Terbit: 2 April 2018 | Diperbarui: 25 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penggunaan teknologi memang dapat memudahkan banyak urusan pekerjaan dan komunikasi. Namun bagi anak, penggunaan teknologi pada gawai dapat memicu keterlambatan bicara.

Penggunaan Gawai Dapat Menyebabkan Anak Terlambat Bicara?

Pengaruh penggunaan teknologi pada kemampuan anak untuk bicara

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di acara 2017 Pediatric Academic Societies Meeting, ditemukan bahwa ada hubungan antara penggunaan teknologi dalam genggaman seperti ponsel atau tablet dengan keterlambatan bicara pada anak. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 894 anak-anak yang berusia antara enam bulan dan dua tahun. Anak-anak tersebut umumnya menggunakan gawai rata-rata 28 menit per hari.

Dilansir dari Belly Belly, setiap setengah jam penggunaan gawai dapat meningkatkan risiko keterlambatan bicara sebesar 49%. Para ahli percaya bahwa anak berusia di bawah dua tahun tidak dapat memahami apa yang mereka lihat pada layar gawai. Mereka hanya tertarik dengan warna-warna cerah dan lampu yang berkedip tetapi anak-anak masih belum bisa memahami apa yang mereka lihat.

American Acadey of Pediatrics telah mengeluarkan rekomendasi bahwa orang tua sebaiknya menghindari penggunaan media layar selain panggilan video untuk anak-anak di bawah usia 18 bulan. Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang tua yang tidak mengikuti rekomendasi tersebut.

Pentingnya interaksi dalam proses belajar anak

Cara orang tua berbicara dan berinteraksi dengan anak dapat memengaruhi cara anak untuk belajar. Semakin banyak interaksi dan kata yang diucapkan oleh orang tua dapat membantu anak untuk segera belajar.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA, permainan tradisional anak ternyata lebih bermanfaat bagi anak dalam hal perkembangan bahasa. Jika perkembangan bahasa anak baik, maka kemampuan ini dapat memengaruhi keberhasilan akademis anak.

Penggunaan gawai dapat menurunkan kualitas dan kuantitas input bahasa jika dibandingkan dengan membaca buku atau bermain mainan tradisional. Para ahli menyarankan untuk mengganti penggunaan gawai dengan permainan tradisional atau buku untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak, khususnya pada balita.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi