Terbit: 17 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Madu dikenal luas sebagai makanan yang tinggi kandungan nutrisi, namun pakar kesehatan menyebut bayi justru tidak boleh mengonsumsi madu. Apa alasan dari larangan ini? Berikut adalah penjelasannya.

Mengapa Bayi Tidak Boleh Makan Madu?

Alasan Madu Tidak Boleh Dikonsumsi oleh Bayi

Pakar kesehatan menyebut bayi dengan usia kurang dari satu tahun yang mengonsumsi madu bisa mengalami masalah botulisme. Sebagai informasi, botulisme adalah masalah kesehatan yang dipicu oleh spora bakteri berjenis clostridium botulinum. Bakteri ini bisa ditemukan di dalam madu.

Jika sampai bayi mengalami masalah botulisme, maka akan mengalami gejala kesehatan layaknya konstipasi. Masalahnya adalah konstipasi pada bayi bisa berimbas fatal karena akan membuatnya menjadi lebih lesu, mengalami masalah cairan tubuh, dan dampak buruk lainnya.

Lantas, mengapa anak-anak atau orang dewasa boleh mengonsumsi madu? Hal ini ternyata disebabkan oleh saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh yang sudah berkembang jauh lebih baik. Di dalam saluran pencernaan, terdapat mikroorganisme yang sudah mampu melawan spora bakteri tersebut sehingga tidak akan menyebabkan masalah kesehatan. Hal yang berbeda terjadi pada bayi yang cenderung belum memiliki sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh yang mampu melawan spora tersebut.

Berbagai Makanan Lain yang Sebaiknya Dihindari Bayi

Bayi berusia satu tahun sebaiknya memang diberi makanan yang tepat agar bisa tumbuh dengan baik sekaligus tidak mudah mengalami masalah kesehatan.

Berikut adalah makanan-makanan yang sebaiknya tidak mereka konsumsi.

  1. Susu Sapi

Banyak orang tua yang sudah memberikan susu sapi pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun. Selain itu, ada yang sengaja memberikan susu sapi karena memang tidak mampu memproduksi ASI dengan cukup. Masalahnya adalah sistem pencernaan bayi cenderung tidak mampu mencerna susu sapi denan baik.

Jika memang tidak mampu memproduksi ASI, orang tua bisa memberikan susu formula yang memang diperuntukkan bagi bayi dengan usia kurang dari satu tahun. Mereka bisa berkonsultasi ke dokter atau bidan demi mendapatkan susu yang tepat.

  1. Makanan yang Lengket

Beberapa jenis makanan yang lengket layaknya permen, marshmallow, atau berondong sebaiknya tidak diberikan pada bayi karena bisa membuat mereka tersedak. Masalahnya adalah tersedak bisa saja membuat bayi kehilangan nyawa.

  1. Makanan Keras

Sistem pencernaan bayi yang masih berusia kurang dari satu tahun masih belum bisa mencerna makanan keras. Bahkan, meskipun makanan yang kita berikan adalah makanan sehat seperti sayuran dan buah, tetap saja makanan ini kurang baik bagi mereka jika teksturnya cenderung keras.

Pastikan untuk cermat dalam memilih sayuran atau buah yang akan diberikan pada anak demi mencegah datangnya masalah kesehatan pada bayi.

  1. Kacang

Pakar kesehatan menyebut kacang rentan memicu masalah tersedak pada bayi. Apalagi jika kacang ini masih belum dihaluskan. Meksipun bayi sudah memiliki gigi, belum tentu bayi bisa mengunyah kacang dengan baik sehingga risiko mengalami tersedak sangatlah tinggi.

  1. Teh

Ada sebagian orang tua yang sengaja memberikan teh kepada bayi karena dianggap baik untuk kesehatannya. Selain itu, teh juga dianggap bisa dijadikan variasi minuman selain susu. Masalahnya adalah teh, kopi, dan minuman bersoda memiliki kandungan kafein yang bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan bayi.

  1. Jus Buah

Sebenarnya, jus buah boleh-boleh saja dikonsumsi oleh bayi, namun jika jumlahnya lebih dari 120 ml, dikhawatirkan bisa menyebabkan dampak layaknya anemia, obesitas, malnutrisi, hingga gangguan gigi.

  1. Makanan Laut

Makanan laut layaknya daging ikan, udang, lobster, dan lain-lain dikhawatirkan bisa menyebabkan datangnya alergi jika dikonsumsi oleh bayi.

 

Sumber:

  1. Fitria, Putri. 2019. 10 Jenis Makanan yang Berbahaya Bagi Bayi dibawah 1 Tahun.theasianparent.com/makanan-berbahaya-bagi-bayi-dibawah-1-tahun. (Diakses pada 17 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi