Seks anal yang dilakukan orang dengan homoseksual atau biseksual berisiko tinggi HIV. Ada beberapa penyebab seks anal yang sebabkan HIV dan init patut diwaspadai. Selengkapnya simak dalam ulasan di bawah ini!
Risiko Seks Anal yang Besar
Tidak bisa dimungkiri lagi kalau seks anal sangat berisiko bisa menularkan penyakit menular seksual khususnya HIV. Hal ini bisa terjadi karena permukaan dari anus cukup sensitif dan tipis.
Bila pria melakukan penetrasi, kemungkinan terjadi luka akan sangat besar. Kalau luka di dalam anus terbentuk, kemungkinan terjadi penularan virus cukup tinggi.
Kalau seks dilakukan secara vaginal, luka di dalam vagina mungkin saja bisa tertentu. Namun, risikonya cukup kecil dan masih besar risiko yang disebabkan oleh seks anal. Bahkan risiko penularan bisa 13 kali lebih besar kalau melakukan seks anal tanpa kondom dan 20 kali lebih besar kalau pasangannya terbukti HIV positif.
Jadi, seks anal yang tidak sehat memang harus dihindari. Kalau pun ingin dilakukan harus dengan hati-hati dan memastikan pasangan dalam kondisi sama-sama sehat.
Ada dua cara yang membuat seseorang terinfeksi HIV melalui seks anal, yaitu cairan yang mengandung HIV dan pintu masuk ke dalam tubuh seseorang.
Cairan yang mengandung HIV, antara lain:
- Darah.
- Air mani.
- Pra-air mani atau pra-cum.
- Cairan vagina.
- Cairan rektal.
- Air susu ibu (ASI).
Pintu masuk HIV dapat mencakup:
- Vagina atau anus.
- Vena, diakses dengan jarum suntik selama penggunaan narkoba.
- Tusukan jarum di rumah sakit.
Ketika terjadi penularan HIV dari seks anal, orang yang melakukan hubungan seks anal dengan Anda tidak hanya harus positif HIV, mereka juga harus memiliki jumlah HIV yang terdeteksi dalam darah atau cairan lainnya. Itu artinya bahwa mereka tidak terdiagnosis atau terdiagnosis tetapi tidak berhasil dalam pengobatan HIV.
Baca Juga: HIV/AIDS: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
Semua Jenis Seks Berisiko
Semua jenis seks berisiko menularkan penyakit menular seksual. Seks anal memang yang paling berisiko karena bisa menyebabkan luka di dalam tubuh. Namun, seks vaginal dan seks oral pun juga bisa menularkan penyakit itu dengan mudah kalau tidak dilakukan dengan aman.
Kita ambil contoh sederhana saja pada perilaku seks vaginal. Beberapa pasangan yang belum menikah selalu menganggap seks ini aman asal tidak ejakulasi di dalam. Cairan kelamin yang mengandung virus tidak hanya air mani saja. Cairan pelumas yang diproduksi wanita dan cairan pelumas yang diproduksi pria juga mengandung virus.
Jadi, kalau ada yang bilang asal tidak mengalami ejakulasi di dalam tidak akan bermasalah adalah salah. Peluang penularan penyakit tetap ada. Bahkan pada pasangan heteroseksual yang tidak acuh dengan pengaman bisa melonjak tinggi.
Terakhir pada perilaku seks oral. Selama ini seks oral selalu dianggap paling aman sehingga pasangan dengan berbagai orientasi seks melakukannya begitu saja. Beberapa penyakit seperti klamidia, gonore, dan kutil kelamin bisa menular dengan mudah melalui seks oral yang tidak aman dengan tingkat risiko yang berbeda-beda.
Baca Juga: Infeksi Menular Seksual (IMS): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Cara Menurunkan Risiko HIV
Agar risiko seks bisa diturunkan dan HIV tidak bisa menular begitu saja khususnya saat seks anal, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Berikut beberapa langkah yang harus diperhatikan, antara lain.
- Gunakan pengaman. Selalu menggunakan kondom setiap akan melakukan aktivitas seks yang berisiko. Kondom harus dipakai meski hanya melakukan seks oral saja.
- Tidak berganti-ganti pasangan. Seks dengan kondom mungkin aman, bahkan untuk seks jenis anal sekali pun. Namun, untuk seks oral, kemungkinan terkena infeksi HPV tetap ada. Virus ini juga hidup di area skrotum pria. Imtk, itu pastikan hanya dengan satu pasangan seksual.
- Bersihkan diri sebelum dan setelah seks. Pastikan untuk selalu membersihkan diri baik sebelum dan sesudah bercinta. Langkah ini untuk mencegah infeksi bakteri atau ragi.
- Cek kesehatan secara rutin. Sebaiknya rutin memeriksakan diri khususnya yang terkait penyakit menular seksual (PMS) kalau Anda sering melakukan seks kasual (hubungan tanpa komitmen) dengan beberapa orang yang berbeda.
- Jangan douching atau menggunakan enema. Melakukan douching atau menggunakan enema sebelum berhubungan seks dapat mengiritasi lapisan dubur. Douching meningkatkan risiko infeksi menular seksual dan HIV.
Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap pasangan tentang seks anal dan berbagai penyebab seks anal yang sebabkan HIV. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Anonim. 2023. Ways HIV Can be Transmitted. https://www.cdc.gov/hiv/basics/hiv-transmission/ways-people-get-hiv.html#:~:text=Anal%20sex%20is%20the%20riskiest,the%20body%20during%20anal%20sex. (Diakses pada 16 Oktober 2023)
- Myhre, James dan Dennis S. 2023. Anal Sex and Risk of HIV. https://www.verywellhealth.com/what-is-the-risk-of-hiv-from-anal-sex-49605 (Diakses pada 16 Oktober 2023)
- Rodriguez, Mathew. 2023. Does Anal Sex Cause HIV?. https://www.thebody.com/article/does-anal-sex-cause-hiv (Diakses pada 16 Oktober 2023)