Setiap ibu pasti ingin bisa menyusui anaknya dengan baik. Sayangnya, tidak semua wanita diberi kemampuan untuk bisa menyusui hingga waktu yang dianjurkan. Salah satu kondisi yang menghambat aktivitas ini adalah masalah jaringan payudara atau yang dikenal dengan istilah hipoplasia.
Mengenal Hipoplasia Payudara
Hipoplasia pada payudara atau hipomastia adalah kondisi ketika jaringan payudara tidak dapat berkembang dengan normal.
Payudara yang mengalami hipoplasia hanya memiliki jaringan lemak, sedangkan kelenjar ASI hanya sedikit.
Kondisi ini menyebabkan payudara wanita terasa kopong, tidak kencang dan bulat layaknya payudara wanita pada umumnya.
Anda mungkin bertanya, apakah penderita hipoplasia payudara dapat menyusui? Jawabannya, tentu saja bisa. Wanita dengan kondisi ini masih dapat memberikan ASI, asalkan dilakukan dengan cara tertentu.
Oleh sebab itu, konsultasi dengan dokter dan ahli laktasi dapat membantu.
Tanda Hipoplasia Payudara
Umumnya gejala yang bisa Anda amati, antara lain:
- Jarak antara satu payudara dengan payudara yang lain terpaut jauh, lebih dari 1,5 inci.
- Ukuran payudara tampak asimetris. Salah satu payudara tampak jauh lebih besar dari payudara lainnya.
- Adanya guratan stretch mark pada payudara, baik saat pubertas maupun saat hamil.
- Bentuk payudara tubular atau menyerupai kantung kosong.
- Areola berukuran besar tetapi bentuknya tidak proporsional.
- Tidak ada perubahan pada payudara saat hamil ataupun ketika setelah melahirkan.
Kondisi hipoplasia dapat terjadi pada perempuan dengan bentuk payudara apa pun, baik besar maupun kecil. Jadi, bagi Anda yang memiliki payudara kecil, tak perlu merasa kecil hati atau khawatir akan mengalami risiko hipoplasia.
Penyebab Hipoplasia Payudara
Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan jaringan payudara tidak berkembang dengan normal, di antaranya:
- Riwayat operasi pada payudara.
- Kelainan genetik.
- Obat-obatan tertentu.
- Infeksi mononukleosis.
- Ada radiasi pada daerah dada sejak kecil.
- Gangguan hormon.
- Gangguan pada otot dada, dan lain-lain.
Untuk mendiagnosis kondisi, pemeriksaan fisik akan dilakukan, seperti perabaan atau palpasi. Pemeriksaan biasanya dilakukan oleh ahli laktasi.
Perlu Anda ketahui, hipoplasia tidak hanya dapat menimpa satu payudara, melainkan dua payudara sekaligus.
Cara Mengatasi Hipoplasia Payudara
Hipomastia akan berdampak pada jumlah produksi ASI nantinya. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mengatasi kondisi ini sejak dini.
Faktanya, belum ada obat-obatan, krim, suplemen, dan herbal yang dapat menangani kondisi ini.
Namun, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Midwifery & Women’s Health, beberapa obat-obatan dan herbal bermanfaat untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada wanita yang menderita hipoplasia payudara.
Oleh sebab itu, ada baiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terkait penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Selain itu, umumnya hipomastia dapat diatasi dengan tindakan bedah pembesaran payudara. Operasi ini kemungkinan besar dapat mengatasi hipomastia.
Tindakan bedah dapat dilakukan dengan beberapa syarat berikut:
- Wanita sudah mencapai usia 17-18 tahun, atau sesuai kondisi masing-masing individu.
- Tindakan sebaiknya dilakukan oleh dokter yang terpercaya.
- Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yang menangani terkait kondisi hipoplasia payudara yang dialami.
Operasi bertujuan untuk memperbaiki bentuk payudara. Terkait tindakan ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter bedah.
Baca Juga: Manfaat Menghisap Payudara, Bisa Percepat Orgasme?
Cara Mencegah Hipoplasia Payudara
Penyebab hipomastia akan berbeda-beda pada setiap individu. Oleh karena itu, cara mencegah kondisi ini pun masih belum diketahui dengan pasti.
Namun, Anda dapat menjaga kesehatan payudara dengan beberapa cara di bawah ini:
- Minum air putih yang cukup.
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya akan antioksidan.
- Gunakan bra dengan ukuran yang pas.
- Pilih bahan bra berbahan katun.
- Jaga kebersihan diri.
- Jaga berat badan ideal.
- Latih otot dada ketika berolahraga.
Demikian penjelasan seputar hipoplasia payudara atau hipomastia yang sebaiknya diketahui. Jika mengalami kondisi abnormal pada payudara, segera periksakan kondisi ke dokter untuk menegakkan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang sesuai. Semoga bermanfaat.
- Arbour, Megan W, & Kessler, Julia Lange. 2019. Mammary Hypoplasia: Not Every Breast Can Produce Sufficient Milk. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23870298/. (Diakses pada 5 September 2022).
- Winocour, Sebastian, & Lemaine, Valerie. 2013. Hypoplastic Breast Anomalies in the Female Adolescent Breast. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3706053/. (Diakses pada 5 September 2022).