Tubuh wanita mengalami berbagai perubahan selama kehamilan. Kadang kala, perubahan ini dapat menyebabkan iritasi, rasa tidak nyaman, hingga gangguan kesehatan lainnya. Masalah kesehatan yang sudah ada sebelum hamil dapat membuat komplikasi kehamilan lebih parah.
Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi saat Hamil
Beberapa ibu hamil mengalami masalah kesehatan selama hamil. Kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan ibu, janin, atau keduanya. Bahkan wanita yang sehat sebelum hamil bisa juga tetap bisa merasakan masalah kesehatan.
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang sering dialami ibu hamil, antara lain:
1. Sembelit
Perubahan hormon dalam tubuh dapat menyebabkan banyak ibu hamil mengalami sembelit atau sulit buang air besar. Anda bisa mengalaminya bahkan pada usia awal kesehatan.
Saat hamil, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon progesteron. Hormon ini dapat membuat otot pada sistem pencernaan menjadi lebih rileks. Akhirnya, makanan dan feses juga akan bergerak lebih lambat dalam tubuh, sehingga memicu konstipasi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah sembelit selama hamil, yaitu:
- Minum banyak air
- Rutin olahraga
- Hindari suplemen dengan kandungan zat besi
- Makan makanan yang tinggi serat.
2. Kram
Kram merupakan rasa sakit yang muncul tiba-tiba pada otot. Banyak ibu hamil merasakan kram perut pada usia awal kehamilan. Tidak jarang, kondisi ini menimbulkan rasa cemas dan takut adanya masalah pada kehamilan.
Sebenarnya, ini adalah hal yang normal sebagai dampak dari rahim yang meregang karena janin berkembang. Namun, kram pada perut yang lebih intens dan terasa sangat sakit bisa menjadi tanda dari keguguran.
Anda juga mungkin bisa merasa kram pada bagian kaki pada malam hari. Kondisi ini adalah hal yang wajar. Untuk mencegah kram pada kaki, Anda bisa melakukan olahraga ringan yang fokus pada kaki dan pergelangan kaki. Aktivitas ini akan meningkatkan sirkulasi darah pada bagian kaki.
Baca Juga: Kekhawatiran Selama Hamil yang Banyak Dirasakan (Serta Faktanya)
3. Ngompol
Beberapa ibu hamil menjadi tidak mampu menahan buang air kecil selama dan setelah hamil. Pada beberapa kasus, ibu hamil tidak bisa bisa menahan urine yang keluar ketika tertawa, batuk, bersih, atau saat bangun dari posisi duduk.
Kondisi ini umumnya hanya sementara karena otot dasar panggul sedikit lebih rileks untuk mempersiapkan persalinan. Untuk mencegah ngompol selama hamil, Anda bisa melakukan olahraga yang fokus untuk membuat otot dasar panggul menjadi lebih kuat.
4. Sering Buang Air Kecil
Banyak ibu hamil merasa lebih sering buang air kecil saat hamil. Kondisi kerap terjadi disebabkan oleh rahim yang menekan kandung kemih seiring dengan ukuran janin yang semakin besar.
Untuk mencegah terbangun karena ingin buang air kecil pada malam hari, Anda bisa mengurangi minum pada sore menjelang malam hari. Selain itu, Anda juga disarankan untuk menghindari minuman beralkohol atau minuman dengan kandungan kafein.
Jika Anda sering buang air kecil yang disertai dengan rasa sakit ketika buang air kecil dan/atau ada darah dalam urine, maka kemungkinan Anda mengalami infeksi saluran kemih. Kondisi ini perlu penanganan khusus.
5. Mual dan Muntah
Banyak ibu hamil yang mengalami mual dan muntah (morning sickness) selama hamil. Kondisi ini termasuk dalam kategori wajar, terutama pada 3 bulan pertama kehamilan.
Namun, ada beberapa ibu hamil mengalami morning sickness pada tahap yang ekstrem, yaitu mual dan muntah yang terus menerus hingga tidak bisa makan atau minum. Kondisi ini dikenal dengan hyperemesis gravidarum.
Hyperemesis gravidarum dapat menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi, sehingga butuh perawatan intensif. Apabila Anda tidak bisa minum lebih dari 8 jam atau makan lebih dari 24 jam, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
6. Perubahan Kulit dan Rambut
Perubahan hormon selama hamil juga dapat menyebabkan beberapa perubahan pada warna kulit dan rambut. Beberapa ibu hamil merasa warna puting susu dan area di sekitarnya menjadi lebih gelap.
Selain itu, tanda lahir, tahi lalat, dan bintik hitam pada wajah juga menjadi lebih gelap. Tidak perlu panik, karena perubahan ini akan menghilang setelah bayi lahir.
Selain itu, Anda juga perlu hati-hati jika ingin berjemur ketika hamil. Pasalnya, kulit menjadi lebih mudah terbakar sinar matahari saat hamil. Pastikan untuk selalu memakai tabir surya dan jangan berada di bawah sinar matahari terlalu lama.
Tidak hanya itu, Anda juga mungkin akan merasakan pertumbuhan rambut meningkat selama kehamilan. Oleh sebab itu, jika Anda merasa kerontokan rambut yang parah setelah melahirkan, ini adalah hal yang normal.
7. Varises
Varises merupakan pembuluh darah yang membengkak. Pada ibu hamil, varises paling sering terjadi pada pembuluh darah kaki. Anda juga bisa saja mengalami varises pada bagian vulva, tetapi kondisi ini umumnya akan menjadi lebih baik setelah melahirkan.
Jika Anda memiliki varises, maka Anda disarankan untuk:
- Hindari berdiri terlalu lama
- Jangan duduk dengan menyilangkan kaki
- Usahakan tidak menumpu badan dengan salah satu kaki untuk menghindari tekanan
- Menggunakan leggings khusus ibu hamil untuk mendukung otot kaki
- Tidur dengan posisi kedua kaki lebih tinggi dari tubuh
- Lakukan olahraga yang fokus pada area kaki
8. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional untuk ketika wanita yang tidak menderita diabetes sebelum hamil tiba-tiba mengalami diabetes selama hamil.
Pada umumnya, tubuh akan mencerna makanan menjadi glukosa. Setelah dicerna, glukosa akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh dengan bantuan insulin.
Namun, perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan tubuh tidak mampu membuat insulin atau menggunakannya dengan normal. Akibatnya glukosa menumpuk dalam dahan, dan menyebabkan diabetes.
Ibu hamil yang menderita diabetes gestasional perlu melakukan perubahan pola makan untuk menurunkan risiko dan mencegah masalah yang berkaitan dengan kadar gula darah tinggi.
9. Preeklampsia
Preeklampsia merupakan masalah kesehatan serius yang dapat menyebabkan kelahiran prematur dan kematian pada ibu maupun janin. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risikonya, antara lain:
- Kehamilan pertama
- Memiliki kondisi tekanan darah tinggi, diabetes, sakit ginjal, atau systemic lupus erythematosus sebelum hamil
- Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
- Hamil kembar dua atau lebih
- Obesitas
10. Anemia
Wanita hamil perlu zat besi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Saat hamil, tubuh wanita akan memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung asupan nutrisi dan oksigen pada janin.
Ketika tubuh tidak memiliki zat besi dalam jumlah yang cukup, maka jumlah darah yang diproduksi juga berkurang. Kondisi ini akan menyebabkan anemia.
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan zat besi harian, yaitu sebesar 27 mg per hari.
Baca Juga: 10 Olahraga untuk Ibu Hamil, Calon Ibu Perlu Baca!
11. Merasa Ingin Pingsan
Anda bisa saja merasa ingin pingsan pada waktu tertentu saat hamil. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormon. Pingsan terjadi ketika otak tidak menerima cukup darah sehingga asupan oksigen otomatis akan berkurang.
Anda mungkin merasa ingin pingsan jika berubah posisi dari duduk menjadi berdiri terlalu cepat. Beberapa tips yang berguna untuk menghindari rasa ingin pingsan, antara lain:
- Cepat duduk ketika ingin pingsan saat berdiri
- Berubah posisi saat ingin pingsan pada posisi tiduran
- Hindari mengubah posisi dengan terlalu cepat.
12. Kepanasan
Banyak ibu hamil yang merasa gerah dan kepanasan terus menerus. Kondisi ini terjadi karena perubahan hormon serta suplai darah yang meningkat. Tidak heran bila Anda berkeringat lebih banyak daripada biasanya.
Beberapa cara yang dapat membantu mengatasi kepanasan, antara lain:
- Berada di ruangan yang sejuk
- Mandi lebih sering agar tubuh tetap segar
- Gunakan pakaian longgar dengan bahan yang menyerap keringat, seperti katun.
Hamil berarti tubuh Anda sedang bekerja keras untuk mendukung tumbuh kembang individu baru. Tidak heran bila banyak perubahan yang terjadi pada tubuh, termasuk adanya masalah kesehatan.
Apabila Anda merasakan hal yang mengganggu kenyamanan, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan.
- American College of Obstetricians and Gynecologists. 2013. Gestational diabetes. FAQ177. https://www.acog.org/womens-health/faqs/gestational-diabetes. (Diakses pada 5 Juli 2023).
- American College of Obstetricians and Gynecologists. 2020. Preeclampsia and high blood pressure during pregnancy. FAQ034. http://www.acog.org/Patients/FAQs/Preeclampsia-and-High-Blood-Pressure-During-Pregnancy. (Diakses pada 5 Juli 2023).
- American Pregnancy Association. Constipation in Pregnancy. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/constipation-during-pregnancy/. (Diakses pada 5 Juli 2023).
- CDC. 2023. Pregnancy Complications. https://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pregnancy-complications.html. (Diakses pada 5 Juli 2023).
- Cleveland Clinic. 2022. Pregnancy Complications. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/24442-pregnancy-complications. (Diakses pada 5 Juli 2023).
- NHS UK. 2021. Common Health Problems In Pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/common-health-problems/. (Diakses pada 5 Juli 2023).