Terbit: 1 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Perkara masturbasi masih menjadi hal yang cukup menarik di kalangan pria. Ada pria yang melarang melakukannya karena bisa menyebabkan impotensi. Selain itu, ada yang menyarankannya kalau sedang stres karena bisa membuat tubuh jadi segar. Nah, kira-kira mana yang benar dari saran yang dikeluarkan beberapa pria tersebut?

Masturbasi yang Aman dalam Seminggu Berapa Kali?

Sebenarnya masturbasi bisa dilakukan dan cukup normal. Melakukan masturbasi juga memberikan manfaat meski efek sampingnya juga cukup banyak kalau berlebihan. Dengan kelebihan dan kekurangan ini kira-kira berapa kali masturbasi bisa dilakukan dengan aman dalam jangka waktu satu minggu?

Masturbasi yang aman dalam satu minggu

Sebenarnya jumlah atau frekuensi masturbasi yang aman tidak ada pakemnya. Masalah aman dan tidaknya juga tergantung dengan kebiasaan atau kehidupan dari pria. Misal, pada pria yang sudah menikah. Karena mereka bisa melakukan seks selama 1-2 kali seminggu, masturbasi tentu tidak bisa dilakukan lebih dari 2 kali.

Kalau pria belum menikah dan tidak ingin melakukan premarital seks, mereka sangat disarankan untuk melakukan masturbasi. Sekitar 1-2 kali dalam satu minggu saja mungkin sudah cukup. Yang penting, masturbasi bisa mengakomodasi kebutuhan yang dimiliki oleh pria setiap minggunya.

Pria mungkin bisa melakukan masturbasi lebih dari 2 kali dalam seminggu. Namun, mereka harus memperhatikan banyak hal. Pertama, apakah masturbasi itu benar-benar dibutuhkan. Kalau tidak bisa dihindari dengan melakukan aktivitas lain. Selanjutnya, apakah masturbasi mengganggu kehidupan sehari-hari atau tidak? Kalau mengganggu hari dikurangi.

Kalau pria memaksakan diri untuk melakukan masturbasi secara reguler setiap hari, bisa jadi mereka kecanduan. Kalau sudah ada pada fase ini, kehidupan seks yang lebih aktual akan terganggu.

Manfaat masturbasi pada pria

Masturbasi yang dilakukan dengan frekuensi benar dan tidak berlebihan memiliki cukup banyak manfaat. Berikut beberapa manfaat masturbasi selengkapnya.

  • Menurunkan stres yang berlebihan. Pria yang bekerja di kantor cenderung memiliki banyak tekanan akibat pekerjaan. Ada kalanya mereka tidak bisa mengendalikan stres sehingga pekerjaan jadi kacau. Masturbasi bisa digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut dengan mudah.
  • Membuat pria tidur dengan nyenyak. Pria yang susah tidur dan insomnia biasanya terbantu dengan melakukan masturbasi. Hormon yang memberikan efek relaks bisa membuat pria mudah tidur.
  • Menghindari penyakit menular seksual. Pria yang belum menikah akan rawan kalau melakukan seks dengan orang yang bukan pasangan. Itulah kenapa masturbasi harus dilakukan meredakan keinginan bercinta yang berlebihan.
  • Mendekatkan pasangan. Masturbasi bisa dilakukan dengan pasangan dalam bentuk masturbasi mutualisme. Pasangan bisa saling memberikan rangsangan hingga klimaks.
  • Menurunkan risiko terkena kanker prostat. Dari penelitian yang dilakukan oleh European Urology, mengalami ejakulasi lebih dari 21 kali dalam sebulan bisa menurunkan risiko kanker prostat pada pria.

Efek masturbasi pada pria

Masturbasi yang dilakukan secara berlebihan memiliki banyak efek buruk para pria. Efek buruk ini terdiri dari:

  • Kecanduan masturbasi. Pria yang melakukan masturbasi berlebihan setiap harinya bisa mengalami kecanduan. Kondisi ini akan semakin parah kalau pria sampai melakukan masturbasi dengan bantuan film dewasa.
  • Susah mendapatkan ereksi dengan sempurna tanpa rangsangan yang maksimal.
  • Sering khawatir saat akan melakukan seks dengan pasangan.
  • Pria jadi mengalai stres atau sering merasa bersalah pasca masturbasi.
  • Mengganggu kehidupan sosial. Pria yang suka masturbasi akan susah konsentrasi saat bekerja.
  • Kerusakan pada penis karena terlalu sering digunakan.

Inilah beberapa hal tentang masturbasi yang harus dimengerti oleh pria. Jadi, dalam satu minggu, Anda bisa melakukannya 1-2 kali atau sesuai dengan kebutuhan. Intinya, jangan memaksakan diri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi