Calistung adalah kepanjangan dari membaca, menulis, dan menghitung. Ini merupakan salah satu kemampuan kognitif yang perlu dikuasai oleh anak-anak usia dini. Lantas, usia berapa anak sudah mulai belajar calistung? Yuk, selengkapnya simak dalam penjelasan di bawah ini!
Apa itu Calistung?
Penjelasan dari istilah ini; membaca berarti membunyikan huruf-huruf yang terangkai, menulis berarti menuliskan huruf-huruf sehingga menjadi kata, kalimat, dan paragraf. Sedangkan berhitung berarti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Calistung adalah kemampuan dasar anak usia dini untuk menghadapi TK atau SD. Oleh karena itu, mengajarkan kegiatan belajar ini adalah sesuatu yang penting untuk menyiapkan pendidikan anak kedepannya.
Sejak Usia Berapa Anak Diajarkan Calistung?
Anak-anak sudah bisa diajarkan untuk membaca, menulis, dan berhitung sejak berusia 5 tahun. Ini merupakan usia emas yang tepat untuk diberikan stimulus secara maksimal.
Namun, yang perlu dipahami oleh orang tua adalah anak-anak butuh proses panjang untuk belajar. Belajar membaca, menulis, dan berhitung dapat berdasarkan tahapan kecerdasan anak.
Menurut Jean Piaget, psikolog pendidikan asal Swiss, tahap kecerdasan anak dapat dibagi ke dalam empat periode, berikut di antaranya:
1. Sensori-Motor
Pertama adalah periode sensori-motor yang terjadi pada usia 0-2 tahun. Umumnya penginderaan pada fase ini baru sebatas refleks kemudian berkembang dengan menirukan tindakan.
2. Pra-Operasional
Periode kedua adalah tahap pra-operasional yang terjadi pada usia 2-7 tahun. Dalam periode ini anak sudah memiliki kemampuan berbahasa yang baik tetapi masih belum bisa melihat sesuatu dari perspektif berbeda.
3. Operasional Konkret
Periode ketiga adalah tahapan operasional konkret pada usia 7-11 tahun. Pada tahap ini anak-anak diharapkan mampu menggabungkan lebih dari satu dimensi secara harmonis. Anak di usia ini belum bisa menyimpulkan hal-hal yang bersifat konkret.
4. Operasional Format
Di tahap ini (usia 11-16 tahun) seorang anak sudah dapat memecahkan masalah secara verbal dan bersifat abstrak.
Baca Juga: Bund, Kenali Perbedaan 8 Tipe Belajar Anak
Bagaimana Jika Anak Tidak Lancar Calistung?
Jika anak tidak segera lancar dalam membaca, menulis dan berhitung, maka jangan paksa anak untuk memahaminya.
Dalam usia 3-5 tahun, anak memiliki ketertarikan untuk memahami simbol dan logo yang ada di sekitarnya.
Oleh karena itu salah satu cara untuk melatih kemampuan anak membaca adalah dengan banyak memberikan buku bergambar di usia ini. Sedangkan untuk membaca pola, anak diharapkan sudah mulai menguasai ini pada usia 5-7 tahun.
Sedangkan untuk menulis, anak perlu mematangkan motorik untuk memegang pensil dengan baik. Dengan memegang pensil dengan baik, anak akan lebih mudah untuk menulis dan menggambar serta melakukan kreativitas lainnya.
Demikian juga untuk berhitung, Anda bisa mengajarkan matematika dengan cara sederhana melalui lagu atau menghitung dengan benda-benda tertentu.
Jangan membebani anak untuk segera paham mengenai cara menghitung di usianya yang masih 3 tahun. Ajarkan melalui permainan agar anak merasakan manfaat belajar dengan baik.
Hal yang perlu diingat, setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan belajar masing-masing. Jadi, temukan cara yang membuat kecerdasan anak menjadi optimal sehingga anak senang untuk belajar.
Baca Juga: Mengenal Montessori, Metode Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
Cara Mengajarkan Calistung yang Menyenangkan
Guna mendukung belajar dan tumbuh kembang anak usia dini, penting bagi guru dan orang tua untuk mengetahui bagaimana cara mengajarkan membaca, menulis, dan menghitung. Berikut adalah berbagai cara mengajar calistung, di antaranya:
1. Mengenalkan melalui permainan edukatif
Mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung dengan permainan adalah cara yang tepat bagi anak TK. Ini karena anak-anak akan lebih mudah menerima hal yang baru dengan cara yang menarik.
2. Mengajarkan membaca dengan lagu anak
Memperkenalkan abjad pada anak TK bisa menggunakan lagu. Dengan menyanyikan lagu, anak-anak dapat belajar mengenali abjad dengan cara yang menyenangkan.
3. Mengajak anak untuk mengikuti pola garis putus-putus
Setelah mengenal abjad dan angka, ajaklah anak untuk belajar menulis. Ajak anak menulis dengan mengikuti pola putus-putus yang membentuk angka atau huruf. Cara ini cukup mudah dan cepat untuk mengajarkan menulis.
4. Menyediakan gambar abjad dan angka di tempat bermain anak
Lingkungan yang kondusif akan membantu mempercepat proses belajar bagi anak-anak. Untuk itu, buatlah situasi rumah yang kondusif dengan menempelkan gambar abjad dan angka di dinding ruang bermain atau kamar anak.
5. Memahami karakter dan suasana hati anak
Ketika mengajak anak belajar calistung, alangkah baiknya guru dan orang tua sudah mengetahui karakter masing-masing anak dan suasana hatinya. Misalnya, saat anak merasa lelah atau ngantuk, maka jangan paksakan anak untuk belajar.
6. Perhatikan durasi
Perlu diketahui bahwa anak TK belum mampu memusatkan perhatian terlalu lama pada satu hal. Jika mengajak anak belajar membaca, menulis, dan berhitung, perhatikanlah durasi belajarnya. Anak TK hanya mampu memusatkan perhatian pada satu hal selama 15 hingga 20 menit.
Meskipun mengajarkan calistung di usia dini tidak berdampak negatif, baik orang tua maupun guru tidak boleh memberikan materi dengan porsi yang terlalu berat atau terlalu intensif. Alangkah baiknya berikan secukupnya dan hentikan pembelajaran ketika anak mulai lelah, bosan, dan tidak fokus.
- Anonim. 2021. Calistung: Membaca, Menulis, Berhitung. https://binus.ac.id/character-building/2021/10/calistung-membaca-menulis-berhitung/. (Diakses pada 26 September 2022)
- Anonim. 2018. Calistung adalah: Cara Belajar Mengajar Calistung TK SD Yang Menyenangkan. https://gurudigital.id/calistung-adalah-cara-belajar-mengajar-calistung-tk-sd-yang-menyenangkan/. (Diakses pada 26 September 2022)
- Asiah, Nur. 2018. Pembelajaran Calistung Pendidikan Anak Usia Dini dan Ujian Masuk Calistung Sekolah Dasar di Bandar Lampung. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/view/2746. (Diakses pada 26 September 2022)