Ginjal bengkak adalah komplikasi yang membutuhkan penanganan medis sedini mungkin (meskipun di beberapa kasus kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya). Pengobatan bertujuan untuk kembali melancarkan aliran urine menuju kandung kemih, pun meredakan pembengkakan itu sendiri.

Setelah melakukan diagnosis, dokter akan menentukan metode pengobatan apa yang sesuai dengan pasien, dan berikut adalah obat ginjal bengkak (oral maupun non oral) yang umum digunakan untuk mengatasi masalah ini.

1. Antibiotik

Obat ginjal bengkak yang pertama adalah antibiotik. Pemberian antibiotik pada pasien penderita hidronefrosis bertujuan untuk mencegah maupun melawan bakteri yang masuk dan hendak menginfeksi tubuh.

Pasalnya, pembengkakan ginjal membuat organ yang satu ini rentan mengalami infeksi, khususnya infeksi saluran kemih (ISK). Apabila infeksi sudah telanjur terjadi, obat antibiotik berfungsi untuk melawan bakteri agar jangan sampai terjadi infeksi lanjutan yang bisa memperparah kondisi ginjal.

Ada berbagai macam jenis antibiotik berikut dosis penggunaan yang bisa diberikan oleh dokter, tergantung dari kebutuhan dan sejumlah faktor lainnya seperti kecocokan pasien dengan obat. Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter Anda. Penggunaan yang tidak tepat berisiko menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan reaksi yang mungkin saja membahayakan tubuh.

2. Pereda Nyeri

Selain obat-obatan dari golongan antibiotik, obat ginjal bengkak yang juga biasanya diresepkan oleh dokter adalah obat pereda nyeri.

Pemberian obat pereda nyeri ditujukan untuk mengatasi gejala nyeri yang kerap dialami oleh para penderita hidronefrosis ini. Beberapa contoh obat pereda nyeri yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

  • Paracetamol
  • Ibuprofen
  • Naproxen

Sama seperti obat antibiotik, penggunaan obat pereda nyeri pada kasus ginjal bengkak sebaiknya harus berdasarkan resep dokter agar efektivitasnya terasa maksimal. Kalaupun Anda memilih untuk menggunakan obat antinyeri yang dijual bebas, pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan.

Obat Ginjal Bengkak (Non Oral)

Selain dengan obat-obatan oral, penanganan ginjal bengkak pada kasus tertentu juga menggunakan ‘obat’ lain yang bersifat non oral. Dikatakan demikian karena obat yang dimaksud di sini berupa alat bantu maupun prosedur medis lainnya.

Berikut adalah obat ginjal bengkak non oral yang perlu Anda ketahui.

1. Alat Bantu

Penderita hidronefrosis bisa saja dipasangi alat bantu oleh dokter yang mana fungsi dari alat bantu tersebut adalah untuk memperlancar aliran urine dari ginjal menuju kandung kemih sehingga penumpukan cairan urine di dalam ginjal bisa dicegah.

Kateter adalah alat bantu yang biasa digunakan dalam membantu mengatasi hidronefrosis. Alat ini berbentuk seperti selang kecil. Nantinya, dokter akan membuat semacam sayatan pada kulit di sekitar area ginjal. Kemudian, selang kateter akan dimasukkan ke dalam ginjal untuk membantu proses pendistribusian urine yang menumpuk menuju kandung kemih.

2. Terapi Kejut (Shock Wave Lithotripsy)

Salah satu penyebab ginjal bengkak yang paling utama adalah penyakit batu ginjal. ‘Obat’ untuk mengatasi kondisi ini bisa dengan melakukan prosedur medis litotripsi kejut (shock wave lithotripsy). Tindakan ini bertujuan untuk menghancurkan batu ginjal yang memblokade ureter sehingga menyebabkan urine tidak dapat mengalir lancar.

Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat kejut bertenaga besar yang akan dipancarkan dari luar pada area ginjal.

3. Ureteroskopi

Selain litotripsi kejut, dokter juga dapat menggunakan metode lainnya dalam menghancurkan batu ginjal yakni ureteroskopi. Ureteroskopi terdiri dari selang kecil yang akan ditempatkan pada uretra. Dari sini, dokter akan melakukan penghancuran dan pengangkatan batu ginjal.

‘Obat’ ginjal bengkak yang satu ini umumnya diterapkan apabila batu berada di sisi bawah dari ureter, pun pada pasien dengan sejumlah kondisi tertentu seperti:

  • Wanita hamil
  • Menderita pembekuan darah
  • Obesitas

Ureteroskopi juga biasanya dikombinasikan dengan metode pengobatan lainnya seperti laser atau litoripsi elektro hidrolik.

4. Operasi

Pada kasus batu ginjal yang sudah sangat parah, dokter kemungkinan akan menempuh tindakan operasi pembedahan untuk menghancurkan dan mengangkat batu ginjal.

Selain itu, metode penanganan yang satu ini juga dilakukan ketika penyumbatan pada ureter disebabkan oleh adanya tumor.

Adakah Obat Ginjal Bengkak Alami?

Anda mungkin juga bertanya-tanya, apakah ada bahan-bahan alami yang bisa digunakan untuk mengatasi pembengkakan pada ginjal?

Mengenai hal ini belum dapat dipastikan, namun sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Renal Injury Prevention pada tahun 2016 menyebut jika ada sejumlah jenis tanaman yang kerap digunakan untuk mengatasi batu ginjal, penyakit yang menjadi penyebab ginjal bengkak. Tanaman-tanaman tersebut di antaranya:

  • Alhagi maurorum
  • Tribulus terrestris
  • Nigella sativa
  • Althea auceri
  • Mangifera indica
  • Lactuca sativa L
  • Prangos acaulis
  • Medicago sativa
  • Rheum ribes
  • Arctium lappa

Penelitian lebih lanjut tentu perlu dilakukan guna memastikan apakah tanaman-tanaman ini bisa mengobati pembengkakan ginjal yang disebabkan oleh kondisi lainnya.

Pantangan Ginjal Bengkak

Mengalami pembengkakan pada ginjal mungkin akan membuat Anda untuk sementara waktu harus menghindari beberapa pantangan ginjal. Pantangan-pantangan yang dimaksud meliputi:

  • Minuman bersoda
  • Makanan kaleng
  • Makanan instan
  • Roti
  • Nasi merah
  • Pisang
  • Alpukat
  • Jeruk
  • Aprikot
  • Produk olahan susu (yogurt, keju, dsb.)
  • Daging olahan (sosi, bakso, nugget, )
  • Kentang
  • Ubi
  • Tomat

Selain itu, selama masa penyembuhan Anda juga tidak disarankan untuk melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat. Pasalnya, hal ini hanya akan memperlambat pemulihan atau bahkan memperburuk kondisi. Sebaliknya, Anda lebih disarankan untuk banyak beristirahat.

 

  1. Anonim. Hydronephrosis: Management and Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15417-hydronephrosis/management-and-treatment (Diakses pada 10 Februari 2020)
  2. Bahmani, M et al. 2016. Identification of medicinal plants for the treatment of kidney and urinary stones. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5039998/#!po=29.1667 (Diakses pada 10 Februari 2020)
  3. Berkheiser, K. 2018. 17 Foods to Avoid if You Have Bad Kidneys. https://www.healthline.com/nutrition/foods-to-avoid-with-kidney-disease (Diakses pada 10 Februari 2020)
  4. Sissons, C. 2018. What cause hydronephrosis? https://www.medicalnewstoday.com/articles/322005.php#diagnosis (Diakses pada 10 Februari 2020)
  5. Wint, C. 2018. Hydronephrosis. https://www.healthline.com/health/unilateral-hydronephrosis#symptoms (Diakses pada 10 Februari 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi