Terbit: 4 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Senggama terputus atau coitus interruptus merupakan salah satu metode kontrasepsi yang banyak dilakukan pasangan untuk mencegah kehamilan. Metode ini perlu kontrol diri yang baik sehingga sperma tidak masuk ke vagina. Simak ulasan tentang efektivitasnya berikut ini!

Benarkah Metode Coitus Interruptus Efektif Cegah Kehamilan?

Apakah Coitus Interuptus Efektif Cegah Kehamilan?

Coitus interruptus atau yang dikenal juga dengan senggama terputus merupakan metode mencegah kehamilan tradisional, yang dilakukan dengan mencabut penis dari vagina sebelum ejakulasi. Langkah ini dinilai dapat mencegah sperma masuk ke vagina sehingga kehamilan bisa dicegah. 

Banyak pasangan yang memilih metode kontrasepsi ini karena beberapa keuntungan, seperti:

  • Tidak menimbulkan efek samping
  • Tanpa alat bantu apapun
  • Bisa menjadi pilihan tepat untuk beberapa orang yang tidak ingin menggunakan metode kontrasepsi lain karena alasan kepercayaan

Di balik manfaat dan kelebihan yang dimiliki coitus interruptus, sebenarnya metode ini tidak terlalu efektif untuk mencegah kehamilan. Metode ini hanya memiliki efektivitas sebesar 78 persen. 

Artinya, sekitar 1 dari 5 wanita yang menggunakan metode kontrasepsi ini selama setahun akan tetap hamil. Sebagai perbandingan, penggunaan kondom memiliki efektivitas sebesar 98 persen untuk mencegah kehamilan jika digunakan dengan benar. 

Sebenarnya, setiap pria akan mengeluarkan cairan pra-ejakulasi sesaat sebelum ejakulasi. Cairan ini sebenarnya sudah mengandung sperma. Oleh sebab itu, pria perlu mengenali tubuhnya sehingga bisa tahu kapan akan orgasme, klimaks, dan ejakulasi. 

Melalui pengenalan tubuh, pria jadi bisa lebih mengendalikan diri dan tahu waktu yang tepat untuk mencabut penis dari vagina saat melakukan hubungan seksual. 

Baca Juga10 Makanan Pencegah Kehamilan, Benarkah Efektif?

Risiko Kontrasepsi Metode Coitus Interuptus

Selain dinilai tidak cukup efektif untuk mencegah kehamilan, metode ini juga memiliki beberapa risiko yang perlu diperhatikan.

Beberapa risiko menggunakan metode kontrasepsi coitus interruptus yang perlu diketahui, antara lain:

1. Tidak Mampu Melindungi dari Infeksi Menular Seksual

Penyakit menular seksual pada umumnya ditularkan lewat kontak langsung alat kelamin atau cairan tubuh. Pada metode kontrasepsi coitus interruptus, pria maupun wanita tidak menggunakan pelindung apapun. Dengan demikian, metode ini tidak mampu melindungi pasangan dari penyakit kelamin. 

Air mani pria pengidap HIV mengandung sel HIV aktif, sehingga bisa menjadi media utama untuk menularkan virus saat berhubungan intim. Apabila air mani sudah keluar saat pra-ejakulasi maka wanita sebagai partner seksual memiliki risiko tinggi untuk terkena HIV. 

2. Risiko Tinggi Sperma Keluar Melalui Cairan Pre-Ejakulasi

Jika ingin menggunakan metode kontrasepsi ini, pria perlu memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik. Apabila tidak mampu memperkirakan waktu yang tepat untuk menarik penis, maka risiko kehamilan akan meningkat. 

Tidak hanya itu, saat pria bergairah, penis akan mengeluarkan sedikit air mani atau yang dikenal dengan cairan pra-ejakulasi. Cairan ini mungkin mengandung sperma meskipun jumlahnya tidak sebanyak saat ejakulasi.

Meskipun jumlahnya sedikit, tetapi sperma tetap bisa masuk ke dalam vagina dan membuahi sel telur. Dengan demikian, risiko kehamilan akan meningkat. 

3. Tidak Cukup Efektif untuk Mencegah Kehamilan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, metode coitus interruptus memiliki peluang kegagalan sekitar 20 persen. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan alat kontrasepsi kondom, yaitu hanya sekitar 3 hingga 9 persen. 

Peluang kegagalan coitus interruptus lebih tinggi karena kebanyakan pria tidak mampu menarik penis pada waktu yang tepat, sehingga ejakulasi terjadi dalam vagina. Selain itu, pria juga bisa mengalami ejakulasi dini sehingga cairan sperma akhirnya masuk ke dalam vagina. 

Jenis Kontrasepsi yang Lebih Efektif

Selain coitus interruptus atau menggunakan kondom, ada beberapa metode kontrasepsi lain yang dinilai lebih efektif untuk mencegah kehamilan, antara lain:

1. Pil KB

Pil KB merupakan jenis kontrasepsi oral yang memiliki efektivitas hingga 99 persen dalam mencegah kehamilan jika dikonsumsi secara konsisten setiap hari seperti yang diresepkan. 

Ada dua jenis pil KB, tetapi keduanya mengandung hormon yang mampu mencegah kehamilan. Ada pil yang mengandung hormon estrogen dan progestin, tetapi ada juga yang mengandung hormon progestin saja. 

Pil KB ini bekerja dengan menghentikan atau mengurangi ovulasi, membuat lendir mulut rahim menjadi lebih kental, serta membuat dinding rahim menjadi lebih tipis. Semua cara ini dapat mencegah kehamilan. 

Baca Juga11 Manfaat Pil KB selain Mencegah Kehamilan (Jarang Diketahui)

2. Kontrasepsi Suntik

Metode kontrasepsi lain yang bisa menjadi pilihan adalah kontrasepsi suntik. Cara ini dilakukan dengan menyuntikkan hormon sintetis dari progesteron atau kombinasi estrogen dan progesteron ke bokong atau lengan wanita. 

Hormon yang sudah disuntikkan akan bekerja dengan menghentikan ovulasi serta membuat lapisan lendir di serviks menjadi lebih kental. Kondisi ini akan membuat sperma menjadi lebih sulit mencapai rahim. 

Itu dia ulasan singkat tentang efektivitas metode kontrasepsi coitus interruptus untuk mencegah kehamilan. Metode ini sebenarnya bukan metode yang efektif jika ingin mencegah kehamilan. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk memilih metode lainnya. 

Jika ingin mengetahui metode mencegah kehamilan lain, jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Dokter akan membantu untuk menentukan metode kontrasepsi yang cocok dan tepat untuk Anda.

  1. CDC. 2017. Coitus Interruptus (Withdrawal). https://www.cdc.gov/reproductivehealth/mmwr/mec/appendixh.html. (Diakses pada 13 Juli 2023). 
  2. Cleveland Clinic. 2023. Birth Control Pills. https://my.clevelandclinic.org/health/drugs/3977-birth-control-the-pill. (Diakses pada 13 Juli 2023). 
  3. Langmaid, Stephanie. 2022. Pull Out Method (Withdrawal). https://www.webmd.com/sex/birth-control/pull-out-withdrawa. (Diakses pada 13 Juli 2023). 
  4. Mayo Clinic Staff. 2022. Withdrawal method (coitus interruptus). https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/withdrawal-method/about/pac-20395283. (Diakses pada 13 Juli 2023). 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi