Gejala rubella/campak Jerman harus dikenali terutama jika Anda sedang hamil. Pada sebagian besar kasus, gejalanya tidak spesifik sehingga sulit dibedakan dari penyakit lain. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala dan dampaknya pada janin di artikel ini!
Gejala Rubella pada Ibu Hamil
Selain sulit dibedakan dari penyakit lain, gejalanya sering kali sangat ringan sehingga Anda mungkin tidak tahu bahwa tubuh terinfeksi. Sementara jika Anda memiliki gejala khas, umumnya gejala mulai muncul sekitar 12 hingga 23 hari setelah terpapar.
Berikut adalah beberapa gejala rubella pada ibu hamil yang wajib Anda kenali, antara lain:
1. Demam Ringan
Gejala yang mirip seperti penyakit flu ini ternyata juga bisa menjadi tanda bahwa ibu hamil mengalami campak Jerman. Demam bukan penyakit akan tetapi gejala dari penyakit yang mendasari. Keadaan ini adalah bentuk mekanisme pertahanan tubuh ketika mengalami infeksi. Peningkatan suhu tubuh membuat virus dan bakteri sulit berkembang biak.
2. Hidung Tersumbat
Gejala rubella pada ibu hamil berikut ini hampir sama dengan penyakit seperti flu atau sinusitis. Selain itu, hidung tersumbat juga bisa disebabkan oleh paparan asap rokok, asap kendaraan, atau polusi udara.
Penyumbatan terjadi ketika selaput yang melapisi saluran hidung mengalami peradangan. Keadaan tersebut membuat hidung memproduksi lendir untuk mengusir zat-zat yang mengganggu. Lendir itulah yang membuat hidung tersumbat.
Baca juga: Bahaya Terkena Campak saat Hamil dan Cara Mengatasinya
3. Malaise
Malaise adalah perasaan lelah atau pegal-pegal tanpa alasan yang tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini bukanlah penyakit melainkan gejala medis tertentu. Keadaan ini dapat muncul tiba-tiba atau bertahap, durasi kemunculan dan tingkat keparahannya juga berbeda-beda.
Pada beberapa orang, keadaan ini bisa berlangsung sementara dan ringan. Sementara pada kasus lainnya, malaise bisa berlangsung lebih lama dan lebih parah.
4. Sakit Kepala
Sakit kepala adalah kondisi yang pasti pernah dialami oleh semua orang. Keadaan yang menimbulkan sensasi berdenyut, kepala seperti diikat, atau ditusuk-tusuk ini umumnya adalah gangguan yang ringan.
Jika Anda sedang hamil dan mengalami sakit kepala yang berlangsung lama, sepertinya penanganan lebih lanjut diperlukan, karena bisa saja hal tersebut menandakan gejala rubella.
5. Nyeri Otot
Nyeri otot atau dalam dunia medis dikenal dengan sebutan myalgia adalah kondisi yang disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gerakan yang tidak tepat saat olahraga, efek samping obat-obatan, hingga infeksi.
Meski keadaan ini umumnya berlangsung ringan dan hanya terjadi pada satu otot, nyeri bisa terasa pada seluruh bagian tubuh dan sangat menyakitkan. Bagian tubuh yang sering terkena adalah otot paha, betis, lengan, leher, dan punggung.
6. Nyeri Sendi
Meski nyeri sendi adalah gejala dari suatu penyakit seperti peradangan pada bantalan sendi dan radang sendi, keadaan ini juga bisa menjadi gejala rubella pada ibu hamil. Tingkat keparahan bisa ringan hingga berat, dan lama terjadinya bisa berlangsung singkat maupun terjadi untuk waktu yang lama.
Beberapa gejala lain yang sering kali menyertai nyeri sendi adalah pembengkakan sendi, sakit ketika disentuh, sendi berwarna kemerahan, sendi terasa kaku, hingga gerakan sendi yang terbatas.
7. Mata Memerah
Ketika pembuluh darah halus yang ada di permukaan mata melebar akibat iritasi, cedera, infeksi, atau meningkatkannya tekanan bola mata, hal tersebut bisa menyebabkan mata merah. Pada umumnya, keadaan ini tidaklah berbahaya, namun ada juga mata merah yang membutuhkan penanganan dengan segera, salah satunya adalah rubella.
8. Ruam Kulit
Ruam yang terkait dengan gejala rubella pada umumnya berawal dari wajah dan dengan cepat menyebar ke lengan, tungkai, dan umumnya menghilang dalam urutan yang sama. Keadaan ini ada yang muncul tiba-tiba, namun ada juga yang muncul bertahap dalam beberapa hari.
Meski banyak jenis ruam kulit yang bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam beberapa hari, ada juga jenis ruam yang membutuhkan penanganan intensif.
Nah, itulah beberapa gejala rubella pada ibu hamil yang bisa Anda kenali.
Penyakit Rubella dan Pengaruhnya pada Kehamilan
Cacat lahir dapat berkembang jika infeksi rubella terjadi pada awal kehamilan, semakin dini infeksi, semakin besar risikonya. Jika Anda berencana untuk hamil, memeriksa sistem kekebalan tubuh terhadap rubella bisa dilakukan. Jika tubuh tidak memiliki kekebalan terhadap virus ini, Anda harus mendapatkan vaksin rubella sebelum hamil.
Sementara itu, jika Anda sudah hamil, tetapi belum pernah mendapatkan vaksin rubella, Anda harus divaksinasi setelah bayi lahir. Vaksinasi tidak boleh dilakukan saat hamil.
Konsultasi dengan dokter diperlukan jika:
- Anda pernah melakukan kontak tatap muka dengan seseorang yang menderita rubella.
- Menghabiskan lebih dari 15 menit di ruangan yang sama dengan seseorang yang menderita rubella.
- Anda memiliki beberapa gejala rubella.
Virus rubella dapat ditularkan ke janin yang belum lahir. Keadaan ini dapat menyebabkan serangkaian cacat lahir yang dikenal sebagai sindrom rubella congenital/congenital rubella syndrome (CRS). CRS dapat mencakup gangguan pendengaran dan penglihatan, masalah jantung, kerusakan otak, masalah pertumbuhan, pembengkakan otak, hati, dan paru-paru.
Baca juga: Penyebab Perut Gatal saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Pengobatan Rubella pada Ibu Hamil
Berdasarkan penelitian yang terbiti di Paediatrics & Child Health, untuk pengobatan virus rubella pada ibu hamil itu tidak ada dan efek yang terjadi pada janin akan terus terjadi selama kehidupannya.
Oleh karena itu, gejala campak Jerman satu ini tidak perlu diobati karena cenderung ringan. Meski begitu, dibandingkan Anda mencari pengobatan virus rubella untuk ibu hamil, sebaiknya Anda mengisolasi diri agar tidak menularkan virus ini pada orang lain.
Mengingat rubella adalah infeksi virus, maka untuk pengobatan penyakit ini pada ibu hamil tidak bisa menggunakan antibiotik.
Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Terkena Rubella saat Hamil?
Jika tubuh belum kebal pada virus rubella, Anda hanya perlu berhati-hati untuk menghindari orang-orang yang memiliki ruam atau baru-baru ini terpapar rubella. Sayangnya, Anda tidak dapat menerima vaksin rubella saat sudah hamil.
Berikut beberapa tindakan pencegahan yang bisa Anda lakukan, antara lain:
- Hindari kontak dengan orang lain yang terinfeksi virus ini, bahkan jika hanya ada satu kasus rubella di lingkungan Anda.
- Tunda rencana perjalanan ke daerah di mana rubella masih umum terjadi.
Apabila Anda sedang merencanakan kehamilan, Anda bisa melakukan vaksin rubella dengan cara menemui dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan vaksin. Setelah divaksin, sebaiknya tunggu setidaknya satu bulan sebelum Anda kembali menjalani program hamil.
Nah, itulah pembahasan mengenai gejala rubella, cara mengatasinya, hingga cara mencegah risiko terkena virus ini. Semoga informasi ini bermanfaat!
- Anonim. Rubella (German measles). https://www.pregnancybirthbaby.org.au/rubella-german-measles. (Diakses pada 9 November 2020).
- Marple, Kate. Rubella (German measles) during pregnancy. https://www.babycenter.com/pregnancy/health-and-safety/rubella-german-measles-during-pregnancy_9527. (Diakses pada 9 November 2020).
- Anonim. Rubella (German measles) in pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2532864/. (Diakses pada 17 Mei 2023).