Terbit: 16 March 2021 | Diperbarui: 8 August 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sangat normal bila bayi tidak BAB selama beberapa hari, namun Bunda pasti khawatir bila bayi susah BAB. Pelajari lebih detail tentang gejala, penyebab, cara mengatasi bayi susah BAB, dan kapan harus ke dokter dalam pembahasan ini.

Bayi Susah BAB? Cek Gejala, Penyebab, & Pengobatan

Bayi Susah BAB, Berbahayakah?

Sangat normal bila bayi tidak BAB selama beberapa hari atau bahkan hanya satu minggu sekali, terutama untuk bayi yang mengonsumsi ASI eksklusif. ASI mengandung banyak sekali nutrisi yang semuanya dapat diserap oleh sel-sel tubuh bayi, sehingga bayi mungkin tidak BAB selama satu minggu karena tidak ada limbah ASI untuk dikeluarkan.

Di sisi lain, bayi yang diberi susu formula mungkin bisa buang air besar hingga 3-4 kali sehari atau buang air besar setiap beberapa hari sekali. Pola buang air besar bayi juga bervariasi dipengaruhi jenis susu bayi atau makanan apa yang bayi makan memasuki masa MPASI.

Selain itu, sistem pencernaan bayi masih berkembang dan umumnya pergerakan usus bayi lambat, namun tetap normal. Bayi tidak selalu buang air besar secara rutin dan pada kebanyakan kasus, itu tidak masalah. Bila Anda mencurigai bayi mengalami konstipasi, menahan sakit perut, atau kondisi perut yang tidak wajar, silakan hubungi dokter.

Gejala Bayi Susah BAB

Konstipasi atau sembelit bukan hanya tentang bayi jarang BAB, namun juga tentang apakah proses BAB tersebut mudah atau tidak. Bila bayi tidak BAB dalam 4-5 hari, namun feses keluar dengan mudah, teksturnya lembut tidak keras, dan bayi tidak terlihat kesakitan saat buang air besar, maka kemungkinan besar bayi baik-baik saja tidak mengalami sembelit.

Sebaiknya, Anda harus memerhatikan apakah bayi terlihat kesakitan saat BAB atau tidak. Bayi tidak dapat mengatakan bila sedang sembelit, jadi orang tua harus memantau gejala sembelit pada bayi berikut ini:

  • Bayi tidak BAB selama beberapa hari dan saat akhirnya BAB, proses BAB sulit.
  • Feses yang keluar keras, padat, kering, atau memiliki tekstur seperti tanah liat padat.
  • Feses juga berwarna gelap atau berdarah.
  • Bayi sama sekali tidak BAB setiap 5-10 hari.
  • Perut bayi kembung, bengkak, kaku, atau terasa kencang saat disentuh.
  • Bayi terlihat kesakitan setiap kali BAB.
  • Tidak nafsu makan atau tidak mau minum susu secara normal.

Bayi akan menunjukan ekspresi tidak nyaman setiap kali ingin atau selama proses BAB. Bila merasa sakit perut, bayi mungkin juga akan cenderung menolak BAB dengan menyilangkan kaku atau lebih rewel.

Kapan Harus ke Dokter?

Kasus anak susah BAB sangat umum dan biasanya bukan masalah serius. Walaupun demikian, sembelit pada anak bisa jadi tanda dari penyakit lain yang mendasarinya. Bawa anak periksa ke dokter bila mengalami sembelit yang diikuti dengan gejala lainnya, termasuk:

  • Demam tinggi.
  • Feses berdarah.
  • Penurunan berat badan yang tidak wajar.
  • Selalu merasa nyeri dan sakit saat BAB.
  • Tidak nafsu makan dari waktu ke waktu.
  • Bagian usus keluar dari anus (rectal prolapse).

Selebihnya, kasus bayi susah BAB tidak serius dan bisa diatasi dengan perawatan di rumah, namun Anda harus tetap memantau kesehatan bayi dengan seksama dan hubungi dokter bila mencurigai ada masalah serius.

Penyebab Bayi Susah BAB

Penyebab sembelit paling umum adalah feses yang mengendap terlalu lama di saluran pencernaan sehingga feses menjadi keras, kering, dan sulit dikeluarkan. Kondisi sembelit tersebut mungkin juga terjadi pada bayi akibat beberapa faktor, termasuk:

  • Tidak Cocok dengan Susu Formula Tertentu. Beberapa jenis susu formula mungkin mengandung protein yang sulit dicerna tubuh bayi, akibatnya sembelit mungkin terjadi. Coba ganti susu formula bayi dengan konsultasi ke dokter anak.
  • Alergi Susu Sapi. Bayi mungkin mengalami intoleransi laktosa, yaitu tidak dapat mencerna laktosa susu sapi. Silakan konsultasi ke dokter untuk beralih ke susu soya untuk bayi.
  • Memasuki Masa MPASI. Bila bayi baru mencoba MPASI, sistem pencernaan bayi baru belajar untuk mencerna makanan padat sehingga menyebabkan konstipasi. Cobalah untuk pelan-pelan memberi MPASI dengan tekstur yang lebih lembut atau sedikit lebih cair.
  • Pilihan Makanan Bayi. Walaupun bayi sudah makan makanan padat dalam beberapa waktu, setiap jenis makanan pada baru dapat menyebabkan sembelit. Pilih menu makanan bayi yang tinggi serat.
  • Perubahan Rutinitas. Perubahan cuaca, lingkungan, makanan, atau tekanan dapat memperngaruhi sistem pencernaan bayi dan anak-anak. Misalnya, Anda mengajak bayi travel ke tempat yang lebih panas, itu akan memengaruhi kondisi bayi.
  • Kondisi Medis. Dalam kasus yang jarang terjadi, sembelit menjadi tanda penyakit medis yang mendasarinya seperti kelainan anatomi atau gangguan sistem metabolisme.

Penyebab bayi tidak BAB yang paling umum adalah perubahan pola makan dan jenis susu. Bunda harus memberi MPASI bayi sesuai panduan nutrisi.

Faktor Risiko Bayi Susah BAB

Anak susah BAB karena beberapa faktor, termasuk:

  • Tidak makan cukup serat.
  • Kurang cairan.
  • Kurang aktif bergerak.
  • Efek samping obat-obatan tertentu.
  • Gangguan neurologis.
  • Kondisi medis pada anus atau rektum.

Diagnosis Bayi Susah BAB

Dokter anak akan memeriksa kondisi perut dan tubuh bayi secara keseluruhan. Dokter juga akan bertanya pada Anda tentang beberapa informasi, termasuk:

  • Bagaimana jadwal makan bayi?
  • Bagaimana pola makan bayi?
  • Apakah sudah masuk masa MPASI?
  • Makanan padat apa saja yang bayi mulai makan?
  • Apakah bayi aktif bergerak?

Bila tidak mencurigai adanya masalah pencernaan serius, dokter mungkin akan memberi resep obat laksatif khusus bayi dan memberitahu Anda tentang pola makan yang tepat untuk bayi.

Bila mencurigai adanya masalah gangguan pencernaan serius, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, tes rektum, rontgen perut, dan tes lain yang diperlukan.

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB

Bila mencurigai gejala bayi susa BAB, lakukan beberapa cara mengatasi sembelit pada bayi berikut ini

1. Ganti Susu Formula

Bila bayi minum susu formula, coba ganti dengan merek susu formula lain. Pastikan susu formula yang baru juga mengandung nutrisi lengkap untuk tumbuh kembang bayi.

2. Menu Makan Bayi

Bila bayi sudah memasuki masa MPASI, perkenalkan dengan makanan pada yang tinggi serat, seperti:

  • Apel tanpa kulit
  • Pir
  • Brokoli
  • Buah persik
  • Buah plum
  • Biji-bijian

3. Tekstur Makanan

Semua jenis sayur dan buah tinggi serat yang akan Anda berikan ke bayi harus dimasak dengan tekstur yang sangat lembut. Anda bisa membuatnya menjadi pure atau bubur yang sangat halus.

4. Cairan

Anda dapat memberikan bayi jus buah pada masa MPASI. Air putih dan susu juga dapat menjaga bayi tetap terhidrasi dengan baik dan terhindar dari sembelit.

5. Pijat Bayi

Pijat bagian perut bawah bayi dengan lembut untuk menstimulasi sistem pencernaan dan mempercepat pergerakan makanan di usus. Lakukan pijat bayi beberapa kali sehari, jangan lupa gunakan baby oil agar perut bayi juga hangat.

6. Bergerak

Tubuh yang aktif bergerak juga dapat melancarkan pencernaan. Ajak bayi bermain dan aktif bergerak. Bila perut bayi kembung dan bayi belum bisa jalan, coba tekuk kaki bayi dan arahkan ke dada. Lakukan perlahan dan ulangi beberapa kali.

7. Mandi Air Hangat

Otot bayi akan lebih rileks dan menstimulasi sistem pencernaan agar feses lebih cepat keluarga. Bayi juga akan merasa lebih tenang.

Komplikasi Bayi Susah BAB

Berikut ini komplikasi yang mungkin terjadi:

  • Tidak nyaman.
  • Bayi rewel.
  • Tidak nafsu makan dan mengganggu pertumbuhan bayi.
  • Bayi akan menolak BAB.

Cara Mencegah Bayi Susah BAB

Berikut ini cara mencegah sembelit pada bayi:

  • Berikan makanan tinggi serat (bila sudah boleh makan makanan padat/setelah usia 6 bulan).
  • Berikan cairan yang cukup.
  • Biarkan bayi aktif bergerak.

Itulah pembahasan tentang gejala, penyebab, pencegahan, dan cara mengatasi bayi susah BAB. Kebanyakan kasus sembelit pada bayi atau anak tidak berbahaya dan mudah diatasi, namun tetap konsultasi ke dokter.

 

  1. Holland, Kimberly. 2018. The Best Remedies for Your Baby’s Constipation. https://www.healthline.com/health/childrens-health/remedies-for-baby-constipation. (Diakses pada 16 Maret 2021).
  2. Mayo Clinic. 2019. Constipation in children. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation-in-children/symptoms-causes/syc-20354242. (Diakses pada 16 Maret 2021).
  3. WebMD. 2020. Your Baby’s Bowels and Constipation. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-constipation#1. (Diakses pada 16 Maret 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi