Terbit: 20 March 2018 | Diperbarui: 29 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Penis memiliki peran penting karena tidak sekadar berguna untuk mengeluarkan urine tetapi juga memiliki fungsi reproduksi. Meski bentuk penis bisa berbeda, tapi ada beberapa kondisi di mana penis memiliki bentuk yang tidak normal sehingga fungsinya menjadi terganggu. 

11 Macam Kelainan Penis yang Bisa Ganggu Fungsi Seks Pria

Berbagai Kelainan pada Penis

Setiap pria memiliki bentuk penis yang berbeda-beda. Namun, tidak menutup kemungkinan pria bisa memiliki bentuk yang tidak normal, seperti terlalu kecil, terlalu bengkok, atau lubang penis tidak berada pada tempat seharusnya. 

Meskipun tidak selalu menjadi tanda bahaya, tetapi bentuk penis yang tidak normal dapat mengganggu fungsi seksual maupun proses buang air kecil. 

Beberapa kelainan penis yang dapat terjadi, antara lain:

1. Fimosis

Fimosis merupakan kelainan penis berupa kulit kepala penis atau kulup melekat erat pada kelapa penis. Sebenarnya, kondisi ini termasuk normal pada anak-anak dan bayi sertai tidak menimbulkan rasa nyeri. 

Hanya saja, bila fimosis terjadi pada pria dewasa yang belum disunat maka kondisi ini bisa menimbulkan beberapa masalah, seperti sakit saat buang air kecil serta nyeri ketika berhubungan seksual. 

Fimosis yang terjadi pada pria dewasa umumnya disebabkan oleh infeksi di bawah kulup penis, kebersihan penis kurang terjaga, serta ada komplikasi dari diabetes. 

Kondisi fimosis dapat menyebabkan pria semakin kesulitan untuk membersihkan bagian bawah kulup. Padahal, kondisi ini berisiko menimbulkan infeksi pada penis yang lebih parah.

Baca Juga12 Cara Merawat Penis agar Selalu Sehat, Pria Wajib Tahu

2. Parafimosis

Kelainan penis satu ini masih memiliki kaitan dengan fimosis. Parafimosis terjadi saat kulit yang ditarik tersangkut dan tidak dapat kembali ke posisi semula.

Kondisi parafimosis perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin karena dapat menyebabkan bengkak, nyeri, serta aliran darah ke kepala penis dan sebaliknya menjadi tersumbat. 

Bila berlangsung dalam waktu yang lama, penyumbatan aliran darah ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan atau kematian jaringan pada penis. 

3. Penyakit Peyronie

Penyakit peyronie adalah kondisi yang dapat membuat penis melengkung ketika ereksi. Kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala lainnya, seperti area yang menebal atau ada benjolan keras di batang penis, nyeri saat ereksi, serta penis tampak seperti jam pasir. 

Pada kasus yang parah, penyakit peyronie dapat menyebabkan bentuk penis menjadi melengkung tajam hingga berhubungan seksual menjadi sulit serta disfungsi ereksi. 

Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti dari penyakit peyronie. Kondisi ini umumnya muncul setelah penis mengalami cedera dan terbentuk jaringan parut setelahnya. Jaringan parut ini kemudian akan membentuk benjolan keras atau plak pada penis. 

4. Epispadia

Epispadia merupakan salah satu kelainan yang sudah terjadi sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan letak lubang kencing bayi laki-laki menjadi tidak normal, yaitu ujung uretra berada pada bagian atas penis dan bukan di ujungnya. 

Kelainan ini memengaruhi fungsi berkemih, seperti kesulitan menahan buang air kecil. 

Sebenarnya, epispadia merupakan kondisi kelainan yang cukup langka terjadi. Tidak hanya posisi uretra yang tidak normal, penderitanya juga bisa saja mengalami kelainan lain berupa penis yang pendek, lebar, serta melengkung ke atas.

 5. Hipospadia

Hipospadia juga termasuk dalam salah satu kelainan bawaan yang terjadi ketika luang kencing ada di bagian bawah penis. Kondisi ini dapat menimbulkan beberapa kelainan lainnya, seperti percikan urine yang tidak normal saat buang air kecil, bentuk penis melengkung ke bawah, serta kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis. 

Bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penderitanya akan mengalami beberapa kesulitan saat dewasa, seperti sulit buang air kecil atau memiliki masalah ejakulasi saat melakukan hubungan seksual. 

Baca Juga8 Risiko yang Mungkin Dialami Jika Penis Tidak Disunat

6. Mikropenis

Mikropenis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi penis lebih kecil daripada ukuran penis pada umumnya. 

Pria dewasa normalnya memiliki ukuran penis sebesar 9,3 cm. Sementara itu, bayi memiliki ukuran normal 1,9 cm dan anak usia 9-10 tahun memiliki ukuran 3,8 cm. Seorang pria dikatakan mengalami mikropenis bila ukuran penis lebih kecil daripada ukuran normal tersebut. 

Kelainan bentuk penis satu ini sebenarnya jarang terjadi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang pria mengalami ini, salah satunya adalah rendahnya produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) selama kehamilan. 

Padahal, salah satu fungsi hormon hCG adalah memicu produksi hormon testosteron yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan penis. 

Tidak hanya itu, mikropenis juga dapat disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom klinefelter, sindrom down, dan sindrom insensitivitas androgen.

7. Saxophone Penis

Saxophone penis merupakan kondisi saat bentuk penis menjadi seperti terpelintir. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari kondisi ini. Namun, pada ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh adanya kelainan aliran darah pada area penis.

Kelainan aliran darah ini dapat disebabkan oleh kelenjar getah bening yang membengkak serta tuberkulosis penis. Untuk mengatasinya, Anda perlu melakukan pemeriksaan ke dokter. 

8. Priapismus

Priapismus merupakan kondisi saat ereksi penis berlangsung terus menerus walaupun tidak ada rangsangan seksual. Kondisi ini termasuk dalam kategori gawat darurat dan cukup sering ditemukan.

Seorang pria dikatakan menderita priapismus jika mengalami ereksi selama lebih dari 4 jam tanpa henti. Kondisi ini umumnya memiliki kaitan dengan gangguan aliran pembuluh darah di penis, yang memang memiliki peran penting pada ereksi. 

Ada tiga jenis priapismus, yaitu iskemik, non-iskemik, serta berulang.

9. Fraktur Penis

Meskipun tidak memiliki tulang, penis juga ternyata dapat mengalami fraktur akibat cedera. Kondisi fraktur atau patah penis termasuk dalam kondisi gawat darurat medis sehingga perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin. 

Fraktur penis sering ditemukan setelah pria melakukan hubungan seksual. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penis yang tidak berhasil masuk ke vagina tetapi malah menabrak dinding perineum atau simfisi pubis. Jika benturan terjadi keras maka fraktur penis pun bisa terjadi.

10. Balanitis

Balanitis merupakan infeksi yang terjadi pada kepala penis. Kondisi ini umumnya dialami oleh pria yang belum disunat. Kulup atau kulit kepala penis membuat area di bawahnya menjadi hangat dan lembap. Kondisi ini akan menjadi lingkungan ideal untuk pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab infeksi. 

Bila ujung penis tidak dibersihkan dengan baik, bakteri dan jamur dapat menyebabkan kepala penis menjadi infeksi. Umumnya kondisi ini diobati dengan antibiotik serta krim antijamur. 

Anda dapat mencegah kondisi balanitis dengan membersihkan penis secara teratur dan menyeluruh. Setelah itu, jangan lupa untuk mengeringkan area penis. 

Baca Juga8 Cara Merawat Testis yang Penting untuk Kesehatan Reproduksi Pria

11. Disfungsi Ereksi

Disfungsi ereksi merupakan kondisi ketika pria mengalami kesulitan dapat mendapatkan atau mempertahankan ereksi hingga mengganggu kegiatan hubungan seksual. Kondisi ini umum dialami oleh pria yang berusia 40 tahun ke atas. 

Kondisi disfungsi ereksi bisa menjadi salah satu gejala dari masalah lain dalam tubuh yang memengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk penis. Tidak hanya itu, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh masalah hormon, konsumsi obat tertentu, serta kondisi psikologis. 

Demikian ulasan beberapa kelainan penis yang bisa terjadi pada pria. Tidak semua kelainan penis membutuhkan penanganan medis. Jika Anda mengalami demam, penis bengkak, atau sakit saat ereksi dan/atau ejakulasi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan ke dokter. 

  1. Cleveland Clinic. 2023. Penile Disorders. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/9127-penile-disorders. (Diakses pada 29 Agustus 2023). 
  2. Jewell, Tim. 2018. What’s Going On Down There? Recognizing Penis Problems. https://www.healthline.com/health/penis-diseases. (Diakses pada 29 Agustus 2023). 
  3. WebMD Editorial Contributors. 2021. 6 Penis Disorders: Symptoms and When to See a Doctor. https://www.webmd.com/sexual-conditions/sexual-health-male-reproductive-problems-penis-disorders. (Diakses pada 29 Agustus 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi