Terbit: 16 May 2016 | Diperbarui: 24 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Seringkali penyebab dari tangisan bayi adalah karena Ia sedang merasa lapar atau saat popoknya sudah kotor karena buang air kecil ataupun buang iar besar. Jika disebabkan karena lapar, maka bayi tinggal disusui dan bayi pun biasanya akan cenderung segera diam. Namun, dalam beberapa kasus, sang bayi bisa tetap menangis meskipun sudah disusui. Bahkan, tangisan bayi ini bisa sulit untuk berhenti dan ditandai dengan batuk-batuk. Apa yang sebenarnya terjadi?

Pakar kesehatan menyebutkan jika ada banyak kemungkinan mengapa bayi tetap menangis meskipun sudah disusui. Sebagai contoh, ibu ternyata tidak memproduksi ASI dengan cukup banyak sehingga bayi pun sudah berusaha untuk menghisap payudara ibunya namun tidak terlalu banyak ASI yang bisa ia konsumsi. Bayi yang kesal karena rasa laparnya tidak bisa diobati pun melampiaskannya dengan menangis. Karena alasan inilah wanita yang menyusui sebaiknya pandai mengatur proses menyusui layaknya menata frekuensi menyusui hingga menyusui dengan bergantian pada payudara kiri dan kanan agar produksi ASI tetap terjaga. Jangan terburu-buru untuk memberikan susu formula untuk mengatasi hal ini karena susu formula kurang memberikan manfaat yang dibutuhkan oleh sang buah hati. Uniknya, kadangkala produksi ASI ibu terlalu melimpah sehingga bayi pun bisa tersedak dan tidak bisa bernafas. Untuk mengatasi hal ini, ada baiknya ibu memperbaiki cara berbaring bayi atau posisi duduknya agar bayi bisa meminumnya dengan lebih nyaman.

Sayangnya, selain karena produksi ASI, bayi yang menangis saat disusui juga bisa disebabkan oleh masalah pada pencernaan bayi itu sendiri. Sebagai contoh, jika bayi menangis dan diikuti dengan ‘gumoh’, maka bisa jadi Ia mengalami masalah pada lambungnya. Selain itu, tangisan bayi saat menyusui juga bisa disebabkan oleh alergi yang disebabkan oleh konsumsi makanan sang ibu atau hal lain yang tentu saja harus diperiksakan ke dokter.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi