Bagi Anda dan pasangan yang ingin mencegah atau menjaga jarak kehamilan, biasanya akan memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. Ada beberapa pilihan alat kontrasepsi yang bisa bertahan jangka panjang, salah satunya adalah IUD. Namun, sebelum memutuskan pakai KB IUD atau spiral, sebaiknya perhatikan beberapa pertimbangan berikut ini.
Pertimbangan Sebelum Menggunakan IUD
Untuk beberapa alasan, kontrasepsi ini sering kali menjadi pilihan bagi beberapa pasangan suami istri karena dinilai memiliki berbagai kelebihan. Selain mudah dan praktis, IUD mampu mencegah kehamilan secara efektif. Sama seperti mengambil keputusan, ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan sebelum pakai KB spiral, di antaranya:
1. Informasi Seputar KB IUD
Hal yang paling penting dan harus diperhatikan dalam memilih kontrasepsi adalah kesepakatan antara suami dan istri. Bicarakan dengan jelas mengenai kontrasepsi apa yang paling nyaman untuk Anda berdua.
Sebelum memutuskan untuk memakai kontrasepsi IUD, penting untuk mengetahui dan mencari informasi terkait alat kontrasepsi yang akan digunakan. Dari segi efektifitas hingga pertimbangan biaya yang dikeluarkan nantinya. Alat kontrasepsi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- IUD lapis tembaga (KB spiral non hormonal). Jenis IUD ini berfungsi mencegah kehamilan dengan cara melepaskan tembaga yang melapisi KB spiral berbentuk T yang terbuat dari plastik tersebut. Kandungan zat di dalam tembaga tersebut nantinya akan menghambat sel sperma agar tidak bisa membuahi sel telur.
- IUD hormonal. Sementara iud hormonal adalah KB spiral berbentuk T yang terbuat dari plastik yang melepaskan hormon progesteron sehingga membuat lendir serviks mengental. Hal ini membuat sperma tidak bisa masuk ke rahim.
2. Efektifitas IUD
Salah satu pertimbangan sebelum pemasangan IUD adalah efektivitasnya. Menurut pakar kesehatan, kb spiral merupakan salah satu alat kontrasepsi paling efektif. Bahkan, efektivitasnya dalam mencegah kehamilan mencapai 99 persen.
3. Prosedur Pemasangan IUD
Pertimbangan lainnya sebelum memasang KB IUD. Prosedur pemasangan alat kontrasepsi ini hanya bisa dilakukan oleh dokter, dan hanya membutuhkan waktu selama beberapa menit.
Sebelum pemasangan dimulai, dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri terlebih dahulu guna membantu mengurangi rasa tidak nyaman selama proses pemasangan IUD sedang berlangsung.
Selanjutnya, vagina akan dibuka lebar dengan menggunakan alat medis bernama spekulum yang menyerupai paruh bebek. Proses ini dilanjutkan dengan membersihkan vagina pakai larutan antiseptik, menyuntikkan anestesi lokal ke leher rahim, sembari memasukkan alat steril yang disebut uterine sound atau aspirator endometrium untuk mengukur kedalaman rahim.
Barulah kemudian IUD yang telah dibengkokan bagian lengannya, dimasukan ke dalam rahim melalui vagina. Ketika sudah di dalam rahim , bagian lengan IUD yang tadinya bengkok kemudian terbentang hingga membentuk huruf T.
4. Apakah IUD Bisa Lepas Sendiri?
Ada pun perlu melakukan pertimbangan pada kemampuan alat ini untuk bertahan di dalam tubuh Anda sebelum memutuskan pakai KB IUD. Pasalnya, kemungkinan IUD lepas sendiri sangat kecil.
Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan IUD keluar dengan sendirinya. Dengan kondisi ini, tentu hal ini bisa menjadi pertimbangan Anda sebelum pakai KB spiral. Kemungkinan terbesar, adala prosedur pemasangan yang kurang tepat, kondisi pasien yang tegang ketika dilakukan proses pemasangan sehingga posisi IUD tidak pada posisi yang normal.
5. Apakah KB IUD Bisa Bergeser Posisi?
Bisa atau tidaknya IUD bergeser posisi menjadi salah satu pertimbangan sebelum pemasangan IUD. Dalam beberapa kasus, IUD mungkin tidak langsung lepas hingga keluar dari rahim. Awalnya posisi IUD bisa saja bergeser atau berpindah dari tempat yang diletakan semula. Selain membuat Anda dan pasangan tidak nyaman saat berhubungan seks, bergesernya IUD tentu akan mengurang efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.
6. Bolehkah Melepas IUD Sebelum Waktunya?
IUD tentu bisa dilepaskan kapan saja (tentunya dengan bantuan dokter), misalnya ketika Anda memutuskan ingin hamil atau mengganti metode KB yang lebih temporer.
Namun , perlu diingat setelah IUD dilepaskan dari leher rahim, biasanya Anda akan mengalami kram dan pendarahan ringan selama 1-2 hari.
7. Kenali Risiko dan Efek Samping yang Muncul
Sebagian wanita enggan menggunakan kontrasepsi karena takut mengalami risiko dan efek samping salah satunya berat badan meningkat. Namun, jangan khawatir, kontrasepsi spiral atau IUD disebut tidak menyebabkan efek samping berupa kenaikan berat badan atau perubahan hormon. Beberapa gejala atau efek samping yang bisa terjadi setelah pemasangan kontrasepsi ini antara lain; kram perut, muncul bercak darah, hingga perubahan pola menstruasi.
Beberapa hal di atas memang sebaiknya menjadi pertimbangan Anda sebelum memutuskan untuk pakai KB IUD. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan mengenai pertimbangan tersebut beserta kondisi kesehatan Anda untuk menentukan alat kontrasepsi mana yang terbaik untuk Anda dan pasangan.
- Anonim. 2023. Birth Control and the IUD. https://www.webmd.com/sex/birth-control/iud-intrauterine-device#1. (Diakses pada 24 Mei 2023)
- Mcdermott Annette. 2018. What Should You Do If Your IUD Falls Out?. https://www.healthline.com/health/birth-control/iud-fell-out#1. (Diakses pada 24 Mei 2023)
- Anonim. How effective are IUDs?. https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/iud/how-effective-are-iuds. (Diakses pada 24 Mei 2023)