Terbit: 18 May 2016 | Diperbarui: 28 November 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kriptorkidisme adalah kondisi di mana testis tidak turun ke skrotum atau kantung testis. Bila tidak diobati, ini mengganggu kesuburan. Lebih lanjut simak penyebab hingga pengobatannya di bawah ini.

Mengenal Kriptorkidisme, Testis Tidak Turun pada Bayi Baru Lahir

Apa itu Kriptorkidisme?

Kriptorkidisme adalah kondisi ketika testis tidak turun ke tempat yang semestinya di skrotum (kantung testis) sebelum lahir. Biasanya hanya satu testis yang tidak turun ke skrotum, tetapi terkadang kedua testis.

Testis yang tidak turun lebih sering terjadi pada bayi prematur daripada bayi cukup bulan. Testis yang tidak turun biasanya bergerak turun dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah bayi lahir.

Kriptorkidisme biasanya tidak menyebabkan rasa sakit, tapi  dapat mengganggu kesehatan, seperti masalah kesuburan dan kanker testis.

Jika bayi memiliki testis yang tidak turun dan tidak dapat diperbaiki dengan sendirinya, pembedahan mungkin dapat dilakukan untuk memindahkan testis ke dalam skrotum.

Penyebab Kriptorkidisme

Pada tahap awal perkembangan, semua janin memiliki struktur yang berkembang menjadi organ reproduksi pria atau wanita.

Janin menerima kromosom seks baik dari ibu dan ayahnya. Kromosom seks adalah sepasang molekul DNA. Kromosomnya akan menjadi XX pada janin perempuan, dan XY jika janinnya laki-laki.

Saat janin berkembang, gen XY mendorong perkembangan testis yang menghasilkan hormon untuk mendorong pertumbuhan saluran reproduksi pria.

Para ilmuwan berpendapat bahwa testis mungkin dapat berkembang secara tidak benar. Perkembangan alat kelamin yang tidak normal juga mungkin berasal dari sindrom insensitivitas androgen (AIS), suatu kelainan genetik ketika janin XY tidak merespons hormon pria, seperti hormon testosteron.

Bayi baru lahir dengan AIS mungkin memiliki ciri-ciri kewanitaan, seperti vagina yang pendek dan berkantung, tetapi tidak memiliki rahim, ovarium, atau saluran tuba. Testis bayi mungkin berada di perut atau kanalis inguinalis.

Banyak ahli percaya bahwa sebagian besar kasus kriptorkidisme terjadi ketika kombinasi faktor genetik, kesehatan ibu, dan beberapa faktor lingkungan mengganggu keseimbangan hormon, menyebabkan perubahan fisik, dan mengganggu aktivitas saraf yang terlibat dalam perkembangan testis.

Meskipun penyebabnya belum jelas, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kriptorkidisme, antara lain:

  • Kelahiran prematur.
  • Berat badan lahir rendah (BBLR).
  • Memiliki keluarga dengan riwayat kriptorkidisme atau masalah lain terkait perkembangan alat kelamin.
  • Kondisi kesehatan pada bayi, misalnya Cerebral Palsy, Down syndrome, atau adanya masalah pada dinding perut.
  • Ibu menderita diabetes (tipe 1, tipe 2, atau gestasional) sebelum atau selama kehamilan.
  • Ibu obesitas.
  • Konsumsi alkohol selama kehamilan.
  • Merokok atau terpapar asap rokok selama kehamilan.
  • Terpapar pestisida selama kehamilan.

Baca Juga: Retraktil Testis: Ciri-Ciri, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Cara Mengatasi Kriptorkidisme

Jika testis anak belum masuk ke dalam skrotum pada saat berusia enam bulan, sebaiknya konsultasikan ke dokter tentang pengobatannya. Dokter urologi anak adalah dokter spesialis yang menangani masalah testis tidak turun.

Adapun pilihan pengobatan untuk testis yang tidak turun meliputi:

1. Terapi Hormon

Dalam kasus yang jarang terjadi – terutama ketika testis berada di dekat skrotum – dokter mungkin akan menyarankan pengobatan hormonal. Dokter akan memberi anak tersebut serangkaian suntikan hCG (human chorionic gonadotropin). Hormon berfungsi mendorong testis turun ke skrotum.

2. Pembedahan

Biasanya testis yang tidak turun diperbaiki dengan pembedahan atau operasi. Dokter bedah memindahkan testis ke dalam skrotum dan menjahitnya pada tempatnya. Metode ini disebut orkiopeksi. Tindakan operasi ini dapat dilakukan melalui sayatan kecil di selangkangan, skrotum, atau keduanya.

Jadwal operasi akan bergantung pada banyak faktor, termasuk kesehatan bayi dan seberapa sulit prosedur yang harus dilakukan. Dokter bedah kemungkinan besar akan menyarankan untuk melakukan operasi saat bayi berusia antara 6 dan 18 bulan.

Perawatan dini dengan pembedahan kemungkinan menurunkan risiko masalah kesehatan di kemudian hari.

Dalam beberapa kasus, testis mungkin rusak atau terdapat jaringan mati. Dalam kondisi ini, dokter bedah harus mengangkat jaringan ini.

Jika bayi juga menderita hernia inguinalis, hernia tersebut akan diperbaiki selama operasi. Setelah operasi, dokter bedah akan memantau testis untuk melihat apakah testisnya berkembang, berfungsi dengan baik, dan tetap di tempatnya. Pemantauan mungkin mencakup pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG pada skrotum, dan tes kadar hormon.

3. Perawatan Lainnya

Jika anak tidak memiliki salah satu atau kedua testis (karena salah satu atau keduanya tidak ada atau diangkat selama operasi), perawatan lain mungkin dapat membantu.

Implan buatan mungkin dapat membuat skrotum tampak teratur. Ini ditempatkan di skrotum dengan operasi, yang dapat ditanamkan setidaknya enam bulan setelah prosedur skrotum atau setelah pubertas.

Bila anak tidak memiliki setidaknya satu testis yang sehat, anak mungkin akan dirujuk ke ahli hormon yang disebut ahli endokrinologi. Orang tua anak dapat berdiskusi dengan dokter tentang perawatan hormon di masa depan yang diperlukan untuk mewujudkan pubertas dan pematangan fisik.

Itu dia ulasan tentang kriptorkidisme yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Apabila Anda merasa anak memiliki satu atau kedua testis, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat untuk anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2020. Undescended Testicles. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17594-undescended-testicles#management-and-treatment (Diakses pada 28 November 2023)
  2. Anonim. 2022. What Is an Undescended Testicle?. https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-an-undescended-testicle#1-1 (Diakses pada 28 November 2023)
  3. Anonim. 2023. Undescended testicle. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/undescended-testicle/symptoms-causes/syc-20351995 (Diakses pada 28 November 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi