Aseksual sebenarnya merupakan salah satu jenis orientasi seksual, layaknya gay atau lesbian. Orientasi seksual ini hanya memiliki sedikit ketertarikan seksual atau bahkan tidak ada sama sekali. Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Aseksual?
Aseksual adalah kondisi di mana seseorang hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali ketertarikan seksual baik pada lawan jenis maupun sesama jenis.
Seorang aseksual masih bisa merasakan rangsangan dan sebenarnya bisa melakukan aktivitas seksual dengan normal, tapi mereka tidak memiliki ketertarikan sama sekali untuk melakukannya.
Sebagian kaum aseksual menyadari aseksualitasnya ketika memasuki usia remaja. Pada awalnya kebanyakan aseksual hanya mengira dirinya bukan heteroseksual, karena tidak memiliki ketertarikan pada lawan jenis.
Namun, lama kelamaan mereka pun menyadari bahwa ternyata dirinya juga tidak tertarik pada lawan jenis dan bukan termasuk homoseksual.
Seorang aseksual memiliki kebutuhan emosional yang sama dengan orang lain. Kebanyakan dari mereka memiliki keinginan untuk memiliki hubungan emosional dengan orang lain, baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda.
Baca Juga: Memahami Panseksual, Orientasi Seksual Paling Bebas dan Terbuka!
Aseksualitas Bukan Gangguan Seksual
Beberapa orang berpikir bahwa aseksual termasuk dalam masalah mental yang perlu penanganan khusus. Namun, kaum aseksual tidak merasa terganggu sama sekali dengan kondisinya.
Oleh sebab itu, label aseksual sebenarnya kurang tepat. Istilah ini memberikan stigma bahwa kondisi yang dialami menyulitkan dan membuat seseorang merasa tidak nyaman. Padahal, kondisi ini tidak mengganggu atau membuat menderita seseorang yang memilikinya.
Ciri-Ciri Aseksual
Ciri utama aseksual adalah tidak menginginkan berhubungan seksual dengan manusia lainnya, tetapi ternyata tidak semua aseksual tidak menjalin hubungan sama sekali atau tidak melakukan aktivitas seksual sama sekali.
Beberapa ciri-ciri aseksual antara lain:
1. Tidak Tertarik Tapi Masih Bisa Melakukan Hubungan Seksual
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seorang yang aseksual bisa melakukan hubungan seksual dengan normal. Sebagian aseksual bahkan dapat menikah dan bahkan memiliki anak.
Seorang aseksual dapat merespons rangsangan dan merasakan orgasme, meskipun secara keseluruhan berpikir bahwa tidak ada keuntungan ataupun kenikmatan dari hubungan seksual tersebut.
2. Masih Memiliki Fantasi Seks
Aseksualitas tidak selalu membuat seseorang tidak memiliki fantasi seksual. Bahkan fantasi seksual dari seorang aseksual dianggap bisa lebih luas dibandingkan para homoseksual, heteroseksual, maupun biseksual. Sebagian orang yang aseksual juga mengakui masih melakukan mastrubasi dan masih dapat terangsang ketika menonton film porno.
3. Bisa Menjalin Hubungan Tanpa Seks
Aktivitas seksual memang berkaitan erat dengan suatu hubungan percintaan, tapi tentunya tidak bagi para aseksual. Sebagian aseksual masih tertarik dengan hubungan percintaan, namun tidak tertarik untuk melakukan hubungan seks. Selanjutnya akan dijelaskan dalam jenis aseksual.
Penyebab Aseksual
Penyebab aseksual pada manusia belum diketahui secara pasti dan masih harus diteliti lebih lanjut untuk memastikannya. Dugaan sementara, aseksualitas dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang berasal dari internal dan eksternal.
Faktor internal penyebab aseksual bisa berasal dari genetik maupun pengaruh hormonal. Kurangnya hormon tertentu dianggap sebagai pemicu tidak adanya hasrat untuk melakukan hubungan seks.
Sementara itu, faktor eksternal yang mungkin berpengaruh adalah faktor lingkungan. Aseksual sering kali dihubungkan dengan pola hidup yang individualis yang banyak terjadi di kota besar.
Meskipun kedua faktor ini paling mungkin menyebabkan aseksualitas, tapi belum diketahui secara pasti yang mana yang paling besar pengaruhnya.
Jenis Aseksual
Secara umum, terdapat tiga jenis aseksual pada manusia, yaitu:
1. Aromantic Asexual
Seorang Aromantic asexual tidak tertarik dengan hubungan seksual sekaligus mungkin tidak memiliki keinginan untuk menjalin hubungan sama sekali. Jenis aseksual ini membuat seseorang tidak memiliki keinginan untuk memiliki pasangan dan melakukan kontak fisik dengan pasangannya tersebut.
2. Romantic Asexual
Romantic asexual adalah jenis aseksual yang masih menginginkan hubungan percintaan. Meskipun tidak tertarik untuk melakukan hubungan seks, tapi seseorang dengan aseksual jenis ini masih bisa merasakan jatuh cinta, ingin bersama dan mengenal lebih jauh, dan menghabiskan waktu bersama dengan orang yang dicintainya.
Seorang aseksual romantis masih bisa menikmati kontak fisik seperti berpelukan, berpegangan tangan, atau bahkan berciuman.
3. Gray asexual
Gray asexual adalah kondisi di antara aseksual dan non-aseksual. Saat seseorang masih memiliki hasrat seksual namun sangat rendah dan di bawah rata-rata hasrat seseorang yang normal, mungkin dapat digolongkan sebagai gray asexual.
Gray asexual sering dihubungkan dengan romantic asexual, tapi sebenarnya berbeda karena aseksual yang satu ini masih memiliki hasrat meskipun sedikit sekali.
Baca Juga: Sapiosexual, Ketika Kecerdasan Menjadi Daya Tarik Seksual
Pertimbangan Memiliki Hubungan dengan Pasangan Aseksual
Menjadi aseksual bukan berarti tidak dapat menjalin hubungan romantis sama sekali. Pasalnya, hasrat seks dan kasih sayang merupakan dua hal yang berbeda. Faktanya, beberapa orang dengan orientasi seksual aseksual tetap bisa memiliki hubungan asmara dengan orang lain.
Namun, tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat Anda memutuskan memiliki hubungan romansa dengan seorang aseksual.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Pastikan Anda dan Pasangan Bisa Menerima Satu Sama Lain dengan Tulus
Apabila Anda memutuskan untuk menikah sebagai aseksual, maka penting untuk mengingat bahwa pasangan Anda pasti memiliki hasrat seksual. Hasrat ini mungkin lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasrat yang Anda miliki.
Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan diskusi dengan pasangan untuk memenuhi hasrat seksual.
2. Pasangan Perlu Tahu Orientasi Seksual Anda
Sebelum memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, Anda dan pasangan perlu mengetahui identitas serta orientasi seksual masing-masing. Hal ini penting untuk diketahui agar masing-masing dapat menyesuaikan diri di kemudian hari.
3. Memastikan Perasaan Masing-Masing
Menjalani pernikahan sebagai seorang aseksual bukan merupakan hal mudah, baik dengan diri sendiri maupun dengan pasangan. Tidak hanya soal perasaan, sejatinya pernikahan juga perlu komitmen tingkat tinggi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Oleh sebab itu, Anda dan pasangan perlu memastikan perasaan masing-masing serta memiliki komitmen untuk menjalani pernikahan dengan harmonis. Bila muncul keraguan, Anda dan pasangan disarankan untuk berdiskusi dan memikirkan ulang tentang keputusan yang akan dibuat. \
Aseksual tidak termasuk ke dalam penyakit, karena tidak adanya gangguan biologis maupun psikologis yang terkait dengannya. Hal ini juga yang membuat seorang aseksual masih mampu menjalani hubungan romantis.
- Barrell, Amanda. 2023. What Does It Mean To Be Asexual? https://www.medicalnewstoday.com/articles/327272. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
- Bogaert, AF. 2004. Asexuality: Prevalence And Associated Factors In A National Probability Sample. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15497056. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
- Cleveland Clinic. 2022. What Does It Mean To Be Asexual? https://health.clevelandclinic.org/asexual/. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
- Ferguson, Sian dan Crystal Raypole. 2023. What Does It Mean to Be Asexual? https://www.healthline.com/health/what-is-asexual. (Diakses pada 22 Agustus 2023).
- The Trevor Project. 2021. Understanding Asexuality. https://www.thetrevorproject.org/resources/article/understanding-asexuality/. (Diakses pada 22 Agustus 2023).