DokterSehat.Com – Dengan adanya perkembangan teknologi pada ponsel, kini ibu-ibu bisa mendapatkan berbagai informasi yang mereka butuhkan untuk merawat buah hatinya dengan lebih baik. Selain itu, ponsel juga bisa semakin mendekatkan ibu dengan teman-teman lainnya sehingga waktu di dalam rumah tidak terasa membosankan. Sayangnya, penggunaan ponsel juga bisa membuat kecanduan sehingga banyak ibu yang tidak bisa lepas dari ponselnya, meskipun itu saat sang ibu sedang menyusui buah hatinya. Hal ini ternyata sangat tidak baik bagi perkembangan bayi.
Pakar kesehatan sendiri memiliki istilah medis pada ibu-ibu menyusui yang tetap tidak bisa meninggalkan ponselnya; yakni brexting. Memang, brexting terdiri dari breastfeeding dan texting yang berarti menyusui sekaligus berkirim pesan. Namun, brexting juga mencakup ketergantungan ibu dalam mengakses dunia maya atau bahkan sekadar bermain game pada ponselnya. Meskipun terlihat baik-baik saja, khususnya bagi ibu yang tidak ingin bosan saat menyusui, ternyata bisa membuat proses konsumsi ASI bayi bisa terganggu. Tahukah anda, dengan sibuk menggunakan ponsel saat menyusui, ibu menjadi tidak peka pada kondisi bayi. Memang, bayi dalam masa menyusui masih belum bisa berbicara, namun, Ia juga berusaha berkomunikasi untuk menunjukkan kondisinya layaknya sudah kenyang, masih terasa lapar, hingga merasa kurang nyaman saat menyusui. Jika ibu tidak peka, resiko bayi untuk tersedak saat menyusui tentu akan cukup tinggi.
Pakar kesehatan bahkan menyebutkan jika brexting bisa membuat ikatan emosional bayi dan ibu yang terbentuk selama proses menyusui bisa terganggu dan pada akhirnya bayi bisa mengalami ganguan mental berupa kecemasan berlebihan saat sudah tumbuh besar nantinya. Ibu tentu tidak ingin hal ini terjadi pada buah hatinya, bukan?
Hanya saja, penggunaan ponsel juga tak selamanya bisa dianggap buruk. Banyak ibu menyusui yang mengaku menggunakan ponsel saat menyusui di tengah malam, khususnya saat ibu harus terbangun dari tidurnya. Dengan menatap ponsel, maka Ibu pun bisa tetap terjaga sekaligus menyusui sang buah hati. Hanya saja, tetaplah beri kontak mata atau setidaknya perhatian pada sang bayi saat awal-awal proses menyusui sehingga ikatan emosional antara ibu dan anaknya tidak terganggu.