Terbit: 25 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Apa bahan makanan yang seirng Anda pilih saat membuat MPASI untuk buah hati?

Sering Dipilih, 10 Bahan MPASI ini Justru Bikin Perut Bayi Kembung!

Memilih bahan baku MPASI tentu merupakan tantangan tersendiri, selain memerhatikan aspek asupan gizi, pengenalan bahan makanan baru, sesuai tumbuh kembang bayi juga merupakan hal yang tak boleh dilupakan.

Dalam masa pengenalan bahan makanan, biasanya akan muncul beberapa reaksi adaptasi yang ditunjukkan oleh tubuh bayi. Salah satu yang cukup sering muncul adalah perut bayi yang menjadi kembung.

Perut kembung pada bayi

doktersehat-bayi-menangisPerut kembung pada bayi biasanya dianggap karena adanya gangguan kecil pada kondisi fisik bayi, misalnya bayi kedinginan, padahal perut kembung sangat mungkin disebabkan karena pemilihan bahan makanan yang kurang tepat, lho.

Ya, ternyata ada beberapa bahan MPASI yang cukup sering dipilih atau dikenalkan lebih awal, yang ternyata dapat menyebabkan perut bayi menjadi kembung.

Meskipun dianggap hal yang sepele, nyatanya perut kembung pada bayi dapat menyebabkan nafsu makan bayi menjadi berkurang, jika berlangsung terus menerus, maka tentu asupan makan, gizi, berat badan, dan tumbuh kembang bayi akan terganggu.

Lantas, apa saja bahan MPASI yang bisa menyebabkan perut bayi menjadi kembung?

menu-makanan-anak-1-tahun-doktersehatMakanan yang dapat menyebabkan perut bayi menjadi kembung adalah makanan yang banyak mengandung gas.

Berikut beberapa bahan makanan alami yang mengandung banyak gas dan dapat menyebabkan perut bayi kembung:

1. Kentang

Kentang merupakan salah satu jenis makanan umbi-umbian yang sering dipilih sebagai bahan MPASI yang memiliki kandungan gas cukup banyak.

2. Jagung

Doktersehat - Jagung

Photo Credit: Flickr.com/Benjamin 1970

Kandungan karbohidrat pada jagung yang tinggi membuat kandungan gas di dalam jagung cukup tinggi.

3. Kacang

Khasiat-kacang-merah-doktersehat-1

Photo credit: Flickr.com/ Zenia Nunez

Utamanya jenis kacang polong dan kacang merah banyak mengandung gas.

4. Brokoli

Brokoli termasuk sayuran yang paling banyak mengandung gas diantara jenis sayuran lainnya.

5. Kembang kol

manfaat-bunga-kol-doktersehat-1

Photo Credit: Pexels.com

Kembang kol termasuk dalam golongan cruciferous yang juga banyak mengandung gas.

6. Kubis atau kol

Photo Credit: flickr.com/Rob Bertholf

Sama dengan kembang kol, kubis termasuk golongan sayur cruciferous.

7. Sawi

Baik sawi putih maupun sawi hijau memiliki kandungan gas yang tinggi

8. Buah pir

manfaat-buah-pir-doktersehat-1

Photo Credit: Pexels.com/mali maeder

Buah pir memiliki kandungan gas yang tinggi diantara jenis buah lainnya

9. Buah persik, plum dan apricot.

10. Susu hewani

Biasanya susu sapi, yang juga bisa menyebabkan bayi mengalami alergi laktosa dan menyebabkan gangguan lainnya pada pencernaan.

Lantas, apa kita tidak boleh manggunakan bahan makanan di atas sebagai bahan baku MPASI untuk bayi?

Plus-minus-MPASI-homemade-doktesehat-1

Photo Credit: Flickr.com/thedabblist

Melihat daftar bahan makanan yang menyebabkan perut bayi kembung di atas, tentu sebagian besar jenisnya adalah bahan makanan alami yang padat gizi.

Kita tentu tidak lantas secara serta merta tidak menggunakannya sama sekali, ya.

Akan tetapi dalam penggunaan bahan-bahan tersebut ada beberapa hal yang harus dicermati antara lain:

  1. Tidak mengombinasikan menu MPASI dari bahan makanan yang sama-sama banyak mengandung gas.
  2. Hindari memilih menu MPASI dengan bahan baku makanan di atas untuk diberikan pada pagi hari, saat perut bayi sedang kosong dan masih sensitif.
  3. Jangan memberikan menu MPASI dari makanan di atas jika bayi sedang dalam kondisi tidak fit atau sakit, misalnya demam, flu, diare, atau sembelit.

Nah, itu dia pilihan bahan baku MPASI yang bisa menyebabkan perut bayi menjadi kembung.

Dengan melakukan pemilihan dan penyajian yang tepat, maka tentu asupan gizi dan pengenalan jenis bahan makanan bayi bisa terpenuhi dan berjalanan dengan optimal.

Selain itu, risiko bayi mengalami gangguan pada pencernaan atau perut kembung, bisa semakin dikurangi, bukan?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi