Terbit: 18 April 2018 | Diperbarui: 31 December 2021
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Usia ibu hamil merupakan salah satu faktor penting terkait kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Bukan hanya hamil di atas 35 tahun yang memiliki risiko tinggi, namun hamil di usia muda juga memiliki risiko yang tidak kalah berbahaya bagi ibu dan janin.

Ini Bahayanya Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun

Risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun

Angka kehamilan di usia 20 tahun di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Fenomena ini cukup berbahaya jika dibiarkan, mengingat kehamilan di usia muda berisiko terjadi komplikasi persalinan. Beberapa risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun antara lain:

1. Risiko keguguran lebih besar

Kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu hamil yang berusia di bawah 20 tahun memicu usaha pengguguran tanpa indikasi medis tertentu dari ibu. Hal ini memicu terjadinya keguguran atau kecacatan di dalam rahim.

2. Hipertensi dan preeklamsia saat kehamilan
Hamil di usia 20 tahun memicu risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi ini akan memicu komplikasi kehamilan lain yaitu preeklamsia. Preeklamsia bukan hanya berbahaya bagi ibu namun juga janin karena kondisi ini dapat menimbulkan masalah pada ginjal atau jantung bayi.

3. Memicu kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR)
Preeklamsia yang dialami oleh ibu hamil juga dapat memicu kelahiran prematur. Kondisi ini sering diakibatkan karena kurang matangnya alat reproduksi ibu hamil dan kondisi psikologis ibu hamil. Selain itu kelahiran prematur juga diikuti dengan berat bayi lahir rendah. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat berdampak pada kelainan permanen pada otak yang memengaruhi perkembangan motorik dan postur tubuh.

4. Ibu mengalami baby blues berkepanjangan
Merawat bayi bukan hanya sekedar melakukan kegiatan merawat bayi, namun juga butuh kesiapan mental dan kedewasaan yang baik. Salah satu risiko yang sering terjadi adalah ibu mengalami baby blues saat merawat bayi dan berujung pada penelantaran bayi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi