Anak yang selalu ingin bergerak, tidak bisa diam, dan nyaris tidak terlihat lelah sering kali disebut sebagai anak hiperaktif. Sebenarnya penggunaan istilah tersebut kurang tepat karena terdapat perbedaan anak aktif dan hiperaktif. Apa yang membedakan keduanya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa itu Hiperaktif?
Sebelum menjelaskan mengenai perbedaan anak hiperaktif dan aktif, penting untuk diketahui pada dasarnya anak-anak adalah makhluk yang aktif dan selalu mengeksplorasi lingkungannya. Selain itu, seorang anak memang memiliki banyak energi karena harus mempelajari dan mendapat banyak pengalaman untuk menyempurnakan perkembangan otaknya.
Namun, jika si Kecil nyaris tidak bisa diam, selalu melompat dari satu kegiatan ke kegiatan lain dalam waktu singkat, atau tidak dapat mengikuti kegiatan yang ‘tenang’ seperti menggambar dan bermain puzzle, kemungkinan ia mengalami hiperaktivitas.
Hiperaktivitas merupakan kondisi di mana anak selalu bergerak sepanjang waktu dan tidak bisa diam melebihi anak-anak seusianya. Kondisi ini sering kali berdampak negatif pada tingkat konsentrasi dan pengendalian diri anak.
Menurut Carolyn Cruse, PsyD, seorang psikolog profesional dari Cook Children, anak dengan hiperaktivitas jauh lebih aktif secara fisik dan verbal daripada anak lain seusianya. Namun, kondisi hiperaktivitas di satu kelompok umur, bisa jadi hal yang normal di kelompok umur lainnya.
Misalnya, anak berusia 5 tahun yang tidak bisa duduk diam, selalu mengitari kelas dan hanya bisa fokus selama 5 menit saja tidak dikategorikan sebagai hiperaktif. Hal tersebut biasa karena di usia itu anak memang masih mengeksplorasi lingkungan secara kinestetik.
Namun anak berusia 8 tahun yang berperilaku sama dapat dikategorikan dalam hiperaktif. Karena di usia itu anak seharusnya sudah lebih tenang dan fungsi eksekutifnya sudah berjalan normal.
Apakah Anak Hiperaktif Selalu ADHD?
Hiperaktivitas memang dapat menjadi salah satu tanda ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Namun anak yang hiperaktif belum tentu menyandang ADHD. Untuk mendiagnosa kondisi tersebut, anak harus menjalani assessment dan tes yang dilakukan oleh dokter anak, psikolog atau psikiater.
Kondisi hiperaktif dapat terlihat pada anak di usia pra sekolah. Anak hiperaktif akan:
- Kesulitan dalam berperilaku normal di sekolah.
- Sering sekali tidak menyelesaikan tugas atau PR.
- Mudah terpancing amarahnya dan kesulitan mengendalikan emosi negatif.
- Kesulitan mengikuti instruksi.
- Konsentrasinya sangat singkat dan mudah teralihkan.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya lebih waspada dan berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog. Hiperaktivitas dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Namun anak laki-laki lebih berpeluang mengalami ADHD.
Baca Juga: Kenali Karakteristik Anak Susah Bergaul dan Cara Mengatasinya
Tanda-tanda ADHD
Untuk dapat mengenali hiperaktivitas sebagai salah satu sindrom ADHD, sebaiknya orang tua mengetahui dahulu tanda-tandanya. Perlu diketahui bahwa anak ADHD tidak selalu mengalami hiperaktivitas sepanjang usianya. Tingkat aktifnya dapat berkurang seiring usia.
Namun penyandang ADHD akan terus mengalami kesulitan berkonsentrasi, impulsif, serta beberapa gejala lainnya. Berikut adalah tanda-tanda ADHD pada anak, di antaranya:
- Kesulitan memproses informasi
Anak ADHD cenderung lamban memproses informasi yang didapatnya. Hal ini bukan karena ia bodoh, tetapi hiperaktivitasnya membuatnya tidak bisa fokus untuk mencerna dan memahami informasi atau instruksi.
- Kesulitan mengatur emosi
Anak ADHD mudah frustasi dan stres saat dihadapkan pada kondisi yang tidak teratur, perubahan tiba-tiba, atau saat diberikan tugas yang menuntutnya untuk tenang. Hal ini akan berdampak pada kemampuan bersosialisasi, keinginan untuk mengisolasi diri, dan kepercayaan diri yang rendah.
- Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif adalah fungsi otak yang mengatur kegiatan seperti menyusun, merencanakan, mengingat detail, memprioritaskan sesuatu, serta fokus pada satu hal.
Jika fungsi eksekutifnya terganggu, hal tersebut dapat membuat anak tidak mengingat aktivitas apa yang bisa menyebabkannya terluka, sering kehilangan barang, dan tidak bisa menyiapkan diri sendiri sebelum berkegiatan.
- Kedewasaan
Anak ADHD terlihat jauh lebih kekanakan daripada usia sebenarnya. Hal ini akan memengaruhi sikapnya dalam berteman, berperilaku, dan mengambil risiko.
Kunci untuk membedakan anak hiperaktif dan ADHD adalah mencermati perilakunya. Jika ia dapat mengendalikan impulsivitasnya dan merespon instruksi, kemungkinan besar anak tidak menyandang ADHD.
Baca Juga: Bund, Kenali Perbedaan 8 Tipe Belajar Anak
Perbedaan Anak Hiperaktif dan Aktif
Lantas, apa perbedaan anak aktif dan hiperaktif? Berikut adalah tanda-tanda yang dapat diperhatikan orang tua untuk menentukan anaknya masuk ketagori yang mana, di antaranya:
1. Rentang perhatian
Perbedaan anak hiperaktif dan aktif yang pertama adalah dalam rentang perhatiannya. Anak aktif memang tidak dapat fokus terlalu lama pada satu kegiatan. Namun masih dalam rentang yang normal sesuai usianya. Anak yang aktif dapat fokus dengan baik jika menemukan mainan atau kegiatan yang disukainya.
Sebaliknya, anak hiperaktif tidak dapat fokus nyaris pada kegiatan apa pun. Ia dapat dengan cepat berpindah ke kegiatan yang lain, serta tidak menyelesaikan permainan atau tugasnya.
2. Sensitivitas
Anak hiperaktif mudah sekali merasa bosan, mengeluh, sensitif pada rangsangan, merengek, dan menangis dengan suara tinggi. Sebaliknya, anak yang aktif dapat menjaga suasana hatinya dan mampu memotivasi diri agar tenang; kecuali saat mereka marah, lelah, atau lapar.
3. Cara berbicara
Anak yang aktif, walaupun terlihat tidak bisa diam, dapat merespon pembicaraan dengan baik. Ia mendengarkan instruksi dan menjawab dengan bahasa teratur dan nada normal.
Namun anak hiperaktif cenderung berbicara dengan nada tinggi dan tempo yang cepat. Ia juga sangat sering menginterupsi dan memotong pembicaraan orang lain. Pada beberap kasus, ada juga anak yang kesulitan berhenti bicara walaupun telah diperingatkan.
4. Cara bermain
Anak yang aktif tetap mau bergantian, menunggu giliran, dan bersabar terhadap perilaku temannya. Sementara anak hiperaktif nyaris tidak bisa menunggu dan bersabar. Anak hiperaktif juga cenderung tidak mau berbagi dan bergantian dalam bermain.
5. Waktu beristirahat
Anak yang aktif akan berhenti dan beristirahat saat sudah lelah. Ia juga cenderung memiliki waktu tidur yang teratur. Namun, anak hiperaktif tidak bisa diam walaupun sedang beristirahat. Misalnya, menggoyangkan badan ke kiri dan kanan, mengetuk-ngetukkan kaki, menggigiti kuku, dll. Hal ini membuat anak memiliki waktu tidur yang singkat dan tidak teratur.