Terbit: 30 September 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Masturbasi adalah aktivitas seks yang dilakukan secara solo untuk mendapatkan kenikmatan secara instan. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh mereka yang belum memiliki pasangan atau siapa saja yang membutuhkannya. Pasangan yang sudah menikah pun masih bisa melakukan masturbasi sendiri atau mutualisme.

Efek Masturbasi pada Level Testosteron Pria

Melakukan masturbasi dengan cara yang benar akan memberikan manfaat yang besar pada tubuh seperti pereda stres. Namun, kalau dilakukan secara berlebihan bisa menyebabkan depresi hingga ketagihan. Selain itu, ada isu yang menyebutkan kalau melakukan masturbasi bisa menurunkan level dari testosteron. Benarkah demikian?

Level testosteron pasca masturbasi

Melakukan seks atau masturbasi akan membuat testosteron mengalami kenaikan dan penurunan secara instan. Saat pria mulai mengalami kenaikan libido dan melakukan seks, level testosteron di dalam tubuh akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Selanjutnya level dari hormon ini akan anjlok dengan cepat setelah mendapatkan orgasme.

Naik dan turunnya kadar testosteron ini sebenarnya hanya sementara saja. Jadi, tidak akan memberikan dampak permanen. Kalau dampak penurunan testosteron permanen, pria yang sudah melakukan seks selama bertahun-tahun tidak akan bisa mendapatkan ereksi yang sempurna dan seks akan terganggu.

Salah satu tanda penurunan testosteron yang terjadi setelah seks adalah susahnya pria untuk ereksi lagi. Biasanya pria akan membutuhkan waktu beberapa menit atau jam untuk bisa ereksi dengan sempurna dan melakukan seks kembali dengan pasangan.

Senada dengan seks yang dilakukan dengan pasangan, melakukan masturbasi juga akan menurunkan testosteron, tapi sementara saja. Selanjutnya pria akan mengalami kenaikan testosteron dan bisa melakukan masturbasi kembali atau seks dengan pasangannya.

Naik dan turunnya level testosteron di dalam tubuh pria

Naik dan turunnya testosteron pada tubuh pria biasanya terjadi karena aktivitas seks yang dilakukan secara rutin. Selebihnya, kadar hormon akan mengalami kestabilan lagi. Efek yang ditimbulkan oleh testosteron juga sementara saja yaitu ereksi. Kalau efek hormon ini terus terjadi, penis akan terus ereksi dan sebabkan rasa sakit yang besar.

Pria dengan kondisi kesehatan tertentu biasanya mengalami penurunan testosteron. Sakit yang terlalu kronis atau kerusakan pada testis akan menghambat pembentukan hormon seks yang sangat penting. Sekali saja alami gangguan, pria akan susah mendapatkan ereksi dan beberapa organ di tubuhnya tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.

Cara terbaik untuk menjaga kondisi testosteron di dalam tubuh adalah dengan merawat sanitasi penis dan menjaga suhu di dalam celana dalam. Selanjutnya pria juga tidak diperkenankan mengonsumsi makanan tertentu atau pun minuman keras karena bisa merusak testis.

Ciri-ciri turunnya testosteron pada pria

Kadar testosteron di dalam tubuh tidak bisa dilihat tanpa tes laboratorium. Namun, Anda bisa melihat ciri-cirinya dengan jelas di bawah ini.

  • Gairah seks menurun cukup drastis. Bahkan seks menjadi sangat membosankan dan ingin dihindari.
  • Mengalami masalah dengan ereksi entah itu mendapatkan ketegangan maksimal atau mempertahankannya.
  • Air mani saat ejakulasi tidak terlalu banyak.
  • Rontok rambut di bagian kepala dan wajah.
  • Merasa capai dan kehilangan banyak energi padahal tidak melakukan aktivitas berat.
  • Kehilangan masa otot di dalam tubuh. Penurunan ini membuat pria tidak mampu mengangkat benda-benda yang lebih berat.
  • Pengeroposan tulang belakang atau osteoporosis.
  • Mengalami pertumbuhan payudara yang tidak normal. Kondisi ini sering disebut gynecomastia.
  • Sering mengalami perubahan suasana hati layaknya wanita yang sedang PMS.

Kalau Anda memiliki tanda di atas dan terus bertahan cukup lama, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri. Jangan menunda terlalu lama agar tidak ada gangguan lebih parah lagi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi