DokterSehat.Com – Salah satu hal yang sangat ditunggu-tunggu saat melakukan hubungan intim adalah mendapatkan klimaks atau orgasme. Dengan mencapai klimaks, maka pasangan tentu akan bisa merasakan kepuasan dari berhubungan intim yang bisa membuat keduanya semakin berbahagia, merasakan kenyamanan, hingga mempererat hubungan cinta pasangan. Sayangnya, tidak semua orang, khususnya kaum hawa, bisa mendapatkan orgasme meskipun sudah berkali-kali melakukan hubungan intim.
Meskipun hubungan seksual sudah merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Namun, tanpa adanya orgasme, tentu kita bisa merasakan ada yang kurang puas dan bahkan bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Apa sajakah sebenarnya pemicu masalah sulitnya kita mendapatkan orgasme saat berhubungan intim?
Pakar kesehatan menyebutkan jika ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi seseorang bisa mendapatkan orgasme atau tidak saat berhubungan intim. Sayangnya, banyak orang yang kadung menyebutkan kurang primanya pria sebagai pemicu susahnya wanita mendapatkannya. Padahal, dalam realitanya, salah satu pemicu utama dari sulitnya wanita mendapatkan orgasme adalah adanya stres atau rasa kurang nyaman. Adanya stres inilah yang membuat mereka tidak menikmati hubungan intim dengan maksimal sehingga kurang mampu mencapai orgasme.
Andai kesehatan psikologis wanita kurang baik, maka hal ini juga akan ikut mempengaruhi kesehatan fisiknya dan mempengaruhi kemampuan untuk mendapatkan orgasme. Stres juga akan menurunkan produksi hormon seks yang mempengaruhi kemampuan mendapatkan orgasme layaknya hormon estrogen dan hormon testosteron. Selain itu, stres juga akan mempengaruhi aliran darah dan kemampuan bernafas wanita saat berhubungan intim yang bisa berpengaruh besar pada kemampuan mendapatkan orgasme. Stres juga akan menurunkan lubrikasi pada vagina saat bercinta yang tentu akan membuatnya menjadi sangat tidak nyaman untuk dilakukan.
Karena alasan inilah, andai wanita ingin merasakan sensasi orgasme yang memuaskan pada setiap hubungan intim yang dilakukan, ada baiknya Ia mulai lebih baik dalam mengendalikan stresnya.