Terbit: 3 January 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

LAMP test atau RT LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) adalah metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya virus SARS-CoV-2 pada tubuh seseorang melalui air liur. Apa kelebihan dan kekurangan tes ini dibanding tes lainnya? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

LAMP Test, Metode Tes COVID-19 yang Diklaim Cepat dan Akurat

Apa itu LAMP Test?

LAMP test COVID-19 adalah alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Corona atau tidak.  Metode ini diklaim mampu mendeteksi secara spesifik asam nukleat yang merupakan material genetik dari virus SARS CoV-2.

Ini adalah tes molekuler yang termasuk dalam kategori NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) bersama dengan RT–PCR dan TCM sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021.

Tes ini juga termasuk dalam tes biomolekuler yang target pemeriksaannya adalah materi genetik virus SARS-CoV-2—dalam hal ini gen N yang sudah mendapat EUA (Emergency Use Authorization)—dari World Health Organization (WHO) sebagai salah satu gen target yang bisa digunakan.

Dengan mengidentifikasi gen N dari virus SARS-CoV-2, tes ini diklaim dapat mengidentifikasi beberapa mutasi varian seperti Alpha, Beta, Gamma, Delta, Omicron, dan beberapa varian mutasi baru virus Corona lainnya.

Selain itu, metode ini diklaim memiliki kualitas dan performa akurasi yang baik. Sebab, pengetesannya lebih cepat dan lebih nyaman dengan sensitivitas 94% dan spesifisitas hingga 98%.

Metode ini tidak memerlukan fasilitas alat laboratorium yang mahal, hanya water bath sebagai alat utama ditambah peralatan laboratorium standar lainnya seperti pipet, tabung, mini centrifuge, dan vortex mixer.

Baca Juga: Perbedaan Tes COVID-19: Rapid, Swab Antigen, PCR

Keunggulan dan Kekurangan LAMP Test

Metode ini diklaim mampu memberikan hasil reaksi deteksi virus SARS-CoV-2 dalam waktu yang cepat. Selain itu, sensitivitasnya diklaim sama dengan metode quantitative reverse transcription PCR (RT-qPCR).

Bahkan, metode ini mampu menggantikan tes cepat karena lebih akurat dengan langsung mendeteksi virusnya, berbeda dengan alat tes cepat yang mendeteksi COVID-19 berdasarkan antibodi yang terbentuk setelah tujuh hari dari infeksi awal.

Keunggulan LAMP test COVID-19 lainnya adalah:

  • Teknik menggunakannya mudah.
  • Hasil cepat.
  • Mudah dibawa.

Dikarenakan pengambilan sampel yang lebih mudah dibanding pengetesan antigen, tes ini dianggap dianggap dapat memberikan kenyamanan untuk anak-anak dan seseorang yang hipersensitif.

Meski metode ini mampu mendeteksi materi genetik virus sama seperti RT-PCR—bukan mendeteksi protein virus seperti rapid tes antigen—LAMP test tidak bisa dilakukan sendiri karena kit RT-LAMP tidak dijual bebas dan hanya laboratorium yang dapat membelinya

Meski bisa dilakukan sendiri, analisis sample membutuhkan tenaga laboratorium dengan kemampuan dasar teknis aseptik dan prinsip kerja di fasilitas molekuler untuk menganalisis air liur.

Alat utama yang digunakan untuk reaksi RT LAMP adalah water bath (pemanas), tidak seperti RT PCR yang membutuhkan mesin PCR.

Baca Juga: Gammaraas (Human Immunoglobulin): Fungsi, Dosis, Efek Samping, dll

Pengujian RT LAMP

LAMP test adalah metode pengujian yang mirip dengan PCR akan tetapi menghasilkan lebih banyak salinan virus RNA sehingga dapat memberikan hasil yang lebih cepat.

Sampel yang diambil dari metode ini kemudian ditempatkan di reagent vials (zat yang menghasilkan reaksi kimia untuk mendeteksi RNA), kemudian dipanaskan dalam mesin khusus selama 20 menit. Setelah itu, mesin akan menganalisis sampel dan mengonfirmasi apakah ada SARS-CoV-2 RNA.

Tes ini membutuhkan perlakuan khusus terhadap sampel yaitu untuk memperbanyak materi genetik pada sampel dengan menggunakan reagen dan peralatan laboratorium standar, jadi tes ini membutuhkan laboratorium dalam uji sampelnya.

Saat ini, pemeriksaan RT LAMP di Indonesia telah tersedia dan dilayani oleh laboratorium klinik. Meski telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, namun metode ini masih berproses agar bisa menjadi dokumen persyaratan perjalanan.

 

  1. Culbertson, Alix. 2021. What are the different types of COVID-19 tests – and could saliva samples be transformative?. https://news.sky.com/story/what-are-the-different-types-of-covid-19-tests-and-will-they-get-us-out-of-lockdown-12068081. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  2. Henderson, Emily. 2021. New strategy to create a cheap and rapid COVID-19 test based on isothermal amplification. https://www.news-medical.net/news/20211229/New-strategy-to-create-a-cheap-and-rapid-COVID-19-test-based-on-isothermal-amplification.aspx. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  3. Kristianti, Livia. 2021. Tes RT Lamp Saliva dikembangkan jadi alternatif tes COVID-19. https://www.antaranews.com/berita/2241998/tes-rt-lamp-saliva-dikembangkan-jadi-alternatif-tes-covid-19. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  4. Majni, Ferdian Ananda. 2021. RT-Lamp Saliva Bantu Percepat Testing Covid-19 di Daerah. https://mediaindonesia.com/humaniora/416491/rt-lamp-saliva-bantu-percepat-testing-covid-19-di-daerah. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  5. Nurhanisah, Yuli. 2021. RT-Lamp, Alat Deteksi Covid-19 Setara RT-PCR. https://indonesiabaik.id/infografis/rt-lamp-alat-deteksi-covid-19-setara-rt-pcr. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  6. Thompsona, Dorian dan YuLei. 2020. Mini review: Recent progress in RT-LAMP enabled COVID-19 detection. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S266605392030014X. (Diakses pada 3 Januari 2022).
  7. Zuraya, Nidia. 2021. Kalbe akan Produksi Kit RT LAMP Saliva 2 Juta Unit per Bulan. https://www.republika.co.id/berita/qqis7b383/kalbe-akan-produksi-kit-rt-lamp-saliva-2-juta-unit-per-bulan. (Diakses pada 3 Januari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi