Terbit: 17 December 2020 | Diperbarui: 26 September 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Ada beberapa jenis tes COVID-19 termasuk rapid test antibodi, rapid test antigen, dan polymerase chain reaction swab test (PCR). Ketahui apa saja perbedaan tes COVID-19 dan mana yang paling akurat dan efektif.

Perbedaan Tes COVID-19: Rapid, Swab Antigen, PCR

Perbedaan Tes COVID-19

Saat ini ada beberapa metode pemeriksaan untuk diagnosis COVID-19 yang berlaku di Indonesia. Cara pengambilan sampel ada dua tipe: darah atau mukosa tenggorokan (nasofaring dan orofaring). Sedangkan teknik pengolahan sampel adalah tes cepat (rapid test) dan tes PCR.

Sebagian masyarakat mungkin belum memahami atau masih bingung apa saja jenis tes COVID-19 dan tes apa yang paling akurat. Terdapat tiga jenis tes Corona yang dapat dilakukan di Indonesia, yaitu rapid test antibodi, rapid test antigen, dan swab test polymerase chain reaction (PCR).

Beberapa waktu lalu, Kementrian Kesehatan Indonesia merekomendasikan rapid test antibodi sebagai pemeriksaan COVID-19 untuk skrining siapa saja yang mungkin sudah terinfeksi COVID-19. Namun, sekarang rapid tes antigen yang lebih direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dengan syarat bila suatu wilayah memang sulit menjangkau swab test PCR.

Untuk saat ini, World Health Organization (WHO) merekomendasikan RT-PCR (Real Time PCR) untuk penegakan diagnosis Covid-19, mengingat pemeriksaan PCR langsung mendeteksi keberadaan virus dalam mukosa nasofaring dan orofaring. Sedangkan rapid test antibodi dan rapid test antigen hanya mendeteksi respon tubuh kita terhadap virus Covid-19 sehingga potensi bias kesalahan masih ada. Selain itu, PCR diverifikasi sebagai diagnosis COVID-19 yang paling akurat.

Berikut ini perbedaan jenis, sampel, metode, durasi, dan tingkat sensitivitas tes dalam tabel:

Tes COVID-19

Rapid Test (Antibodi) Rapid Test (Antigen)

Swab Test (PCR)

Jenis Sampel 

Darah dari jari atau pembuluh darah vena

Mukosa hidung (nasofaring) dan/atau tenggorokan (orofaring) Mukosa dari hidung (nasofaring) dan/ atau tenggorokan (orofaring)

Metode Deteksi 

Mendeteksi antibodi (IgG dan IgM)

Deteksi Antigen (protein virus) yang sudah berikatan dengan mukosa

Mendeteksi genetik virus yang ada, akan menunjukkan hasil positif jika ada >1.000 partikel virus

Kapan Hasil Keluar?

15 menit

15 menit

8-24 jam

Kapan Harus Tes Setelah Terpapar Virus?

IgM akan muncul 7-14 hari setelah terpapar. IgG akan muncul 14 hari – 30 hari bahkan lebih setelah terpapar virus

3-7 hari

Idealnya 3-7 hari

Tingkat Sensitivitas 

33-90% >80%

91-98%

Ada berbagai jenis tes Corona lain yang berlaku pada negara-negara lainnya. Sejauh ini, U.S. Food and Drug Administration (FDA) telah memberikan otorisasi penggunaan darurat pada lebih dari 200 tes Corona berbeda.

Jenis Tes COVID-19

Para ilmuwan masih bekerja keras untuk menghentikan penyebaran pandemi COVID-19 di seluruh dunia. Selain fokus untuk menemukan pengobatan definitif yang paling efektif, para ilmuwan juga menciptakan teknik dan alat pengujian untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan infeksi COVID-19.

Ada beberapa jenis tes COVID-19 yang dikembangkan, termasuk swab test (PCR), rapid test antigen, dan rapid test antibodi. Semua jenis tes tersebut bisa menjadi indikator apakah seseorang terinfeksi COVID-19 namun dengan tingkat keakuratan, metode, dan sampel berbeda.

Ketahui apa saja perbedaan tes COVID-19, sebagai berikut:

1. Rapid Test (Antibody)

Rapid test antibodi adalah tes kesehatan dengan metode cepat untuk mencari aktivasi antibodi Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG) di dalam tubuh. Antibodi tersebut (IgG dan IgM) akan aktif setelah 7-14 hari untuk melindungi tubuh bila terinfeksi atau pernah terinfeksi virus apapun beberapa waktu sebelumnya.

Rapid test antibodi merupakan salah satu metode serologi untuk mencari IgG dan IgM terhadap virus SARS-CoV-2. Selain rapid test antibodi, tes serologi ada berbagai jenis seperti metode Photonic Ring Immunoassay (PRI), Lateral Flow, dan ELISA.

Di Amerika Serikat, metode-metode ini dikembangkan dalam penelitian untuk mencari mana yang paling memberikan hasil akurat namun biaya yang rendah. Saat ini, yang dipilih dan bisa diaplikasikan untuk diperdagangkan di Indonesia adalah rapid test antibodi, bukan ELISA, Lateral Flow, atau PRI. Namun, tes serologi untuk antibodi Covid-19 di Indonesia masih menggunakan rapid test antibodi dengan tingkat sensitivitas dan spesifitasnya estimasi 33-90%.

Metode rapid test antibodi dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari ujung jari atau pembuluh darah vena di tangan. Sampel darah kemudian diteteskan ke alat rapid test dan hasilnya akan keluar dalam 10-15 menit.

Rapid test antibodi bukanlah tes COVID-19 yang akurat karena saat hasil rapid test positif, mungkin antibodi (igG dan igM) aktif karena tubuh pernah melawan virus lain atau virus umum seperti batuk dan pilek biasa (bukan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19). Walaupun tidak efektif untuk diagnosis COVID-19, rapid test bisa menjadi alarm bagi diri sendiri bahwa antibodi tubuh pernah melawan suatu virus untuk infeksi lain yang mungkin tidak berefek terlalu parah bagi tubuh.

Rapid test antibodi berguna sebagai pengujian COVID-19 darurat untuk kantor, sekolah, atau fasilitas umum lainnya. Harga rapid test antibodi mulai dari Rp125.000 saat ini. Pelajari lebih lanjut tentang cara kerja rapid test di sini.

2. Rapid Test (Antigen)

Masyarakat sering menyebutnya ‘rapid swab test‘ namun sebenarnya test ini adalah rapid test antigen yang pengambilan sampelnya melalui swab nasofaring dan/atau orofaring. Pengujian COVID-19 ini disebut rapid swab test mengacu pada:

  • Rapid Swab Test/Rapid Test Antigen: Pengujian kesehatan dengan cara yang mudah dan cepat. Pengambilan sampel melalui mukosa hidung (nasofaring).
  • Swab Test PCR: Diagnosis COVID-19 menggunakan salah satu metode PCR (Polymerase Chain Reaction) dan merupakan standar baku emas (gold standard) untuk penegakan diagnosis CoOVID-19. Pengambilan sampel melalui mukosa hidung (nasofaring) dan/atau mukosa tenggorokan (orofaring).

Rapid test (antigen) adalah pengujian COVID-19 yang dapat mendeteksi protein (materi genetik) tertentu yang merupakan bagian dari SARS-CoV-2. Rapid test antigen dilakukan dengan cara mengambil sampel lendir dari dalam hidung atau tenggorokan.

Sampel kemudian diteteskan pada alat rapid test dan hasilnya akan keluar dalam 15 menit saja. Para ahli berpendapat bahwa rapid test (antigen) adalah jenis tes COVID-19 yang cukup akurat dan cepat penggunaannya, namun tetap ada kemungkinan hasil positif atau negatif yang bias.

Rapid antigen memiliki sensitivitas >80% dan spesifisitas >97%. Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk menunjukkan individu mana yang menderita sakit dari seluruh populasi. Spesifisitas adalah kemampuan tes untuk menunjukkan individu mana yang tidak menderita sakit dari mereka yang benar-benar tidak sakit.

Alat uji antigen juga tergolong lebih terjangkau, lebih mudah penggunaannya sendiri, dan lebih cepat daripada tes PCR. Harga rapid test antigen mulai dari harga Rp499.000. Banyak negara yang juga menggunakan test antigen sebagai diagnosis COVID-19.

 

3. Swab Test PCR

Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah pengujian COVID-19 yang bekerja dengan cara mendeteksi virus berdasarkan kehadiran RNA virus atau materi genetik virus SARS-CoV-2 di dalam tubuh, jadi langsung mencari keberadaan virus dalam tubuh. Metode PCR dilakukan dengan pengambilan sampel lendir (swab test) dari dalam hidung atau tenggorokan atau dengan mengambil sampel air liur. 

Namun, sampel saliva jarang digunakan. Hasil tes PCR akan keluar dalam 8-24 jam, tergantung pada alat PCR yang digunakan. Tes PCR dapat memberi diagnosis secara akurat apakah seseorang telah terinfeksi virus SARS-CoV-2,  dan merupakan gold standard  penegakan diagnosis Covid-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyampaikan bahwa PCR adalah standar emas atau jenis tes COVID-19 yang paling akurat. PCR termasuk dalam tes molekuler. Harga tes swab (PCR) mulai dari Rp900.000 atau lebih. Konsultasikan dengan pelayanan kesehatan di pusat pelayanan COVID terdekat atau Puskesmas di wilayah Anda untuk swab test gratis.

Berikut ini penjelasan tentang cara tes PCR:

  • Usap Mukosa Hidung (Nasal/Nasofaring Swab)

Menggunakan alat usap hidung yang berbentuk seperti ujung-Q yang panjang yang dimasukkan ke dalam hidung (sekitar 5 cm ke dalam hidung) lalu diputar selama beberapa detik. Dokter akan mengeluarkannya lalu mengirim sampel ke laboratorium.

Selama proses PCR dengan usap hidung, Anda akan merasakan sensasi menggelitik. Anda mungkin akan menunjukan reaksi seperti mata berair atau bersin, namun tidak sakit.

  • Usap Mukosa Tenggorokan (Orofaring Test)

Menggunakan alat usap mukosa tenggorokan yang berbentuk seperti cotton bud, lalu diusapkan ke amandel dan uvula tenggorokan pasien. Dokter akan mengeluarkannya dari mulut lalu memasukannya ke dalam tabung yang berisi cairan untuk dianalisis dengan PCR. Selama proses ini, pasien akan merasa ingin muntah karena alat pemeriksaan mengusap bagian mulut belakang yang menyebabkan sensasi muntah.

  • Sampel Air Liur (Saliva Test)

Dokter akan memberikan tabung khusus untuk menampung sampel air liur Anda. Anda harus mengeluarkan air liur hingga tabung cukup penuh. Biasanya, membutuhkan waktu sekitar 10-12 untuk seseorang memproduksi liur yang cukup banyak. Kemudian, tutup tabung tersebut dan berikan ke dokter. Dokter akan mengirim sampel ke laboratorium.

 

Apabila Anda mendapatkan hasil positif pada rapid test (antibody atau antigen), Anda harus melakukan tes PCR untuk memastikan apakah Anda positif COVID-19 atau tidak. Hasil PCR sangat akurat. Hasil negatif atau positif COVID-19 tidak akurat hanya mungkin terjadi bila dokter yang memeriksa tidak memasukan ujung-Q cukup dalam pada hidung, namun ini jarang terjadi.

Itulah perbedaan tes COVID-19. Rapid test antibodi dan antigen hanya sebagai pengujian darurat COVID-19, bukan pengujian yang akurat. Anda tetap memerlukan tes PCR untuk memastikan apakah terinfeksi SARS-CoV-2 atau tidak. Konsultasikan pada dokter atau penyedia layanan kesehatan terdekat bila ingin melakukan tes COVID-19 terutama bila Anda mengalami gejala atau melakukan kontak fisik dengan pasien COVID-19.

 

  1. Duncan, Allison. 2020. 3 Types of COVID-19 Tests, and Which One Is the Most Accurate. https://www.health.com/condition/infectious-diseases/coronavirus/covid-19-test-types. (Diakses pada 17 Desember 2020).
  2. FDA. 2020. Coronavirus 2019 Testing Basics. https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/coronavirus-disease-2019-testing-basics. (Diakses pada 17 Desember 2020).
  3. FDA. 2020. EUA Authorized Serology Test Performance. https://www.fda.gov/medical-devices/coronavirus-disease-2019-covid-19-emergency-use-authorizations-medical-devices/eua-authorized-serology-test-performance. (Akses pada 19 Desember 2020).
  4. Kent, Chloe. 2020. Screening for Covid-19. https://www.medicaldevice-network.com/features/types-of-covid-19-test-antibody-pcr-antigen/. (Akses pada 17 Desember 2020).
  5. MN Department of Health. 2020. Types of COVID-19 Tests. https://www.health.state.mn.us/diseases/coronavirus/testsites/types.html. (Diakses pada 17 Desember 2020).
  6. TIME. 2020. What to Know About COVID-19 Tests, From PCR to Antigen to Antibody. https://time.com/5880255/covid-19-tests-types/. (Diakses pada 17 Desember 2020).
  7. UC Davis Health. 2020. Different types of COVID-19 tests explained. https://health.ucdavis.edu/health-news/newsroom/different-types-of-covid-19-tests-explained/2020/11. (Diakses pada 17 Desember 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi