Terbit: 22 February 2016 | Diperbarui: 25 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Masturbasi infantil (childhood masturbation) adalah autostimulasi alat genital pada anak prapubertas. Masturbasi merupakan keadaan normal yang ditemukan pada 90-94% laki-laki dan 50-60% wanita pada masa kanak-kanak.2,3 Meskipun merupakan suatu keadaan normal, kondisi ini seringkali luput dari perhatian orangtua atau keluarga terutama bila tidak ditemukan manipulasi alat genital secara langsung. Masturbasi infantil (MI) merupakan suatu bentuk pemenuhan kepuasan (gratification) pada masa kanak-kanak. Aktivitas masturbasi pada bayi dan anak tidak selalu dapat dikenali karena seringkali dilakukan tanpa stimulasi alat genital secara manual.

Pengertian Dan Penanganan Masturbasi Infantil (Masturbasi pada Anak)

Masturbasi infantil pertama kali dilaporkan oleh Still tahun 1909, dengan insidens tertinggi pada usia 4-5 tahun. Faktor yang dapat mencetuskan adalah penyapihan, kelahiran adik baru, atau berpisah dari orang tua. Sebagai salah satu bentuk kebiasaan perangsangan diri sendiri (self-stimulatory behavior), masturbasi sering timbul pada saat anak merasa bosan, kesepian, cemas, atau terlalu bersemangat. Menurut Larrson, terdapat hubungan antara perilaku seksual dengan perilaku anak secara umum yang dapat dipantau, misalnya adanya kekhawatiran, gangguan makan, dan perubahan suasana hati (mood). Dengan kata lain, anak dengan perubahan perilaku secara umum, mungkin saja disertai dengan perilaku seksual yang lebih menonjol, dalam hal ini berupa masturbasi. Pendapat lain menyebutkan bahwa bayi sudah mulai mengeksplorasi lingkungan termasuk dirinya sendiri. Saat melakukan eksplorasi tersebut anak atau bayi menemukan bahwa stimulasi daerah tertentu (alat genital) menimbulkan ‘sensasi’ yang menyenangkan, sehingga keadaan ini berlanjut menjadi masturbasi.

Masturbasi juga sering diawali dengan lesi iritatif di daerah perineum seperti dermatitis, infeksi saluran kencing, cacingan, atau konstipasi. Iritasi perineum dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi masturbasi, sebaliknya masturbasi juga menyebabkan terbentuk lesi iritatif. Pada pasien ini, tidak ditemukan adanya tanda-tanda iritasi perineum baik dari anamnesis ataupun pemeriksaan fisik. Namun hal tersebut dapat merupakan salah satu pemicu pada waktu gejala pertama kali muncul.

Suatu laporan penelitian perilaku seksual anak usia 3-6 tahun di sekolah bermain (play group) dan taman kanan-kanak di Swedia tahun 1995 mendapatkan angka masturbasi sebesar 6%. Pengulangan penelitian ini dengan metodologi yang sama 2 tahun berikutnya mendapatkan angka MI sebesar 14%. Pada penelitian ini masturbasi lebih banyak dilakukan oleh anak laki-laki, namun berbagai laporan dan serial kasus justru lebih banyak melaporkan MI pada anak perempuan.

Pada bayi dan anak, masturbasi mempunyai manifestasi klinis berupa postur atau gerakan yang tidak biasa, sehingga sering diinterpretasikan sebagai kejang, nyeri perut, atau kolik. Masturbasi pada bayi dan anak dilaporkan antara lain berupa postur tertentu yang menyebabkan kontraksi otot paha, penekanan secara mekanis di daerah pubis, yang disertai dengan suara mengerang, pernapasan tidak teratur, wajah memerah, dan berkeringat. Beberapa kasus melaporkan manifestasi klinis berupa kekakuan tubuh, suara mengerang, gerakan stereotipik, dan penglihatan kosong, yang sulit sekali dibedakan dari serangan epilepsi.

Pasien MI seringkali salah didiagnosis sebagai epilepsi, nyeri perut, distonia paroksismal, atau diskinesia. Untuk membedakan apakah anak dalam serangan kejang atau melakukan masturbasi, saat masturbasi anak dalam kesadaran penuh (fully alert), akan menjadi kesal dan marah bila diinterupsi, dan gerakan-gerakan tersebut dapat dihentikan jika dilakukan pengalihan perhatian. Berbagai laporan kasus menyebutkan bahwa sebelum didiagnosis sebagai MI, anak-anak tersebut menjalani berbagai pemeriksaan yang tidak perlu, seperti pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, CT-scan, bahkan MRI. Beberapa kasus juga melaporkan pemberian terapi anti epilepsi sebelum akhirnya diketahui keadaan tersebut suatu MI.

Kunci utama penegakkan diagnosis adalah anamnesis yang teliti. Adanya rekaman video akan sangat membantu melakukan interpretasi dari episode gerakan paroksismal bayi atau anak. Spektrum gerakan paroksismal pada bayi dan anak sangat luas, sehingga terkadang cukup sulit membedakan suatu episode sebagai kejang ataukah masturbasi. Anak yang sedang masturbasi kadang juga tampak tidak sadar, karena disertai dengan pandangan kosong atau pandangan yang terfiksasi.

Tata laksana penyakit ini adalah menerangkan pada orang tua bahwa masturbasi atau autostimulasi merupakan keadaan yang normal pada anak dan akan menghilang dengan sendirinya. Kondisi ini muncul justru karena anak berusaha menekan lingkungan yang kurang positif di sekitarnya, dengan cara melakukan gerakan atau postur tubuh tertentu yang memberikan sensasi yang menyenangkan. Pemberian hukuman dinilai tidak akan bermanfaat, bahkan dapat meningkatkan frekuensi masturbasi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi