Janin dalam kandungan butuh oksigen sejak awal kehamilan. Namun, bayi tidak mengambil napas hingga lahir. Artinya, bayi dalam kandungan tidak benar-benar bernapas dengan paru-paru. Ketahui cara bayi bernapas dalam kandungan pada artikel berikut ini!
Begini Cara Bayi Bernapas Dalam Kandungan
Pada dasarnya, manusia butuh oksigen untuk hidup, termasuk janin dalam kandungan. Manusia menghirup oksigen dengan paru-paru. Melalui cara ini akan terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru. Dengan cara inilah, manusia di dunia bernapas.
Sama halnya dengan manusia yang sudah lahir ke dunia, janin dalam kandungan juga perlu oksigen. Hanya saja, janin memperoleh oksigen dengan cara yang berbeda.
Setelah minggu ke 5 hingga minggu ke 6 kehamilan, tali pusat (pusar) akan berkembang untuk menghantarkan oksigen secara langsung dari tubuh ibu kepada tubuh janin yang sedang berkembang.
Tali pusat akan terhubung langsung dengan plasenta, dan plasenta terhubung ke rahim.
Janin dalam kandungan mendapatkan oksigen lewat tali pusat. Saat bumil bernapas, oksigen akan dibawa oleh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang membawa oksigen ini juga akan melalui tali pusat, sehingga janin bisa mendapatkan asupan oksigen. Dalam tali pusat ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Karbon dioksida dari janin akan dibawa ke paru-paru ibu dan dikeluarkan saat ibu hamil menghembuskan napas.
Baca Juga: 6 Hal yang Dirasakan Bayi Sejak di Dalam Kandungan
Bagaimana Bayi Melatih Paru-Parunya?
Bernapas adalah proses penting yang menjadi penunjang kehidupan manusia. Ternyata, janin dalam kandungan juga sudah berlatih untuk berpanas. Berikut adalah tahapan latihan bernapas pada janin, antara lain:
Minggu ke 10 dan ke 11 Kehamilan
Selama minggu ke 10 dan minggu ke 11 kehamilan, janin yang sedang berkembang mulai latihan bernapas. Namun, latihan bernapas janin tidak menghirup oksigen, melainkan menghirup sedikit air ketuban.
Minggu ke 32 Kehamilan
Pada minggu ke 32 kehamilan, janin akan lebih banyak mempraktikkan gerakan berpanas yang melibatkan kompresi dan perluasan paru-paru. Gerakan ini dilakukan sebagai bentuk latihan paru-paru untuk bernapas sungguhan ketika janin lahir.
Meskipun paru-paru belum sepenuhnya berkembang, janin usia 32 minggu kemungkinan besar sudah dapat lahir dan bisa bertahan hidup di luar rahim.
Latihan pernapasan adalah hal penting dalam perkembangan janin. Hal ini dapat membuat janin siap untuk menghirup udara pertama ketika lahir ke dunia.
Saat bayi lahir, umumnya bayi akan menangis. Tangisan bayi berguna untuk membuat paru-paru menjadi kering dari cairan ketuban dan bayi bisa mulai bernapas.
Para ahli di bidang kesehatan menganggap bahwa paru-paru janin baru akan matang saat usia kehamilan 36 minggu. Namun, perkembangan paru-paru setiap janin berbeda.
Ketika ibu hamil harus melahirkan secara prematur atau memiliki risiko untuk melahirkan prematur, maka dokter akan merekomendasikan pemberian steroid kepada ibu untuk meningkatkan peluang bayi bertahan di luar kandungan.
Bahkan ketika paru-paru sudah terbentuk secara sempurna, janin tetap tidak bisa bernapas hingga lahir. Selama dalam kandungan, janin hanya belajar bernapas dengan menghirup sedikit air ketuban. Meskipun paru-paru janin dipenuhi oleh air ketuban, tetapi janin tidak dapat tenggelam dalam rahim.
Jika Anda masalah dengan placenta atau tali pusat, maka tidak ada cara lain untuk janin bisa bernapas. Hasilnya, mungkin akan terjadi masalah pada perkembangan janin, seperti cacat otak janin atau bahkan kematian pada janin.
- Bellefonds, Colleen de. 2021. How Babies Breathe in the Womb. https://www.whattoexpect.com/pregnancy/fetal-health/how-babies-breathe-womb#how. (Diakses pada 23 Mei 2023).
- Villines, Zawn. 2017. How Babies Breathe In The Womb. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318993. (Diakses pada 23 Mei 2023).
- Watson, Kathryn. 2022. How Do Babies Breathe in the Womb? https://www.healthline.com/health/pregnancy/how-babies-breathe-in-the-womb. (Diakses pada 23 Mei 2023).