Terbit: 28 February 2018 | Diperbarui: 3 January 2024
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Sex toys merupakan benda yang dapat membantu memuaskan hasrat seksual. Namun, mainan seks ini dapat menimbulkan dampak negatif jika digunakan tidak benar atau terlalu sering! Lebih lanjut simak dampak buruknya di bawah ini.

6 Dampak Buruk Menggunakan Seks Toys bagi Kesehatan

Bahaya Sex Toys untuk Kesehatan

Sex toy adalah alat seks yang kerap digunakan oleh pria atau wanita untuk memberikan kepuasan seks. Menggunakan sex toys dengan benar memang akan memberikan kenikmatan, namun jika tidak dan terlalu sering, sex toys dapat memberikan dampak negatif untuk kesehatan, seperti menularkan infeksi.

Berikut ini bahaya sex toys yang mungkin terjadi, di antaranya:

1. Klamidia

Klamidia adalah penyakit menular seksual yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melalui hubungan seks atau kontak dengan cairan genital yang terinfeksi (air mani atau cairan vagina).

Penyakit kelamin ini bisa menular melalui berbagi sex toys yang tidak dicuci atau tidak dilindungi dengan kondom baru setiap kali digunakan.

Sebagian besar penderita klamidia tidak merasakan gejala apa pun dan tidak tahu bahwa mereka mengidapnya. Adapun gejala klamidia yang dapat dikenali, meliputi:

  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Keluarnya cairan yang tidak biasa dari vagina, penis, atau anus.
  • Bagi wanita, nyeri di perut, pendarahan setelah berhubungan seks, dan pendarahan antar menstruasi.
  • Bagi pria, nyeri dan pembengkakan pada testis.

2. Herpes Genital

Herpes genital adalah penyakit menular seksual yang ditularkan melalui hubungan seks vagina, anal, dan oral. Penyakit ini disebabkan oleh dua jenis herpes simplex virus (HSV).

Herpes umumnya menyebabkan luka, yaitu berupa lepuh menyakitkan (benjolan berisi cairan) yang dapat pecah dan mengeluarkan cairan. Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya, namun bisa muncul kembali.

3. Sifilis

Sifilis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang menular melalui  kontak seksual. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan sering muncul di alat kelamin, rektum, atau mulut.

Penyakit sipilis menular dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka tersebut. Penyakit ini juga dapat ditularkan ke bayi selama kehamilan dan persalinan dan terkadang melalui menyusui.

Sifilis biasanya ditandai dengan munculnya luka kecil (chancre) di tempat bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka kecil ini kerap berkembang sekitar beberapa minggu setelah tertular bakteri dan sering kali tidak menimbulkan rasa sakit.

4. Shigella

Shigella (shigellosis) adalah infeksi usus yang disebabkan oleh golongan bakteri yang dikenal sebagai shigella. Gejala utama dari shigella adalah diare yang sering kali disertai darah. Selain itu gejalanya adalah sakit perut atau kram, demam, dan mual atau muntah.

Penyakit ini tergolong sangat menular. Orang bisa terinfeksi ketika mereka melakukan kontak seksual dan menelan sedikit bakteri dari feses orang yang terinfeksi shigella.

Berhubungan seks sesama laki-laki berisiko lebih tinggi terkena infeksi shigella karena adanya kontak oral-anal baik langsung maupun tidak langsung saat melakukan seks.

5. Vaginosis Bakterial

Vaginosis bakterial (BV) adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Setiap vagina yang sehat mengandung bakteri. Namun, terkadang bakteri jahat tumbuh terlalu banyak dan mengalahkan bakteri baik. Hal inilah yang mengganggu keseimbangan bakteri di vagina dan menyebabkan vaginosis bakterialis.

BV merupakan penyebab umum keputihan yang tidak biasa. BV bukanlah penyakit menular seksual, namun dapat meningkatkan risiko terkena PMS seperti klamidia.

Kebanyakan penderita vaginosis bakterial tidak memiliki gejala. Gejala yang mungkin terjadi termasuk berikut:

  • Keputihan berwarna putih pucat, abu-abu, atau kehijauan.
  • Keputihan berbau amis, terutama setelah berhubungan seks.
  • Gatal atau iritasi pada vagina.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.

6. Memaparkan Bahan Kimia Berbahaya

Sex toys kemungkinan memaparkan jumlah partikel plastik berbahaya pada tubuh penggunanya.

Partikel mikroplastik dari berbagai sumber tertelan atau diserap ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan gangguan metabolisme seperti diabetes. Bahan-bahan tersebut juga dapat mengganggu respons daya tahan tubuh dan merusak sistem saraf serta sistem reproduksi dan perkembangan.

Bersama dengan polusi udara dan kontak dengan plastik lain, sumber kontaminasi baru, yaitu sex toys, telah diidentifikasi oleh para ilmuwan.

Sex toys juga mengandung ftalat yang dapat memengaruhi kadar hormon dan hadir dalam konsentrasi yang melebihi peringatan konsumen.

 

  1. Anonim. 2023. Are sex toys safe?. https://www.nhs.uk/common-health-questions/sexual-health/are-sex-toys-safe/ (Diakses pada 3 Januari 2024)
  2. Leffman, Jim dan Katherine F. 2023. Sex toys can cause diabetes, scientists warn. https://metro.co.uk/2023/11/21/sex-toys-can-cause-diabetes-scientists-warn-19853426/ (Diakses pada 3 Januari 2024)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi