Terbit: 21 June 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Anak muntah di malam hari dapat terjadi karena beberapa penyebab, mulai dari makanan hingga masalah kesehatan. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasinya dalam penjelasan di bawah ini.

8 Penyebab Anak Muntah di Malam Hari dan Cara Mengatasinya

Penyebab Anak Muntah di Malam Hari

Seiring dengan muntah pada malam hari, anak mungkin memiliki tanda dan gejala lain termasuk batuk, sakit perut atau kram, pusing, mual, sakit kepala, diare, demam, sesak napas, mengi, ruam, dan gatal. Kondisi ini bisa terjadi karena beberapa penyebab.

Berikut ini penyebab anak muntah di malam hari:

1. Keracunan makanan

Terkadang muntah mengindikasikan tubuh mengalami masalah kesehatan karena alasan tertentu. Anak dapat mengonsumsi sesuatu yang seharusnya tidak dimakan, seperti:

  • Makanan tidak dimasak dengan benar.
  • Makanan yang terpapar udara luar terlalu lama.
  • Mengonsumsi makanan beberapa hari yang lalu.

Mungkin sulit untuk mengetahui apakah suatu makanan menjadi penyebab muntah karena biasanya anak tidak memiliki gejala apa pun selama berjam-jam.

Selain muntah, keracunan makanan juga menyebabkan gejala lainnya seperti sakit perut, keram, perut, mual, pusing, demam, berkeringat, dan diare.

2. Sensitivitas terhadap makanan

Sensitivitas pada makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap makanan yang biasanya tidak berbahaya.

Jika anak sensitif terhadap suatu makanan, mungkin si Kecil tidak memiliki gejala apa pun hingga satu jam setelah mengonsumsinya. Makan malam atau camilan sebelum tidur bisa menjadi penyebab anak muntah di malam hari. Beberapa di antaranya mungkin tersembunyi dalam camilan olahan seperti biskuit.

Perlu diketahui juga, sensitivitas terhadap makanan sering terjadi saat mengonsumsi susu (keju, cokelat), gandum (roti, biskuit, pizza), telur, dan kedelai.

Alergi makanan yang lebih serius biasanya akan menyebabkan gejala lain seperti ruam, pembengkakan, atau masalah pernapasan. Gejala ini bisa menjadi kondisi darurat medis.

3. Flu perut

Flu perut adalah penyakit yang biasa terjadi dan menular pada anak-anak. Kondisi ini bisa terjadi pada malam hari. Masalah pencernaan yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri ini memiliki gejala yang khas yaitu muntah. Anak mungkin juga mengalami gejala lain, termasuk demam ringan, kram perut, sakit kepala, dan diare.

4. Refluks asam lambung

Refluks asam lambung (heartburn) bisa terjadi pada bayi maupun anak-anak dari usia 2 tahun ke atas. Anak mungkin mengalaminya sesekali, tetapi ini bukan berarti ia memiliki masalah kesehatan. Kondisi ini dapat mengiritasi tenggorokan, sehingga memicu batuk dan muntah.

Refluks asam lambung bisa terjadi di larut malam apabila anak makan sesuatu yang dapat memicu refluks asam. Makanan tertentu dapat membuat otot-otot antara lambung dan mulut tabung (kerongkongan) lebih rileks dari biasanya.

Selain itu, ada juga makanan yang dapat memicu perut membuat lebih banyak asam yang pada akhirnya dapat menyebabkan heartburn sesekali pada anak dan orang dewasa.

Ada sejumlah makanan yang mungkin membuat anak dan orang dewasa mengalami heartburn seperti gorengan, makanan berlemak, keju, cokelat, permen, jeruk, dan tomat.

Jika anak sering mengalami refluks asam, mungkin ia memiliki tanda dan gejala lain yang tampaknya tidak terkait, yakni sakit tenggorokan, batuk, bau mulut, sering masuk angin, infeksi telinga berulang, mengi, pernapasan serak, kehilangan email gigi, dan gigi berlubang.

5. Asma

Jika anak menderita asma, ia mungkin akan mengalami lebih banyak batuk dan mengi di malam hari. Hal ini karena saluran udara (paru-paru dan saluran pernapasan) lebih sensitif di malam hari saat anak tertidur.

Gejala asma di malam hari terkadang menyebabkan anak sering muntah di malam hari. Kondisi ini bisa lebih buruk apabila anak juga mengalami pilek atau alergi.

Anak mungkin juga mengalami gejala lain seperti sesak dada, mengi, suara siulan saat bernapas, sulit bernapas, kesulitan tidur, kelelahan, dan rewel.

Baca Juga: 8 Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI yang Jarang Diketahui

6. Mendengkur

Anak-anak mungkin dapat mengalami dengkuran ringan hingga cukup serius karena sejumlah alasan.

Beberapa penyebab tersebut akan hilang atau menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Namun, jika anak juga mengalami jeda pernapasan yang signifikan (biasanya ketika mendengkur), anak mungkin mengalami sleep apnea.

Jika mengalami sleep apnea, anak mungkin harus bernapas melalui mulut, terutama di malam hari. Kondisi ini dapat menyebabkan tenggorokan kering, batuk, atau muntah di malam hari.

Pada beberapa anak—bahkan tanpa sleep apnea—mendengkur bisa membuat kesulitan bernapas. Hal ini bisa membuat anak terbangun secara tiba-tiba dengan perasaan seperti tersedak, serta dapat memicu kepanikan, batuk, dan muntah.

Anak yang memiliki asma atau alergi mungkin cenderung menjadi pendengkur karena lebih sering mengalami sumbatan pada saluran pernapasan.

7. Batuk

Anak mungkin hanya akan mengalami batuk ringan di siang hari. Tapi terkadang batuk bisa memburuk di malam hari, sehingga memicu tekanan pada pencernaan dan membuatnya muntah. Kondisi ini dapat terjadi baik anak mengalami batuk kering maupun batuk basah.

Batuk kering kemungkinan bertambah buruk apabila anak bernapas melalui mulut. Bernapas melalui mulut terbuka saat tidur dapat memicu tenggorokan kering dan teriritasi. Hal ini menyebabkan sering batuk, yang pada akhirnya membuat anak sering muntah di waktu malam setelah makan.

Batuk berdahak biasanya terjadi karena pilek atau flu yang disertai dengan banyak lendir. Cairan  lendir yang berlebih mengalir ke saluran napas dan lambung dapat terkumpul saat anak tidur. Terlalu banyak lendir di perut dapat menyebabkan mual dan muntah.

8. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi serius yang menyebabkan peradangan di salah satu atau kedua paru-paru. Penyakit ini dapat menjadi penyebab anak batuk dan muntah di malam hari.

Selain batuk dan muntah, anak penderita pneumonia mungkin memiliki gejala lain yang memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan. Gejala-gejala ini termasuk laju pernapasan cepat, demam, dada sakit, dan kelelahan.

Baca Juga: 8 Obat Mual Muntah Paling Ampuh (Medis dan Alami)

Cara Mengatasi Anak Muntah di Malam Hari

Muntah biasanya gejala dari sesuatu yang tidak beres dengan tubuh. Terkadang, muntah berlangsung singkat dan anak bisa kembali tidur dengan nyenyak.

Namun, muntah di malam hari bisa terjadi lebih dari sekali. Untuk itu, mengobati penyebab kesehatan yang mendasarinya bisa membantu mengurangi atau menghentikannya.

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak muntah di malam hari :

1. Menghindari pemicu muntah

Ada pengobatan rumahan yang membantu, termasuk menghindari hal berikut:

  • Makanan dan minuman sebelum tidur yang dapat memicu refluks asam.
  • Beberapa alergen seperti serbuk sari, debu, bulu, dan bulu binatang.
  • Asap rokok, polusi udara, dan bahan kimia.

Apabila muntah mungkin terkait dengan makanan tertentu, konsultasikan dengan dokter anak untuk melihat apakah ini adalah makanan yang harus dihindari anak.

2. Minum cairan untuk mencegah dehidrasi

Beri anak cairan untuk membantu anak tetap terhidrasi setelah muntah. Bagi anak atau bayi, Bunda mungkin bisa memintanya untuk meminum larutan rehidrasi seperti pedialyte. Obat ini bisa sangat membantu bayi yang mengalami muntah atau diare yang berlangsung lebih lama dari semalam.

3. Oralit

Bunda juga bisa memberikan oralit (larutan rehidrasi) yang bisa didapatkan dari apotek atau membuatnya sendiri di rumah. Cara membuatnya dengan mencampurkan beberapa bahan, termasuk 4 gelas air, 3 sampai 6 sdt, gula, dan 1/2 sdt garam.

4. Es loli

Memberikan es loli juga efektif membantu mengganti cairan tubuh yang hilang untuk anak yang lebih besar. Biasanya es loli terbuat dari buah-buahan yang terasa menyegarkan.

5. Perawatan gigi

Muntah kadang-kadang dikaitkan dengan masalah pernapasan. Sebagian anak dengan sleep apnea memiliki rahang lebih kecil yang memicu dengkuran dan masalah mulut lainnya. Sebagai solusinya, perawatan gigi atau menggunakan penahan mulut bisa membantu menghilangkan dengkuran.

6. Obat-obatan

Apabila anak memiliki asma, konsultasikan dengan dokter anak tentang obat terbaik dan kapan menggunakannya untuk mengurangi gejala muntah di malam hari. Bahkan jika anak belum didiagnosis menderita asma, bicarakanlah dengan dokter apabila anak sering batuk di malam hari.

Beberapa anak dengan asma bisa tampak baik-baik saja di siang hari dan gejala utamanya adalah batuk di malam hari; dengan atau tanpa muntah. Anak mungkin membutuhkan perawatan berikut:

  • Obat steroid inhalasi untuk mengurangi  peradangan pada paru-paru.
  • Obat alergi, termasuk antihistamin dan dekongestan.
  • Bronkodilator untuk membuka saluran pernapasan.
  • Imunoterapi.

Itulah penjelasan tentang penyebab anak muntah di malam hari dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Dresden, Danielle. 2021. Causes of nighttime toddler coughing and how to treat it. https://www.medicalnewstoday.com/articles/coughing-at-night-toddler. (Diakses pada 21 Juni 2022).
  2. Fernandes, Ruchelle. 2020. Child Vomiting at Night – Causes, Symptoms, and Treatment. https://parenting.firstcry.com/articles/child-vomiting-at-night-causes-symptoms-and-treatment/. (Diakses pada 21 Juni 2022).
  3. Iftikhar, Noreen. 2020. Why Is My Child Throwing Up at Night and What Can I Do?. https://www.healthline.com/health/childrens-health/child-vomiting-at-night. (Diakses pada 21 Juni 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi