Rasa sakit atau perih saat berhubungan seksual sering kali dirasakan oleh wanita, namun rasa perih ini juga bisa dialami oleh kaum pria. Data menunjukkan sekitar 15 persen wanita dan 5 persen pria mengalami masalah seks yang terasa menyakitkan. Apa saja kondisi yang bisa menyebabkan hal ini?
Penyebab Perih saat Berhubungan Intim
Perlu diketahui, rasa perih saat berhubungan intim atau dalam bahasa medisnya disebut dispareunia, dapat disebabkan oleh dua faktor yakni fisik dan psikis. Berikut adalah berbagai penyebab sakit saat berhubungan, di antaranya:
1. Infeksi
Seperti dikutip dari Health24, rasa perih saat berhubungan badan pada pria bisa dirasakan saat ia sedang ereksi atau ejakulasi. Masalah pada alat kelamin ini kerap kali diawali dari infeksi atau iritasi.
2. Penyakit kelamin
Sebab lainnya bisa karena peradangan pada saluran uretra atau prostat, penyakit menular seksual, seperti herpes atau kutil kelamin.
Dispareunia juga dapat terjadi saat awal penetrasi penis ke dalam vagina, selama berhubungan seksual ataupun setelahnya. Biasanya, dapat juga disertai dengan nyeri berkemih
Jika kulit pada alat kelaminnya meradang, hal itu akan terasa menyakitkan saat penis dikeluarkan dari lubang vagina usai penetrasi. Dokter biasanya akan merekomendasikan antibiotik untuk mengobati infeksi alat kelamin.
3. Kekeringan vagina
Sementara rasa sakit saat berhubungan pada wanita sering kali disebabkan oleh masalah kekeringan cairan vagina.
Normalnya, vagina akan mengeluarkan lendir saat terangsang secara seksual. Lendir ini berfungsi sebagai pelumas untuk memudahkan jalan penis masuk ke lubang vagina, sekaligus juga mengurangi rasa nyeri pada wanita.
Namun, jika proses ini terganggu akibat jumlah lendir sedikit hal itu akan menyebabkan vagina perih saat penetrasi dan perih setelah berhubungan.
Selain itu, beberapa faktor yang dapat mengurangi lubrikasi pada wanita seperti usia menjelang menopause, menyusui, menstruasi, merokok, dan kondisi biologis.
Keluhan 1 hingga 3 ini biasanya hilang dengan sendirinya setelah selesai sanggama.
4. Cedera
Cedera atau iritasi akibat kecelakaan, pembedahan panggul, sunat pada wanita atau munculnya luka saat melahirkan untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
5. Kelainan bawaan
Kelainan yang muncul saat lahir seperti vagina tidak terbentuk sempurna (agenesis vagina) atau perkembangan membran yang menghalangi lubang vagina (selaput imperforata), dapat menyebabkan dispareunia.
6. Obat-obatan
Konsumsi obat-obatan anti-esterogen, pil KB, dan obat-obatan antihipertensi yang bekerja sebagai antialergi pada obat-obatan tertentu adalah beberapa hal yang bisa membuat vagina terasa perih.
Baca Juga: Petting: Definsi, Contoh, Manfaat, dan Bahayanya bagi Kesehatan Seksual
Penyebab Lain Nyeri saat Berhubungan intim
Selain beberapa contoh di atas, kondisi ini di bawah ini juga bisa menjadi penyebab kenapa setiap berhubungan selalu perih:
- Perasaan takut sebelum bercinta kerap dirasakan oleh wanita. Secara tidak sadar, hal itu membuat otot vagina kejang sehingga membuatnya sakit saat pasangan melakukan penetrasi.
- Cedera atau iritasi. Dapat disebabkan operasi panggul atau akibat kecelakaan. Selain itu, hal ini bisa juga disebabkan episiotomi.
- Infeksi kelamin yang menyebabkan radang di area vagina. Kondisi ini sering terjadi dan biasanya disebabkan oleh infeksi jamur. Infeksi bakteri seperti vagonis bakterialis, dan infeksi trikomoniasis.
- Wanita dengan endometriosis.
- Wanita dengan penyakit radang panggul, terutama ketika ada tekanan-tekanan saat berhubungan seksual.
- Wanita yang menjalani kemoterapi atau radiasi.
- Kanker leher rahim yang diikuti dengan pendarahan pervaginam.
Selain disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik, rasa sakit bisa muncul juga karena faktor emosional, seperti perasaan stres, depresi, cemas, khawatir dengan penampilan fisik, atau memiliki riwayat pelecehan seksual.
Gejala Perih saat Berhubungan Intim
Gejala nyeri atau sakit saat berhubungan intim dapat terjadi segera atau setelah berhubungan seksual, berikut di antaranya:
- Gejala yang paling umum adalah rasa sakit saat masuk (intromission). Rasa sakit dapat digambarkan sebagai tajam atau rasa terbakar.
- Gejala kedua yang paling umum adalah rasa sakit yang dalam.
- Gejala lain termasuk perasaan kejang otot, kram panggul, atau kekakuan otot.
Seorang wanita mungkin merasakan vagina perih saat berhubungan seksual bahkan tanpa penyebab fisik. Rasa sakit seksual tanpa penyebab fisik yang jelas mungkin memiliki asal psikologis.
Baca Juga: Manfaat Menggunakan Pelumas saat Berhubungan Seks
Cara Mengobati Perih saat Behubungan
Cara cepat untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan pelumas buatan yang banyak beredar di pasaran. Pelumas buatan ini umumnya berbahan dasar air yang mana dapat meningkatkan atau menggantikan pelumas alami vagina.
Solusi yang bisa dicoba dan sering kali terlewatkan untuk mengurangi rasa perih saat berhubungan badan adalah menggunakan teknik foreplay yang baru. Sementara itu. jika perih saat berhubungan disebabkan oleh faktor psikologis, Anda bisa menggunakan metode terapi yang harus dijalani oleh pasangan.
Sebelum ditemukan pelumas berbahan dasar air, banyak pasangan mengandalkan pelumas buatan berbahan dasar minyak. Meski keduanya pilihan yang sehat sebagai alat bantu seks, namun pelumas berbahan dasar minyak kurang disarankan karena dapat memicu perkembangbiakan bakteri sehingga menyebabkan infeksi.
Jika Anda ragu menggunakan pelumas buatan. Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter mengenai produk apa yang cocok untuk Anda.
Spesialisasi dokter yang mengobati perih saat berhubungan
Jika vagina perih saat berhubungan mungkin perlu mendapat penanganan dari spesialis berikut:
- Ginekolog: Pemeriksaan atau pengujian panggul menyeluruh.
- Ahli Urologi: Evaluasi kandung kemih dan uretra.
- Spesialis kesehatan perilaku: Evaluasi kemungkinan kontributor sosial atau psikologis untuk masalah ini.
Mencegah Sakit saat Berhubungan Intim
Dalam upaya mencegah penyebab sakit ketika berhubungan, seorang wanita mungkin menghindari atau menghentikan penggunaan hal-hal berikut:
- Hindari douching (mencuci vagina dengan cairan berbahan kimia).
- Parfum vagina.
- Mandi busa.
- Kertas toilet beraroma atau berwarna.
- Panty liners atau pakaian dalam yang ketat.