Terbit: 5 January 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Bedong bayi adalah cara tradisional yang dipercaya dapat memberikan banyak manfaat untuk bayi. Ya, membedong bayi memang dapat membuat tidur bayi menjadi lebih nyaman. Namun tentunya cara membedong bayi yang diterapkan juga harus benar agar bedong tidak membahayakan bayi.

7 Cara Bedong Bayi yang Benar & Aman (Baca Yuk, Moms)

Apakah Membedong Bayi Aman?

Keamanan membedong bayi memang masih sering diperdebatkan. Bedong memang tidak sepenuhnya bebas risiko, tapi menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bedong dapat mendorong bayi untuk tidur lebih baik, selama cara bedong bayi yang dilakukan benar dan dipraktikkan sesuai dengan pedoman tidur aman lainnya.

Selimut yang terlalu longgar dapat berpotensi terlepas dan menutupi wajah bayi, hal ini tentunya akan berbahaya bagi bayi. Selain itu, selimut yang terlalu ketat pada bagian pinggul bayi juga tidak baik untuk bayi karena akan memengaruhi pinggul, sendi, dan tulang rawannya, serta dapat meningkatkan risiko hip dysplasia.

Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua harus memahami cara bedong bayi yang baik dan benar sebelum mempraktikkannya.

Cara Bedong Bayi yang Benar

Membedong bayi sudah seharusnya memberikan rasa nyaman pada bayi, namun jika  salah melakukannya, hal ini justru dapat membuat bayi tidak nyaman. Maka dari itu, orang tua wajib mengetahui cara membedong bayi baru lahir yang benar agar manfaat yang didapat juga lebih maksimal.

Berikut adalah tutorial cara bedong bayi yang benar dan aman:

  1. Bentangkan selimut atau bedongan di atas permukaan rata dengan satu sudutnya mengarah ke atas (seperti bentuk bangun belah ketupat).
  2. Lipat sudut bagian atas ke arah bawah sekitar 15 cm.
  3. Tempatkan bayi di atas selimut menghadap ke atas. Tempatkan kepala bayi di atas bagian selimut yang terlipat dan tubuhnya memanjang lurus ke bawah menuju sudut bagian bawah.
  4. Luruskan lengan kiri bayi, kemudian ambil sisi kiri selimut dan bungkus lengan dan dada kiri bayi. Setelah itu selipkan selimut di bawah lengan dan punggung bagian kanan. Pada langkah ini, tangan bayi bagian kiri sudah terbungkus, namun tangan kanannya masih bebas bergerak.
  5. Lipat bagian bawah selimut bayi ke atas tubuh bayi, dan selipkan di bawah lipatan pertama, tepat di bawah dagunya.
  6. Luruskan lengan kanan bayi dan tarik sisi kanan selimut ke tubuh dan selipkan di bawah sisi bagian kiri.
  7. Putar dengan lembut bagian bawah selimut dan selipkan di bawah bayi. Anda juga bisa mengikat longgar ujung selimut pada bagian kaki bayi agar bedongan tidak terlepas.

Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Membedong Bayi

Selain mengikuti cara bedong bayi yang benar di atas, terdapat beberapa hal lain yang perlu Anda perhatikan ketika membedong bayi. Hal yang harus diperhatikan tersebut meliputi:

  • Selalu letakkan bayi dengan posisi telentang ketika tidur, terutama jika bayi dibedong. Cara ini untuk mencegah bayi berguling dan membuat tangannya tertindih oleh tubuhnya.
  • Bedong bayi dengan kencang tapi jangan terlalu ketat. Pastikan Anda masih dapat memasukkan dua hingga 3 jari tangan antara selimut dan dada bayi.
  • Bagian bawah bedong juga tidak boleh terlalu ketat. Bayi Anda seharusnya masih dapat menekuk kakinya dengan bebas ketika dibedong.
  • Bedong bayi secara rutin ketika akan tidur siang atau tidur malam. Tujuannya adalah untuk membiasakan bayi dengan rutinitas tersebut dan membantunya mengenali waktu tidurnya.
  • Selalu pastikan bayi Anda berada di bawah pengawasan ketika sedang dibedong.
  • Ketika memasuki usia di atas satu bulan, coba untuk membedong bayi hanya pada saat ia tidur saja. Membedong bayi setiap saat juga dapat mengganggu pertumbuhannya.
  • Jangan pernah membedong bayi ketika sedang menyusui.
  • Jangan ragu untuk mencoba beberapa produk bedongan hingga menemukan produk yang paling nyaman dan cocok untuk bayi Anda.
  • Jaga suhu ruangan agar tetap sejuk. Apabila bayi menunjukkan gejala seperti berkeringat, rambut basah, pipi memerah, dan napas cepat, kemungkinan bayi Anda kepanasan sehingga lebih baik lepas bedongan atau ubah suhu ruangan.

Manfaat Bedong Bayi

Banyak orang di Indonesia yang percaya bahwa membedong bayi bertujuan untuk membuat kaki bayi tetap lurus. Hal ini tentunya merupakan mitos belaka. Meskipun begitu, bukan berarti membedong bayi tidak mendatangkan manfaat sama sekali.

Apabila Anda menerapkan cara bedong bayi secara benar, maka ada sejumlah manfaat bedong bayi yang bisa dirasakan oleh si kecil. Apa saja itu?

1. Menciptakan Suasana Nyaman Seperti di Dalam Rahim

Manfaat bedong bayi yang pertama adalah menciptakan kembali suasana yang nyaman dan hangat seperti di dalam rahim. Bayi yang baru lahir tentunya masih harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Membedong bayi dapat membuatnya tetap hangat dan lebih rileks dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

2. Mengurangi Refleks Mengejutkan

Bayi yang baru lahir masih belum dapat mengendalikan anggota tubuh sepenuhnya. Bayi mungkin secara refleks menggerakkan tangan dan kakinya, terkadang gerakan ini dapat mengganggu dengan mengenai wajah dan kepalanya.

Gerakan refleks ini dapat mengganggu bayi ketika ingin tidur atau bahkan membuatnya lebih mudah terbangun ketika tidur. Membedong bayi akan membantunya lebih tenang dan tidak melakukan gerakan refleks yang akan membuatnya terkejut.

3. Meningkatkan Kualitas Tidur Bayi

Manfaat bedong bayi selanjutnya tentu saja dapat meningkatkan kualitas tidur bayi. Suasana yang nyaman dan hangat seperti di dalam rahim akan membuat bayi lebih nyaman untuk tidur. Bayi juga cenderung terhindar dari rasa kaget yang diakibatkan oleh gerakan refleksnya sendiri.

Kapan Harus Berhenti Membedong Bayi?

Ada saatnya di mana kegiatan membedong bayi harus Anda dihentikan. Lantas, kapan harus berhenti membedong bayi?

Masih menurut American Academy of Pediatrics (AAP), ibu disarankan untuk berhenti membedong bayi ketika bayi sudah memasuki usia 2 bulan.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan waktu terbaik untuk berhenti membedong bayi adalah sebelum bayi bisa dan aktif berguling (rolling), yakni ketika berumur 4 bulan. Saran tersebut tentunya atas alasan keamanan si kecil.

Jika masih ragu, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui lebih lanjut perihal kapan waktu yang tepat untuk berhenti membedong bayi.

Itu dia cara membedong bayi yang aman dan benar untuk diterapkan serta hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membedong bayi. Tidak semua bayi suka dibedong, jika membedong membuat bayi tidak nyaman, sebaiknya tidak perlu dipaksakan.

Orang tua dapat mencoba untuk membedong tubuh sebagian seperti membedong dengan tetap membebaskan tangan bayi atau membebaskan bagian kaki. Selamat mencoba dan semoga informasi ini bermanfaat!

 

  1. Goldman, R. 2016. When Should I Stop Swaddling My Baby? https://www.healthline.com/health/parenting/when-to-stop-swaddling#when-to-stop (diakses pada 8 Agustus 2019)
  2. How to Swaddle a Baby – https://www.whattoexpect.com/first-year/baby-care/baby-care-101/secrets-to-swaddling.aspx (diakses pada 8 Agustus 2019)
  3. How to swaddle your baby: photos – https://www.babycentre.co.uk/l1026440/how-to-swaddle-your-baby-photos (diakses pada 8 Agustus 2019)
  4. Swaddling: Is it Safe? https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/diapers-clothing/Pages/Swaddling-Is-it-Safe.aspx (diakses pada 8 Agustus 2019)
  5. SWADDLING 101. https://www.happyfamilyorganics.com/learning-center/baby/swaddling-101/ (diakses pada 8 Agustus 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi