Terbit: 27 April 2020
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Kava-kava adalah adalah obat herbal yang sering digunakan untuk menghilangkan stres, terutama mereka yang penat terhadap pekerjaan. Mungkin Anda baru mendengar obat tradisional ini. Ya, memang obat ini populer di Kepulauan Pasifik, tapi di Indonesia sudah mulai ada. Sebenarnya ini obat herbal apa? Selengkapnya baca terus untuk mendapatkan informasi tentang manfaat, dosis, dan efek sampingnya di bawah ini!

Kava-Kava: Manfaat, Efek Samping, Dosis, dan Cara Membuatnya

Apa Itu Kava-Kava?

Kava-kava adalah tanaman semak yang tumbuh di Kepulauan Pasifik. Tanaman herbal yang memiliki nama ilmiah Piper methysticum ini biasanya dibuat dari akar yang dihancurkan dan dicampur dengan air, kemudian disaring hingga menjadi minuman.

Mengonsumsi minuman dari kava dipercayai memiliki efek rileks dan menenangkan. Bahkan penduduk Kepulauan Pasifik secara tradisional menggunakan tumbuhan kava dalam upacara untuk menciptakan suasana relaksasi.

Meskipun kava-kava dalam bentuk herbal memiliki tingkat risiko kesehatan yang sangat rendah, tetapi menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, ekstrak dan suplemen kava dapat menyebabkan toksisitas hati jika dikonsumsi secara berlebihan atau secara berkelanjutan.

Manfaat Kava-Kava untuk Kesehatan

Kava sering digunakan oleh kabanyakan orang di Pasifik Selatan untuk menghilangkan stres dan kecemasan serta meningkatkan kualitas tidur.

Berikut adalah beberapa manfaat kava-kava untuk kesehatan dan pencegahan penyakit:

1. Mengurangi Kecemasan

Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa menggunakan ekstrak tumbuhan kava yang mengandung 70% senyawa kavalakton dapat menurunkan kecemasan dan mungkin bekerja seperti beberapa resep obat antikecemasan lainnya.

Namun, ada beberapa bukti yang tidak konsisten. Ada kemungkinan bahwa pengobatan menggunakan obat herbal ini harus berlangsung selama minimal lima minggu dan bahwa suplemen kava yang mengandung setidaknya 200 miligram kavalakton setiap hari diperlukan untuk mengatasi gejala.

Perlu diketahui, kava mungkin lebih efektif pada orang dengan gangguan kecemasan berat, pasien wanita, atau pada pasien yang lebih muda.

2. Mengatasi Insomnia

Kava-kava pertama kali populer di tahun 1990-an di Kepulauan Pasifik sebagai obat herbal untuk orang yang tidak bisa tidur (insomnia) dan mengalami kecemasan. Insomnia adalah salah satu masalah yang dapat memicu masalah kesehatan. Oleh karenanya, ramuan nabati banyak dicari untuk membantu mengobati gangguan tidur dan insomnia, termasuk akar tumbuhan kava.

Menurut sebuah penelitian di University of Rochester School of Medicine and Dentistry, enam terapi tidur dari bahan nabati yang umum digunakan diteliti termasuk kafein, chamomile, ceri, kava, L-tryptophan, ganja, dan akar valerian. Meskipun tidak ada hasil yang mengejutkan dilaporkan, minuman dari kava telah diketahui memberikan efek sedatif (menenangkan).

3. Meredakan Nyeri

Arthritis dapat menyebabkan pembengkakan dan peradangan. Gejala ini menyebabkan kekakuan dan rasa sakit yang membuat anggota tubuh yang terkena sulit untuk bergerak. Arthritis dapat menghambat aktivitas atau tugas-tugas biasa dikerjakan.

Kondisi tersebut bisa diobati menggunakan obat herbal dari tumbuhan kava. Ini karena kava memiliki sifat analgesik yang dapat meringankan rasa sakit selama beberapa jam.

4. Mengatasi Gejala Menopause

Gejala-gejala perimenopause dan menopause termasuk hot flashes (sensasi panas), keringat malam, insomnia, dan meningkatnya kecemasan dan iritabilitas. Kondisi ini juga dapat diatasi menggunakan kava.

Kava-kava berkhasiat mengatasi kecemasan, depresi, lekas marah, dan insomnia dalam tiga uji klinis pada 120 wanita perimenopause dan menopause. Ini karena kava mengaktifkan reseptor GABA-A, menghambat monoamine oksidase-B, dan meningkatkan kadar dopamin di otak.

Meski begitu, bukti belum cukup untuk mengklaim bahwa kava membantu gejala mood menopause dan perimenopause. Itu sebabnya masih diperlukan pengujian secara klinis lebih lanjut.

5. Mencegah Kanker

Kanker adalah penyakit yang ditakuti banyak orang karena mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat. Berbagai obat alami dan alternatif yang sekarang ini tersedia dapat membantu melawan sel kanker. Beberapa mengklaim bahwa salah satunya adalah kava.

Senyawa flavokavains dalam kava telah terbukti mengurangi pertumbuhan sel kanker dalam berbagai jenis kanker. Beberapa peneliti mengklaim flavokavains dapat menghambat penyerapan nutrisi pada tumor. Oleh karena itu, sel tumor tidak dapat tumbuh dan akhirnya mati.

Efek Samping Kava-Kava

Meski tumbuhan kava memiliki beberapa manfaat baik bagi kesehatan, obat herbal ini memiliki beberapa efek samping yang patut untuk Anda waspadai!

Berikut ini adalah beberapa efek samping kava-kava jika dikonsumsi jangka panjang atau berlebihan:

1. Kerusakan Hati

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau US Food and Drug Administration (FDA) pada Maret di tahun 2002, telah memperingatkan konsumen dan profesional kesehatan tentang risiko kerusakan hati yang terkait dengan penggunaan kava. Laporan kasus telah menghubungkan kava dengan toksisitas hati, termasuk hepatitis, sirosis, gagal hati, dan bahkan kematian.

Tidak sedikit dari kasus ini terkait dengan penyakit hati yang sudah ada sebelumnya, dosis kava-kava yang berlebihan, dan penggunaan alkohol berat.

Sementara WHO menyatakan bahwa minuman kava berbasis air lebih aman, namun konsumsi sedang hingga berat dapat meningkatkan enzim hati secara signifikan. WHO juga memperingatkan bahwa toksisitas terkait dengan kualitas akar kava mentah, kontaminasi akar selama penyimpanan, dan penggunaan obat-obatan herbal lainnya dengan kava.

2. Penyakit Parkinson

Mengonsumsi obat herbal dari tumbuhan kava kemungkinan dapat memperburuk penyakit Parkinson. Jadi, jangan minum kava jika Anda memiliki kondisi ini.

Penyakit parkinson adalah kelainan sistem saraf progresif yang secara bertahap memburuk dan dapat memengaruhi gerakan. Gejalanya secara bertahap dimulai dengan tremor (gemetar) yang nyaris tak terlihat hanya di satu tangan.

3. Dampak Buruk pada Pembedahan

Penggunaan ramuan dari kava dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Kemungkinan dapat meningkatkan efek anestesi dan obat lain yang digunakan selama dan setelah operasi.

Jika Anda secara rutin mengonsumsi kava-kava, hentikan penggunaan setidaknya dua minggu sebelum operasi dijadwalkan.

4. Memengaruhi Rahim

Sebelum menggunakan tumbuhan kava dalam bentuk apapun, sangat penting bagi Anda untuk mengambil setiap tindakan pencegahan.

Jika Anda sedang hamil, menyusui, atau menggunakan obat resep apa pun, harap untuk hindari mengonsumsi kava dan pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Penggunaan kava dikhawatirkan dapat mempengaruhi rahim.

5. Masalah Konsentrasi

Menggunakan kava, terutama dalam dosis tinggi, kemungkinan dapat membuat seseorang tidak dapat mengemudi kendaraan dengan aman. Itu sebabnya, jangan menggunakan kava sebelum berencana untuk mengemudi.

Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Auckland’s School of Population Health di Selandia Baru meninjau literatur yang diterbitkan dalam meneliti hubungan antara penggunaan kava dan kecelakaan kendaraan bermotor, cedera terkait, atau konsentrasi dalam mengemudi.

Dosis Kava-Kava

Penggunaan kava secara tradisional biasanya terbuat dari akar kava-kava menjadi pasta dan mencampurnya dengan air atau merebusnya menjadi minuman teh. Obat herbal ini bisa berbentuk cair dan dicampur dengan minuman lain seperti jus. Tersedia juga dalam bentuk tablet dan kapsul bubuk kava.

Para ahli menyarankan bahwa asupan harian kava yang mengandung senyawa kavalakton tidak melebihi 250 miligram. Namun dosis efektif kava adalah 70–250 miligram.

Suplemen kava biasanya mencantumkan jumlah kavalakton dalam miligram pada kemasan produk. Jika kandungan tersebut ada dalam kemasan, Anda harus menghitung jumlah kavalakton yang dikandungnya.

Sebagai contoh, jika satu kapsul mengandung 100 miligram ekstrak akar kava dan mengandung 30% kavalakton, kapsul akan mengandung 30 miligram kavalakton (100 mg x 0,30 = 30 mg).

Guna mencapai dosis efektif dalam kisaran 70–250 miligram kavalakton, Anda perlu minum setidaknya tiga kapsul suplemen ini. Sebagian besar ekstrak akar kava mengandung 30-70% kavalakton.

Cara Membuat Teh atau Minuman dari Kava-Kava

Minuman tradisional dari tumbuhan kava di Pasifik Selatan biasanya dibuat dari akar segar, yang dihancurkan sebelum air disaring menggunakan kain.

Akar kava segar jarang tersedia, untuk itu Anda dapat membuatnya dari kava kering. Cara membuatnya, Anda memerlukan selembar kain tipis, saringan teh, dan kava kering atau bubuk.

Berikut cara membuat segelas minuman kava 6-8 ons:

  • Masukkan 1/4 hingga 1/3 cangkir kava pada selembar kain katun tipis. Ikat menjadi bundel longgar dengan seutas tali.
  • Panaskan satu gelas air sampai hangat atau suam-suam kuku.
  • Masukkan bundelan kava dalam cangkir dan tambahkan dengan air hangat.
  • Biarkan bundelan terendam dan peras bundel selama 10 hingga 15 menit.
  • Setelah selesai, tuangkan cairan tersebut menggunakan saringan teh ke dalam gelas.
  • Nikmati segelas minuman kava selagi hangat.

Itulah manfaat kava, efek samping hingga cara membuat teh kava yang bisa anda coba. Jika Anda ingin mengonsumsi obat herbal ini, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter tentang kondisi medis yang diderita, alergi, dan efektivitas obat herbal untuk Anda.

 

  1. Oliver, Kyra. 2016. Kava Root: Do the Risks Outweigh the Benefits?. https://draxe.com/nutrition/kava-root/. (Diakses 27 April 2020)
  2. Wong, Cathy. 2020. The Health Benefits of Kava. https://www.verywellmind.com/kava-kava-what-you-need-to-know-89703. (Diakses 27 April 2020)
  3. Kandola, Aaron. 2018. Kava kava: Benefits and safety concerns. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324015#how-to-use-kava-kava. (Diakses 27 April 2020)
  4. Anonim. Tanpa Tahun, Kava. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-872/kava. (Diakses 27 April 2020)
  5. De, Gavin V. 2018. Kava Kava: Benefits, Side Effects and Dosage. https://www.healthline.com/nutrition/kava-kava#section1. (Diakses 27 April 2020)
  6. Mayo Clinic Staff. 2018. Parkinson’s disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/parkinsons-disease/symptoms-causes/syc-20376055. (Diakses 27 April 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi