Terbit: 6 October 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Batuk pada anak adalah penyakit yang paling umum terjadi pada masa anak-anak. Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah infeksi saluran pernapasan. Terkadang, gangguan ini juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri di tenggorokan/dada atau menandakan sesuatu yang lebih serius. Simak berbagai jenis batuk yang bisa terjadi pada anak di bawah ini.

11 Jenis Batuk pada Anak dan Cara Mengatasinya

Mengenali Berbagai Jenis Batuk pada Anak

Memahami berbagai jenis batuk yang dialami anak dapat membantu orang tua mengetahui kapan harus menanganinya di rumah dan kapan harus menghubungi dokter. Berikut ini adalah macam-macam batuk pada anak yang umum terjadi, di antaranya:

1. Batuk Barky

Kondisi yang biasanya disebut batuk menggonggong ini disebabkan oleh pembengkakan saluran napas bagian atas. Sering kali jenis ini berasal dari croup, infeksi pernapasan pada anak yang membuat saluran napasnya terhalang.

Anak-anak di bawah 3 tahun paling berisiko terkena croup karena kondisi saluran udara masih sangat sempit. Sebagian besar anak dengan penyakit croup juga akan mengalami stridor, yaitu pernapasan keras dan berisik yang terjadi saat anak menarik napas.

2. Batuk Rejan

Batuk rejan (pertusis) merupakan infeksi saluran udara yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Anak-anak yang mengalami jenis ini akan mengalami batuk terus menerus. Di akhir batuk, anak akan menarik napas dalam-dalam. Gejala lain yang bisa menyertai adalah pilek, bersin, dan demam ringan.

Kondisi ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada bayi di bawah 1 tahun yang tidak mendapatkan vaksin pertusis. Penyakit ini sangat menular, jadi semua anak harus mendapatkan suntikan pertusis pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15 bulan, dan 4–6 tahun.

3. Batuk dengan Mengi

Jika anak Anda mengeluarkan suara mengi (bersiul) saat menghembuskan napas, ini bisa berarti saluran udara bagian bawah di paru-paru bengkak. Kondisi ini dapat terjadi dengan asma atau dengan infeksi virus bronchiolitis.

Mengi juga dapat terjadi jika saluran napas bagian bawah terhalang oleh benda asing. Seorang anak yang batuk setelah menghirup sesuatu seperti makanan atau mainan kecil harus segera mendapatkan penanganan medis.

4. Batuk Malam Hari

Saat anak mengalami batuk pilek, lendir dari hidung dan sinus bisa mengalir ke tenggorokan dan memicu batuk saat tidur. Kondisi ini bisa menjadi masalah apabila membuat anak sulit tidur. Selain itu, asma juga bisa memicu batuk malam hari karena saluran udara cenderung lebih sensitif dan mudah teriritasi di malam hari.

5. Batuk Siang Hari

Batuk yang hanya terjadi siang hari biasanya disebabkan karena pilek, flu, asma, atau infeksi pernapasan. Selain itu, udara dingin atau aktivitas tertentu dapat memperburuk batuk di siang hari. Cobalah untuk memastikan bahwa tidak ada asap rokok, penyegar udara, atau hewan peliharaan yang membuat anak batuk.

Baca Juga: 10 Obat Batuk Anak dan Cara Mengatasi Batuk Ampuh dan Aman

6. Batuk dengan Demam

Seorang anak yang mengalami demam ringan dan flu kemungkinan besar menderita batuk pilek. Tetapi batuk dengan demam 39 derajat Celcius atau lebih, kadang-kadang bisa disebabkan oleh pneumonia, terutama jika anak lemah dan bernapas dengan cepat. Dalam kasus ini, perawatan medis harus segera dilakukan.

7. Batuk dengan Muntah

Anak-anak yang sering batuk bisa memicu refleks untuk muntah. Selain itu, anak yang mengalami asma kambuh juga mungkin mengalami muntah jika banyak lendir mengalir ke perut dan menyebabkan mual. Biasanya, hal ini tidak perlu diwaspadai kecuali jika muntahnya tidak berhenti.

8. Batuk Terus Menerus

Batuk yang disebabkan oleh pilek karena virus bisa berlangsung berminggu-minggu, terutama jika seorang anak terserang flu terus menerus. Asma, alergi, atau infeksi kronis pada sinus atau saluran udara juga dapat menyebabkan kondisi berkepanjangan. Jika anak masih mengalami kondisi ini setelah 3 minggu, konsultasi dengan dokter diperlukan.

9. Batuk Berdahak

Batuk ini terjadi ketika tubuh menghasilkan lebih banyak dahak pada saluran pernapasan. Kondisi ini terjadi ketika paru-paru mengalami infeksi sehingga memproduksi dahak melebihi batas normal.

Kondisi ini biasanya disertai sakit tenggorokan, mata berair, dan nafsu makan yang buruk. Dalam setahun biasanya seorang anak mengalami enam sampai sepuluh kali pilek.

10. Batuk Miserable

Kondisi ini membuat anak enggan untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukannya. Selain itu, kondisi ini juga menimbulkan suara serak, demam tinggi, nyeri otot, dan pilek. Infeksi virus ini menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan batuk pada anak.

Flu memiliki masa inkubasi yang lama pada anak-anak, sehingga anak dapat berjalan-jalan dengan virus selama berhari-hari sebelum mereka sakit, sembari menularkannya pada orang di sekitarnya.

11. Batuk Coronavirus

Bayi dan anak-anak yang lebih besar umumnya memiliki kasus virus Corona (COVID-19) ringan. Meski bisa terjadi tanpa gejala, beberapa anak ada yang mengalami gejala seperti demam, pilek, dan batuk.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jenis batuk yang disebabkan virus Corona biasanya kering (tanpa dahak atau lendir), tetapi bisa juga bersifat basah. Gejala COVID-19 umumnya muncul 2-14 hari setelah terpapar.

Cara Mengatasi Batuk pada Anak

Pada banyak kasus, kondisi ini umumnya disebabkan oleh virus dan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Terkadang, kondisi ini bisa memakan waktu hingga 2 minggu. Dokter biasanya tidak meresepkan antibiotik karena hanya digunakan untuk melawan bakteri.

Kecuali jika kondisi membuat anak sulit tidur, obat batuk biasanya tidak diperlukan. Obat ini mungkin membantu anak berhenti, tetapi tidak mengobati penyebab yang mendasarinya. Jika Anda memang menggunakan obat yang dijual bebas di apotek, hubungi dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan untuk memastikan aman digunakan untuk anak.

Jangan gunakan obat kombinasi nonresep seperti tylenol cold karena obat tersebut mengandung lebih dari satu obat di dalamnya. Anak-anak dapat memiliki risiko efek samping lebih besar dan lebih mungkin mengalami overdosis obat. Obat batuk sendiri tidak dianjurkan untuk anak di bawah 6 tahun.

 

  1. Anonim. Coughing. https://kidshealth.org/en/parents/childs-cough.html. (Diakses pada 6 Oktober 2020).
  2. Herring, Aimee. 2020. 8 Types of Coughs in Children, Toddlers, and Babies. https://www.parents.com/health/cough/cough/. (Diakses pada 6 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi