Terbit: 20 April 2018 | Diperbarui: 20 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bagaimana cara Anda menyimpan makanan bayi biasanya? Makanan untuk bayi usia 6-12 bulan tentu harus mendapatkan perhatian khusus ya. Keamanan dan kualitas makanannya harus terjaga. Untuk mendukung itu makanan bayi harus disimpan dengan cara yang tepat.

Tips Menyimpan Makanan Bayi yang Benar

Makanan bayi, baik bubur kering buatan sendiri atau kemasan, susu formula atau biskuit bayi harus disimpan dengan cara yang benar. Penyimpanan yang tidak tepat akan menyebabkan berbagai kontaminasi pada makanan, misalnya akibat suhu yang tidak tepat, paparan sinar berlebihan atau adanya kontaminasi bakteri.

Kita tentu tidak ingin hal tersebut terjadi, kan? Untuk itu Foodsafety.gov menyebutkan beberapa tips dalam menyimpan makanan bayi, yaitu:

1. Simpan dalam toples kedap udara

Usahakan menempatkan semua makanan bayi dalam toples yang tertutup rapat. Jika tidak yakin dengan kualitas toples, cobalah masukkan bahan makanan ringan seperti keripik atau kerupuk dalam toples dan perhatikan ada atau tidaknya perubahan dalam 1-2 hari. Hal ini untuk memastikan toples benar-benar kedap udara. Jika toples memang sudah baik, pastikan selalu menutup toples dengan rapat setelah membukanya.

2. Penyimpanan di plastik kedap udara

Hindari menggunakan plastik yang sudah rusak, baik berlubang atau penyok.

3. Tidak menyimpan bahan makanan yang basah atau minuman di suhu ruang terlalu lama

Makanan lembab atau minuman untuk bayi harus segera dihabiskan setelah dibuat. Jika makanan akan disimpan maka jangan sampai ada di suhu ruangan lebih dari dua jam. Simpan makanan dalam kulkas atau microwave untuk menghindari danger zone.

4. Tidak menyimpan makanan bayi dalam kulkas terlalu lama

Umumnya makanan bayi yang perlu disimpan di kulkas rentan mengalami kontaminasi makanan. Untuk itu usahakan makanan bayi yang sudah disimpan dalam kulkas lebih dari tiga hari, meskipun masih dalam kemasan/ belum terbuka, tidak diberikan pada bayi. Hal ini tentu untuk menjamin kualitas asupan makanan bayi ya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi