Masturbasi adalah aktivitas memuaskan hasrat seks diri sendiri yang dianggap memicu disfungsi ereksi. Namun, anggapan itu hanyalah mitos belaka. Lebih lanjut ketahui mitos masturbasi dalam ulasan di bawah ini!
Mitos-mitos Masturbasi yang Perlu Anda Cek Kebenarannya
Meski masturbasi sudah biasa dilakukan banyak orang khususnya pria, seks solo ini masih sering dianggap tabu. Bahkan, mitos-mitos tentang masturbasi banyak beredar di luaran sana dan cukup menyesatkan. Oleh sebab itu, mitos ini perlu diluruskan.
Berikut ini mitos-mitos masturbasi yang salah kaprah, di antaranya:
1. Masturbasi Menyebabkan Impotensi
Masturbasi dianggap mampu membuat pria mengalami impotensi. Oleh karena itu, pria dilarang melakukannya terlalu sering atau bahkan tidak boleh melakukannya sama sekali.
Namun, sebenarnya masturbasi tidak menyebabkan pria mengalami impotensi pada pria asal dilakukan dengan frekuensi yang benar dan tidak kasar.
Kalau pria melakukan masturbasi dengan kasar dan setiap hari, ada kemungkinan penis mengalami lecet. Luka ini mungkin bisa menjadi penyebab impotensi. Selanjutnya, kalau pria sampai ketagihan dengan masturbasi, ada kemungkinan terjadi gangguan orgasme atau rangsangan.
2. Masturbasi Tidak Memiliki Batasan
Mitos masturbasi yang salah kaprah berikutnya adalah masturbasi tidak bisa dilakukan karena berbahaya. Ada yang menganggapnya aman sehingga bisa dilakukan kapan saja tanpa ada batasan apa pun.
Sebenarnya pernyataan itu salah kaprah karena masturbasi tetap memiliki batas dan tidak bisa dilakukan sembarangan.
Seperti halnya orang yang sedang bercinta, normalnya dilakukan dua hari sekali. Kalau dilakukan lebih dari itu akan ada gangguan pada organ seksual. Masturbasi berlebihan akan menyebabkan luka di penis.
Selain itu, ada kemungkinan masturbasi menyebabkan gangguan secara psikologi yang sebelum tidak diperhatikan oleh banyak orang.
3. Masturbasi Karena Kurang Puas secara Seksual
Masturbasi sering kali dianggap sebagai jalan untuk memuaskan diri karena saat bercinta dengan pasangan tidak ada kepuasan. Tentu ini adalah mitos masturbasi yang salah kaprah.
Sering melakukan masturbasi artinya tidak puas saat berhubungan badan. Pernyataan ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar karena banyak pria atau wanita yang puas saat seks, tapi tetap masturbasi.
Sebenarnya yang menyebabkan pria atau wanita masturbasi meski sudah menikah adalah ingin meredakan ketegangan atau stres. Semua orang tetap ingin menikmati me time mereka tanpa harus ada pasangan. Oleh karena itu, jangan memercayai masturbasi merupakan bagian dari ketidakpuasan seksual.
4. Masturbasi Dianggap Tidak Normal
Masturbasi sering dianggap sebagai aktivitas yang tidak normal, padahal tidak. Masturbasi bisa dilakukan oleh siapa saja apa pun statusnya. Menikah atau tidak masturbasi tetap akan memberikan kepuasan secara seksual.
Meski termasuk aktivitas biasa, saat melakukannya tidak boleh sembarangan. Kalau sembarangan melakukan masturbasi penis dan vagina akan mengalami luka.
Saat melakukan masturbasi tetap lakukan kontrol dan pakai pelumas untuk mengurangi adanya cedera di kemaluan dan menyebabkan infeksi.
Baca Juga: 10 Cara Melakukan Masturbasi untuk Wanita, Nikmat dan Aman
5. Masturbasi Tidak Bermanfaat untuk Tubuh
Masturbasi memang memberikan kenikmatan seks, tetapi dianggap tidak memiliki manfaat untuk tubuh. Mitos masturbasi ini sering muncul di luaran sana, sehingga menyebabkan beberapa orang takut melakukannya.
Ada yang menganggap masturbasi justru buruk untuk fertilitas dari pria karena sering membuang sperma hingga habis.
Masturbasi sebenarnya memiliki cukup banyak manfaat jika dilakukan dengan benar. Maksud dari benar di sini adalah frekuensinya yang tidak berlebihan dan tidak dilakukan karena ketagihan pornografi. Kalau masturbasi dilakukan dengan benar, pria atau wanita akan jarang stres.
6. Masturbasi Menyebabkan Kebutaan
Masturbasi tidak dapat menyebabkan mata Anda buta. Bahkan penelitian yang dilakukan mengenai perdebatan ini belum dapat menemukan hubungan antara masturbasi dan kebutaan.
Sebaliknya, penelitian-penelitian ini mengungkapkan bahwa orang yang melakukan masturbasi 4 kali sehari atau lebih selama bertahun-tahun tidak ditemukan menderita penyakit apa pun yang disebabkan oleh masturbasi, termasuk kebutaan.
7. Masturbasi Menyebabkan Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mempertahankan atau mendapatkan ereksi saat berhubungan intim. Penyebab disfungsi seksual ini bermacam-macam, namun masturbasi tidak termasuk dalam daftar penyebabnya.
Apa yang sebenarnya terjadi adalah ketika Anda melakukan masturbasi berulang kali, Anda menjadi terbiasa dengan sentuhan diri sendiri atau sensasi tertentu. Sebagai akibatnya, Anda mungkin akan kesulitan mencapai orgasme bersama pasangan.
8. Wanita Tidak Boleh Melakukan Masturbasi
Penelitian mengungkapkan bahwa sebenarnya wanita melakukan masturbasi hampir sama banyaknya dengan pria. Bedanya, perempuan tidak terlalu vokal mengenai hal ini dibanding laki-laki.
Perempuan yang mengeksplorasi seksualitasnya dianggap aib apalagi melakukan masturbasi. Akibat stigma tersebut, meski sebagian besar perempuan rutin melakukan masturbasi, mereka memilih berpura-pura saat dihadapkan pada topik ini.
9. Orang yang Menjalin Hubungan Tidak Masturbasi
Baik lajang atau sedang menjalin hubungan, masturbasi adalah aktivitas seksual sehat yang dapat dilakukan untuk memenuhi hasrat seksual. Apalagi masturbasi bisa menjadi salah satu teknik foreplay atau pemanasan bercinta.
Penelitian menunjukkan bahwa masturbasi adalah perilaku yang sangat umum dilakukan, ada sekitar 92% pria dan 62% wanita melakukan masturbasi. Terkadang, pasangan juga melakukan masturbasi bersama sebagai bagian dari aktivitas seksual mereka.
10. Masturbasi di Usia Dini Picu Perilaku Seksual Menyimpang
Usia remaja boleh saja melakukan masturbasi. Penelitian mengungkapkan bahwa remaja yang melakukan masturbasi memiliki pengalaman seksual yang positif di kemudian hari.
Mereka yang belajar tentang seks dapat terhindar dari penularan penyakit menular seksual dan risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
11. Masturbasi Merusak Alat Kelamin
Menyentuh alat kelamin kemungkinan besar tidak akan merusaknya. Organ seks dirancang untuk menahan gesekan dan karenanya merupakan organ yang sangat tangguh.
Kerusakan yang bisa ditimbulkan akibat masturbasi adalah sedikit lecet. Namun, itu bisa dicegah dengan penggunaan pelumas.
12. Mastusbasi Sebabkan Kebotakan
Ada banyak teori yang menjadi cikal-bakal mitos masturbasi bisa menyebabkan kerontokan rambut rontok dan kebotakan. Salah satu teorinya adalah masalah protein yang dikeluarkan.
Saat mengalami ejakulasi, pria akan mengeluarkan cukup banyak protein di dalam air mani. Kalau cairan ini terus keluar, maka kadar protein di tubuh bisa turun. Banyaknya protein yang keluar ini dianggap bertanggung jawab dengan kerontokan.
Namun, faktanya bahwa kerontokan rambut bisa terjadi karena faktor gen dan kesehatan kulit kepala. Keluarnya banyak protein tidak berpengaruh apa pun.
Itulah ulasan sederet mitos masturbasi yang salah kaprah, namun sering sekali dipercaya oleh pria dan juga wanita. Meskipun masturbasi boleh dilakukan, sebaiknya jangan terlalu berlebihan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!
- Bailey, Eileen. 2016. Masturbation: Myths and Facts. https://www.healthcentral.com/article/masturbation-myths-and-facts (Diakses pada 23 November 2023)
- Jain, Shriyans. 2023. 10 Common Myths About Masturbation – Not Time to Bust It. https://www.lybrate.com/topic/6-common-myths-on-masturbation-busted/63162e90d9a374ccf64a1307d25df425 (Diakses pada 23 November 2023)
- Nichols, Hannah. 2023. Are there side effects to masturbation?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320265 (Diakses pada 23 November 2023)