Biasanya setelah menikah dan memiliki anak pertama, pasangan akan mulai memikirkan kontrasepsi. Alat ini dinilai efektif mencegah kehamilan. Namun, terlepas dari banyaknya manfaat menggunakan kontrasepsi, tidak sedikit pula wanita yang masih ragu menggunakan kontrasepsi.
Pertanyaan Terkait Alat Kontrasepsi
Pasangan yang sudah menikah dan ingin mengendalikan kehamilan biasanya sering sekali memiliki pertanyaan seputar alat kontrasepsi. Sayangnya tidak semua pasangan mau dan berani menanyakannya. Berikut beberapa pertanyaan yang sering muncul beserta jawabannya.
1. Apakah Semua Jenis Kontrasepsi Perlu Resep?
Alat kontrasepsi yang ada di luaran sana jenisnya ada banyak mulai yang dipakai wanita dan pria. Orang awam selalu menganggap kalau kontrasepsi selalu berdasarkan resep dari dokter atau bidan. Memang benar ada beberapa kontrasepsi yang sesuai resep, bahkan pemasangannya dilakukan oleh tenaga ahli seperti IUD dan implan.
Beberapa jenis kontrasepsi sudah bisa dibeli bebas seperti kondom yang banyak digunakan oleh pria. Selanjutnya KB hormonal juga banyak dijual di apotek secara langsung tanpa membutuhkan resep dokter. Beberapa wanita yang sudah langganan dengan bidan bisanya langsung mendapatkan alat kontrasepsi secara gratis sesuai dengan program atau diminta membeli ke apotek setelah pemeriksaan.
2. Apakah Ada Kandungan Hormon di Kontrasepsi?
Kalau kontrasepsi yang digunakan kondom, tidak ada kandungan hormon yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Kondom hanya mengandung pelumas yang kadang ada komponen spermisidanya. Selanjutnya kalau memakai IUD dari tembaga juga tidak ada hormon yang digunakan karena reaksi tembaga dan serviks lah yang diandalkan.
Akan tetapi, jika menggunakan KB hormonal baik pil, IUD, implan atau suntik, hormon akan dimasukkan ke dalam tubuh. Hormon ini akan bekerja layaknya hormon yang dimiliki oleh tubuh. Ada alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. Selanjutnya ada juga yang mengandung hormon tiruan bernama progestine. Semua kontrasepsi kandungan berbeda-beda, tanyakan pada dokter sebelum menggunakannya.
3. Apakah Kontrasepsi Punya Banyak Efek Samping?
Efek samping dari kontrasepsi tetap ada meski setiap orang akan mengalami hal yang berbeda-beda. Efek samping pertama dari kontrasepsi adalah rasa sakit hingga perdarahan. Rasa sakit ini akan dialami pada wanita yang melakukan pemasangan IUD. Selanjutnya pria yang melakukan vasektomi juga mengalami hal yang sama.
Wanita yang menggunakan KB hormonal umumnya juga mengalami gangguan pada tubuh. Yang paling sering terjadi adalah kenaikan berat badan, jerawat, dan kadang-kadang perasaan tidak nyaman di tubuh.
4. Berapa Lama Harus Menggunakan Alat Kontrasepsi?
Tergantung dengan jenis kontrasepsi yang diambil. Kalau menggunakan kontrasepsi jenis kondom, tidak akan butuh waktu lama. Kalau menggunakan kontrasepsi hormonal pil harus setiap hari mengonsumsi. Selanjutnya kalau suntikan setiap beberapa bulan sekali tergantung dengan dosis yang diberikan.
Kalau menggunakan kontrasepsi IUD, alat akan bertahan selama 3-10 tahun dan bergantung dengan jenis yang dipakai. Kalau melakukantindakan steril baik pada wanit ataupun pria, akan selamanya karena peluang pembuahan nyaris nol persen.
Baca juga: 10 Pertanyaan Seputar Berhubungan Intim saat Hamil
5. Apakah Kontrasepsi Bisa Menyebabkan Menstruasi Berhenti?
Tidak semua kontrasepsi memiliki efek yang sama. Beberapa jenis kontrasepsi seperti IUD masih membuat wanita mengalami menstruasi meski tidak banyak. Jadi, tanyakan ke dokter atau bidan terkait kontrasepsi yang digunakan dan peluang terjadinya menstruasi.
6. Apakah Kontrasepsi Mengganggu Aktivitas Seks?
Tentu saja tidak. Tidak semua alat kontrasepsi mengganggu seks. IUD
mungkin mengganggu kenyamanan pria saat berhubungan seks karena penis seperti tersentuh benda asing. Selebihnya tidak ada gangguan sehingga seks bisa dilakukan seperti biasa.
7. Apakah Memakai Kontrasepsi Bisa Terbebas dari Penyakit Menular Seksual?
Inilah kesalahan terbesar yang paling banyak dilakukan oleh pasangan yang selalu menganggap kalau kontrasepsi bisa mencegah penularan penyakit seks juga. Akhirnya mereka jadi tidak menjaga diri saat berhubungan badan. Padahal, memakai kontrasepsi tidak serta-merta melindungi kita semua dari penyakit menular.
Dari semua alat kontrasepsi yang digunakan, hanya kondomlah yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit menular seksual. Meski bisa mencegah secara umum, ada beberapa penyakit seks yang tidak bisa dicegah dengan kondom. Penyakit akibat virus HPV yang menyebabkan kutil kelamin dan herpes bisa menular dengan hanya sentuhan saja.
8. Bolehkah Semua Wanita Meminum Pil KB?
Tidak semua wanita boleh mengonsumsi pil KB. Wanita dengan riwayat penyakit jantung, penyakit hati, kanker payudara, kanker rahim, atau hipertensi disarankan untuk tidak mengonsumsi pil KB dan memilih jenis alat kontrasepsi yang lebih aman.
Sebab, jika pil KB tetap dikonsumsi, kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. Pil KB juga tidak dianjurkan bagi wanita yang berusia lebih dari 35 tahun atau memiliki kebiasaan merokok. Sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan jenis kontrasepsi mana yang lebih cocok.
Selain tujuh pertanyaan di atas, segala pertimbangan harus diperhatikan mulai dari sakit atau tidaknya alat kontrasepsi yang digunakan. Lakukan diskusi dengan baik dan buatlah kesepakatan bersama. Jangan sampai ada salah satu pihak yang merasa tidak dihargai karena alat kontrasepsi yang digunakan tidak diputuskan bersama jenisnya.
Inti dari semuanya adalah kontrasepsi bisa membuat pria dan wanita nyaman saat bercinta dan tidak menimbulkan efek samping yang berat. Semoga bermanfaat, Teman Sehat!
- Stacey Dawn. 2023. Questions to Consider When Choosing Birth Control. https://www.verywellhealth.com/birth-control-method-questions-906698. (Diakses pada 16 Mei 2023)
- National Health Service. When Can I Use Contraception After Having a Baby?. https://www.nhs.uk/conditions/contraception/when-contraception-after-baby (Diakses pada 16 Mei 2023)
- Anonim. Birth Control: The Pill. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/3977-birth-control-the-pill. (Diakses pada 16 Mei 2023)