Terbit: 12 April 2018 | Diperbarui: 3 July 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Autisme merupakan salah satu risiko yang paling dikhawatirkan ibu pada janin yang dikandungnya. Lantas, adakah cara mencegah autisme sejak dalam kandungan? Simak penjelasannya berikut ini!

Mencegah Autisme Sejak Dalam Kandungan, Bisakah?

Mencegah Autisme Sejak Dalam Kandungan

Meskipun belum dapat diketahui secara pasti penyebab autisme, namun para ahli menyarankan para ibu untuk menjaga kehamilannya dengan baik untuk mencegah terjadinya autisme.

Berikut adalah beberapa mencegah autisme sejak dalam kandungan, di antaranya:

1. Tidak Mengonsumsi Sembarang Obat-obatan

Saat hamil, terkadang ibu tidak bisa lepas dari gangguan kesehatan seperti sakit kepala, flu, dan berbagai keluhan lainnya. Sebaiknya jika terjadi keluhan tersebut ibu tidak mengonsumsi obat-obatan secara sembarangan karena dapat memicu autisme dan gangguan kesehatan janin lainnya.

Ada baiknya tanyakan kepada dokter sebelum Anda minum obat apa pun. Ini terutama berlaku untuk beberapa obat antikejang.

2. Menjaga Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu jauh dianggap dapat memicu autisme pada bayi. Para ahli menganggap bahwa jarak kehamilan yang ideal adalah sekitar 2-5 tahun antara anak pertama dengan anak kedua.

Kehamilan di usia tua dapat berisiko anak mengalami kelainan atau mutasi gen dibanding dengan kehamilan pada usia muda.

3. Lakukan Pemeriksaan Kehamilan dengan Rinci

Saat menjalani pemeriksaan kehamilan, lakukan pemeriksaan dengan rinci termasuk skrining infeksi virus seperti TORCH (toxoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes atau hepatitis). Adanya kandungan virus dalam janin juga menjadi salah satu pemicu autisme sejak masa kehamilan.

Baca Juga: Autisme: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

4. Hindari Polusi dan Zat Kimia Beracun

Sejumlah penelitian menyebutkan paparan polusi udara atau zat beracun seperti pestisida dan beberapa bahan kimia dalam kosmetik dapat menyebabkan autisme.

Bagi Anda yang ingin melakukan perawatan kecantikan, sebaiknya pilih produk kimia yang aman bagi ibu hamil. Sedangkan Anda yang hobi berkebun atau bercocok tanam sebaiknya mengurangi kontak dengan pestisida untuk mencegah autisme sejak dalam kandungan.

5. Konsumsi Makanan Sehat

Selama kehamilan, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat. Jenis makanan yang disarankan adalah makanan dengan gizi seimbang dan menghindari makanan yang mengandung zat pengawet atau pewarna tambahan.

Mengonsumsi makanan sehat untuk mencegah sakit selama kehamilan. Ibu hamil yang sakit dianggap berisiko tinggi memiliki anak autis. Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara infeksi ibu selama kehamilan dan peningkatan risiko autis.

6. Asupan Zat Besi yang Cukup

Sebuah studi di tahun 2014 yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa ibu hamil yang kekurangan zat besi melahirkan bayi yang kelima kali lebih mungkin memiliki anak autisme.

Zat besi adalah mineral penting yang berfungsi untuk perkembangan otak, dan wanita dengan anak autis kekurangan mineral atau secara signifikan lebih kecil kemungkinan untuk mengonsumsi suplemen.

Baca Juga: Benarkah Bayi Tabung Meningkatkan Risiko Autisme?

7. Konsumsi Suplemen Asam Folat

Asam folat adalah nutrisi penting untuk perkembangan otak dan jika kekurangan nutrisi ini dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan seperti spina bifida.

Penelitian tentang autisme telah menunjukkan bahwa ibu yang mengonsumsi vitamin prenatal sebelum konsepsi telah mengurangi risiko memiliki anak autis.

Wanita dengan kecenderungan genetik tujuh kali juga lebih mungkin memiliki anak autis tanpa mengonsumsi vitamin. Sebagian besar wanita membutuhkan 600 hingga 800 mikrogram (mcg) asam folat per hari, dan wanita hamil membutuhkan minimal 600 mcg sebagai satu mencegah autisme sejak dalam kandungan.

8. Konsumsi Vitamin D

Peningkatan asupan vitamin D dapat membantu meningkatkan perkembangan saraf lebih baik pada janin.

Satu studi menemukan bahwa wanita yang kekurangan vitamin D di tengah kehamilan lebih mungkin memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme dibandingkan wanita dengan tingkat asupan vitamin D normal.

9. Hindari Paparan Polutan

Ada kaitan yang kuat antara pencemaran lingkungan dan risiko anak autisme, khususnya karena polusi udara pada wanita hamil.

Satu studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health menemukan bahwa wanita yang terpapar polusi udara tingkat tinggi, terutama selama trimester ketiga, memiliki risiko dua kali lipat memiliki anak autis. Risikonya lebih tinggi dengan tingkat eksposur yang lebih tinggi.

Ada ratusan bahan kimia dari berbagai sumber, dan bisa jadi salah satunya. Oleh karena itu, yang terbaik adalah menghindari daerah atau kota yang tercemar dan menghindari lalu lintas selama kehamilan.

Baca Juga: Benarkah Demam Saat Hamil Menyebabkan Autisme Pada Anak?

10. Beralih ke Produk Perawatan Pribadi Ramah Lingkungan

Anda dapat beralih ke produk perawatan pribadi yang ramah lingkungan untuk mengurangi paparan faktor risiko seperti bahan kimia berbahaya.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa paparan phthalate dalam rahim terkait dengan sifat autis pada anak laki-laki. Phthalate adalah bahan kimia pengganggu endokrin yang ditemukan dalam kosmetik dan produk lainnya.

Itu dia berbagai cara mencegah autisme sejak dalam kandungan yang bisa Anda praktikkan. Namun, ada baiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu tentang kondisi kesehatan Anda sebelum berencana untuk hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Prevention of Autism: Is it Possible?. https://www.appliedbehavioranalysisprograms.com/faq/what-can-be-done-to-prevent-autism/ (Diakses ada 3 Juli 2023)
  2. Anonim. 2023. Can You Prevent Autism?. https://www.webmd.com/brain/autism/can-you-prevent-autism (Diakses ada 3 Juli 2023)
  3. Grover, Sakshi. 2023. Can You Prevent Autism During Pregnancy?. https://parenting.firstcry.com/articles/can-you-prevent-autism-during-pregnancy/ (Diakses ada 3 Juli 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi